Share

6.Rencana Kak Sita dan Mama Berhasil!

"Di ini minum tehnya dulu terus sarapan, kamu kan cape tuh habis jemurin pakaian," ujar mama dengan lembut.

Pagi ini tak seperti biasanya mama sampai membuatkan teh dan menyuruh Diandra sarapan, biasany Mama dan kak Sita tak pernah memberikannya sarapan sebelum semua pekerjaan beres, dan itu menjelang makan siang.

"I..iyaa ma, makasih Ma." Diandra tersenyum. Entahlah apa maunya mama kali ini pikir Diandra.

"Hoam..." tak sadar Diandra menguap.

"Duh kenapa jadi ngantuk banget ya, apa karena habis makan," batin Diandra

"Kenapa kamu Di, ngantuk?" Mama nampak memperhatikan Diandra.

"Nggak kok Ma. Makasih ya Ma, udah buatin teh dan sarapan buat Di," ujar Di sembari terus menguap.

"Iya, sudah sana kamu istirahat dulu dikamar."

"Tapi ma kerjaan Di belum selesai"

"Udah ga usah dipikirin."

"Iyaa Ma.. Di ke kamar dulu ya, Di tiba tiba ngantuk banget."

Mama mengangguk seraya tersenyum penuh arti.

***

"Taraaa... liat ini Ma," ujar Sita sumringah menunjukkan kalung milik Diandra yang kini berada ditangannya.

"Ya sudah hayoo... tunggu apa lagi kita pergi sekarang Sita, kita jual ke toko mas biar uangny bisa buat kita shoping shoping," Mama nampak antusias.

"Anak-anak gimana Ma?" 

"Kan Diandranya tidur, nggak bisa disuruh ngasuh anak anak, mana nyenyak banget gitu lagi. Haha... nggak akan bangun dia sampe sore juga Ma. Nanti biar Bimo lihat sendiri kelakuan istrinya Ma, nanti Mama pura-pura kayak habis ngebabu lagi ya." Sita tertawa geli, ia nampak senang sekali bisa mengerjai Diandra sedemikian rupa.

Mata Mama berbinar, "ini sih namanya sekali mendayung dua tiga pulau terlampau." 

"Ya sudah kita bawa aja anak-anak, nanti mama ajak anak-anak makan, kamu yang ke toko masnya. Takut juga nanti kalau nanti anak-anak tau dan keceplosan,bisa gawat." 

Sita menggangguk, menyetujui pendapat sang Ibu. "Mama pinter deh."

****

Pov Sita

Sudah beberapa hari ini aku punya rencana, untuk mengambil kalung Diandra. Enak saja dia, pake di belikan Bimo kalung mahal segala. Sementara aku sama Mama nggak dikasih. 

"Tapi gimana caranya yaa, sedangkan kalungnya dipakai Diandra terus, nggak pernah dilepas. Andai itu disimpannya didalam lemari maka akan dengan sangat gampang aku mengambilnya."

Ahh...akhirnya aku punya ide, obat tidur! Yes! akhirnya berhasil.

nanti biar saja dia kira kalungnya hilang jadi nggak curiga sama sekali kalau ternyata aku yang ambil. Haha.. jenius sekali bukan ideku.

***

Pukul 17.30 wib. Bimo pulang kerja, masuk ke dalam rumah tak mendapati sang istri menyambutnya seperti biasa. Gegas ia kedalam, dilihatnya mama sedang mencuci piring dan kak Sita nampak sedang repot didepan mesin cuci.

Dua keponakannya sedang bermain di ruang tengah.

"Ma... Diandra mana kok bimo nggak liat.

Bukanny bantuin Mama sama kak Sita."

Bimo masih celingak-celinguk mencari keberadaan sang istri.

"Ehh kamu nak,kok Mama nggak denger salamnya." Mama buru buru melap tangannya. Gegas Bimo mencium tangan sang Ibu.

"Mamanya nggak denger Bimo udah salam sampai berapa kali, Ma kok diandra nggak bantuin Mama kemana dia Ma, apa dia sakit?" tanya Bimo.

"Nggak kok cuma tadi siang bilangny ngantuk pengen tidur." 

"Tidur siang... sampai jam segini Ma"

Bimo nampak berang mendengar penjelasan sang mama.

"Ya udah Bimo ke kamar dulu ya Ma."

Gegas Bimo berlari menuju lantai dua menemui istrinya di kamar mereka.

Mama menggangguk.

Mama dan Sita saling pandang seraya tersenyum penuh kemenangan.

"Rasain kamu Di," batin Sita senang.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status