Share

Bab 6

POV Ibrahim 2

Sesampainya di rumah aku begitu penasaran kenapa amplop ini begitu tebal, sebelum tidur aku cek isi amplop tersebut, Ya Allah betapa aku kaget luar biasa , disaat aku benar-benar butuh pertolongan , ALLAH kirim pertolongan lewat Herlambang, berulang-ulang aku cek totalnya , Alhamdulillah... Alhamdulillah...

Didalam Amplop tersebut ada uang dengan nominal 5 juta rupiah, Ya Allah pertolonganmu begitu nyata,

tanpa aku sadari aku menangis terisak-isak. Aku begitu terharu, pertemuan dengan Herlambang sudah bagian dari takdir Allah.

" Ayah ada apa? Kenapa tiba-tiba nangis? apa ada masalah Yah? Ujar istriku yang baru saja muncul dari kamar mandi.

" Eh .. gak ada Bu, Ayah cuma terharu saja disaat kita lagi butuh pertolongan gini, ALLAH kirimkan seseorang untuk membantu kita .

" Maksud Ayah gimana? Siapa yang bantu kita Yah? Apa Ayah cari pinjaman lagi?

" Tidak Bu, Ayah tidak cari pinjaman lagi, tapi tadi disaat jualan ada teman satu kantor Ayah dulu yang beli gorengan, beli gorengannya cuma 100 ribu, tapi dia kasih uang pakai amplop gini, total semuanya 5 juta rupiah Bu.

" Alhamdulillah... Alhamdulillah...

Benaran Yah? Kenapa dia kasih uang banyak sekali ya? siapa namanya Yah?

" Dia staff keuangan Ayah Bu, sewaktu Ayah menjabat sebagai Direktur keuangan, Pak Herlambang salah satu staff keuangan Ayah.

" MasyaAllah, kenapa dia bisa sebaik itu ya Yah? Alhamdulillah disaat kita lagi butuh pertolongan , ALLAH kirimkan dia untuk membantu kita.

" Iya Bu, kita sangat bersyukur dapat bantuan disaat lagi kesulitan.

Semoga suatu saat kita bisa balas kebaikan Pak Herlambang.

" Iya Yah, semoga saja kita selalu diberi kesehatan dan suatu saat diberi kesempatan untuk dapat bertemu dengan beliau.

" Aamiin, iya Bu.

***

Aku selalu ingat pesan Almarhum Ibu dan Ayah untuk selalu yakin akan pertolongan Allah, karena ketika kita yakin , Allah pun akan beri kita kemudahan , selalu berfikiran positif kepada Allah . Kemiskinan hidup bukanlah akhir dari kehidupan kita, Kekayaan pun tidak akan pernah kekal, hidup itu akan selalu ada ujian , tinggal bagaimana kita menyikapi ujian yang yang diberikan. Kemiskinan dan kekayaan akan selalu ada ujian dibaliknya, itulah sebagian nasehat yang diberikan oleh almarhum orang tuaku.

Esok harinya Aku bergegas kerumah Vena dan segera mengembalikan uang yang Aku pinjam beserta bunganya. Sebagai Kakak, Aku juga takut kalau Vena dan Suaminya bertengkar karena Aku, Aku ingin mereka tetap baik-baik saja, walaupun  Vena sering kali menyakiti hatiku, tapi dia adalah adikku, aku ingin selalu melihat dia bahagia. Aku harus menjalankan amanat yang telah diberikan oleh almarhum orang tuaku.

Sungguh aku kaget dengan omongan Vena, dengan teganya dia menuduh kakaknya mencuri, apa salahku padanya sehingga dia sebegitu benci kepadaku, ada rasa yang tersayat dihati ini, rasa yang amat perih yang tidak bisa aku ungkapkan dengan ribuan kata. Aku hanya bisa bersabar menghadapi sikapnya, karena bagiku dia adalah adikku , yang sangat aku sayangi, aku berharap kelak dia dapat berubah menjadi seorang Vena yang dulu, yang menghormatiku dan menyayangiku sebagai kakaknya.

***

Kini aku dapat bernafas dengan sedikit lega, sisa uang yang diberi Herlambang bisa aku gunakan untuk tambahan modal jualan, bayar sewa kios  dan uang sekolah anak-anak.

Aku berharap suatu saat nanti bisa bertemu dengan Herlambang, jika ada uang lebih mungkin uangnya akan aku balikin, aku merasa tak enak jika ini hanya dikasih cuma-cuma. Semoga dia selalu sehat dan diberikan kelancaran dalam setiap urusannya.

❤️❤️❤️

Kisah ini diangkat dari kisah nyata dan dibumbui fiksi, mohon maaf jika dalam setiap kalimat ada yang tidak berkenan.

❤️❤️❤️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status