Share

3. Kejutan Manis Mas Bimo

"Sayang, Mas punya kejutan buat kamu, liat deh apa yang Mas bawa." 

Bimo yang baru pulang kerja nampak sumringah, seraya menunjukkan sesuatu pada Diandra.

"Sini, duduk. Di buka ya."

Diandra membelalakkan mata, terkejut tak percaya.

"Mas, ini cantik sekali." Ujarnya terkagum-kagum melihatnya. Sebuah kalung emas berbandul liontin.

"Mas pakai kan ya." Bimo memasangkan kalung tersebut dileher jenjang istrinya, seraya mencium kening istrinya.

"Maafin Mas ya Di, selama kita menikah nggak pernah bisa ngasih apa-apa sama kamu." Ujar Bimo lirih.

"Mas Bimo ngomong apa sih, makasih yaa Mas, ehmm...." Belum selesai Diandra berbicara tiba-tiba Kak Sita datang.

"Bagus ya Bim, kemarin Kakak pinjam uang untuk modal usaha Mas Dion kamu bilang nggak ada, hari ini tiba-tiba bisa beliin kalung buat istri kamu."

Kak Sita yang baru datang langsung menghampiri Bimo dan Diandra diruang tengah.

"Kamu itu lebih mentingin orang lain da...."

"Stopp Kak! Diandra ini istri Bimo bukan orang lain, paham Kakak!" Ujar Bimo ketus, emosinya benar-benar terpancing oleh ucapan Sita, Kakaknya.

"Yang orang lain itu Mas Dion! cuma ipar benalu buat Bimo." Dengan nada tinggi, Bimo kembali membalas ucapan Kak Sita. Sungguh ia sudah tak dapat menahan emosinya lagi.

Sita terperanjat mendengar semua kata kata Bimo. Tak menyangka Adiknya semarah itu.

"Bimo, kamu itu adik Kakak, sejak kapan kamu berubah seperti ini, kamu lupa kah bagaimana kehidupan kita dulu. Bagaimana hari-hari yang kita habiskan bertiga, saling berbagi saling melindungi." Kak Sita menjawab dengan lirih dan akhirnya menangis.

Bimo nampak menyesal dengan semua kata-kata yang sudah ia ucapkan. Sungguh emosi sudah menguasainya.

"Maaf Kak, aku nggak bermaksud menyakiti perasaan Kakak, tapi aku mohon... Kakak jangan seperti ini."

"Pasti semua gara gara kamu Di! kamu yang selalu mempengaruhi Bimo kan!" Tuduh Kak Sita marah, nafasnya nampak turun naik.

"Kak... aku...." Diandra terbata.

"Kak, Diandra nggak pernah mempengaruhi Bimo, sama sekali." Bimo mencoba membela sang istri.

"Bimo Sita, apa-apaan kalian ini." Mama nampak lari tergopoh dari arah belakang dengan pakaian setengah basah keringat nampak membasahi mukanya.

Bimo nampak memperhatikan mama,

"Mama habis ngapain?" Tanya Bimo.

"Ya habis ngebabulah, emangnya nyonya Bimo." Sela kak Sita 

"Kak, Diandra itu habis sakit lagi masa pemulihan, kenapa nggak Kakak yang bantuin mama! ngapain aja kerjaan Kakak dirumah."

"Hey Bim, apa kamu nggak lihat itu 2 ponakan kamu. Memang siapa yang ngurusin, ya Kakaklah ibunya. Harusny kamu tuh nggak usah terlalu manjain istri segitunya. Tega kamu liat ibu setiap hari begini, dasar anak durhaka!" kak Sita pergi berlalu meninggalkan Bimo yg mematung.

Diandra menjadi serba salah, takut juga khawatir Bimo akan marah lagi padanya. Padahal yang ia tahu ibu hanya sedang menyiram koleksi tanaman nya dihalaman belakang.

Kerjaan rumah hari semua ia yang kerjakan walaupun dengan kondisi belum pulih. Aah... kenapa Mama selalu bersandiwara didepan Mas Bimo.

"Maafin Bimo ya Ma, apa nggak sebaikny Bimo cari pembantu aja ya Ma." Bimo menggengam erat tangan Mama.

"Nggak usah Bim, kan sudah Mama bilang selagi Mama bisa mengerjakan, buat apa pakai pembantu. Lagipula Mama khawatir gaji kamu nggak cukup nanti buat bayar pembantu. Semua kebutuhan sehari hari kita dirumah ini kan dari uang gaji kamu." Bimo menarik nafas berat.

"Andai suaminya kak Sita orang yang bertanggung jawab." Lirih Bimo.

"Sudahlah Bim Dion kan sedang berusaha, ya seperti itulah jatuh bangun dalam bisnis itu hal biasa. Doakan saja Papanya Khenan dan Riana itu sukses biar bisa nyenengin dan menuhin kebutuhan dua keponakan kamu itu, cucu-cucu mama."

"Iya Ma... ohya Ma, Bimo ada kabar gembira. Bimo baru dapat bonus 30 juta hari ini, karena bos besar menang tender. Tadi udah Bimo beliin kalung buang Diandra. Dan ini, buat mama Bimo beliin cincin ya. Mama cobain deh Ma, pas nggaj ya dijari mama."

Maaf yaa ma klo Bimo baru bisa ngasih cincin. Nanti klo dapat bonus lagi pasti Bimo beliin kalung juga. Soalnya kasihan Di Ma, selama menikah baru kali ini Bimo bisa kasih sesuatu buat dia."

Mama nampak terharu seraya memeluk Bimo. Tapi matanya melotot ke arah Diandra.

Diandra yang takut melihat tatapan sang mama seketika menunduk.

"Bimo sepertinya kamu benar benar mencintai Diandra, priotas kamu sudah bukan lagi mama sekarang. Bagaimana nanti jika kamu benar benar melupakan mama." Mama membatin dalam hatinya terluka tapi dia berpura pura bahagia didepan Bimo.

***

"Hah ini cincin cuma 5 juta Ma hargany, Sedangkan Diandra dibeliin kalung 20 jt." Ujar Sita setelah melihat surat Perhiasan yg disodorkan Mama.

Sita mengebrak meja hias dikamarny.. 

"Sstttt. Sita jangan berisik dong."

"Kesel Sita Ma, gila kali ya itu si Bimo. Sita juga nggak dibeliin apa-apa. Aah dasar Bimo ngeselin!"

"Liiat aja Diandra, aku bikin nyesel km nikah sama Bimo. Sita punya rencana ma.."

Sita tersenyum licik.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status