Share

5.Permintaan Diandra

Byurrr...

Kak Sita mengambil air yang digunakan Diandra untuk mengepel lantai, lalu mengguyurnya ke tubuh Diandra dengan air kotor tersebut.

Diandra nampak terkejut dan gelagapan. Bukanny iba kak Sita malah tertawa sinis. 

"Kenapa kamu! mau marah hah... berani sm aku." Kak Sita berkacak pinggang.

"Enak ya habis dibeliin kalung, terus diajak pulang jalan jalan." Ujarnya sinis nampak sekali penuh dengan kebencian.

"Kak, Di buat salah apa lagi sama Kakak." Diandra mulai terisak. Air pel an mengguyur seluruh tubuhnya, membuat tubuhnya kedinginan.

"Mau tau salah kamu apa, baiklah! aku benci kamu nikah sama Bimo. Aku benci kamu menjadi istri Bimo, ngerti kamu!" Ujar Kak Sita dengan berteriak.

"Tapi Kak, apa salah Di jadi istri mas Bimo. Mas Bimo sayang sama Di, dan Di juga sayang sama mas Bimo." Jawab Diandra pelan.

Sungguh dia sudah tidak ada tenaga untuk sekedar menjawab kak Sita. Sudah terlalu letih tubuhnya sedari subuh, tanpa henti mengerjakan pekerjaan rumah.

"Hemm... sepertinya udah saatnya ya aku kasih tau."

Kamu mau tau kenapa aku benci banget sama kamu, hah! satu hal yang harus kamu ketahui Diandara. Kamu sudah merebut Bimo dari Elsa, semenjak Bimo kenal dan deket sama kamu, Bimo meninggalkan dan menjauhi Elsa gitu aja. Dan kamu tau, Elsa adalah itu sahabat baik aku, lebih dari saudara buat aku. Disaat semua orang menjauhiku, dan tidak ada yang mau berteman atau dekat dekat dengan aku. Karena apa?? Karena aku anak seorang penjahat, ya itu cap mereka. Tapi nggak bagi Elsa, dia tetap mau temenan sama aku. Dan kamu tau. Dia patah hati, karena ternyata kedekatannya selama ini dengan Bimo hanya dianggap teman biasa bagi Bimo, yang saat itu Bimo malah tergila gila sama kamu. Ketika Bimo pertama kali membawa kamu kerumah dan memperkenalkan kamu pada mama. Sumpah aku benci sekali liat kamu, dan bahkan sampai detik. Karena kamu, aku harus kehilangan sahabat baik aku. Dia pergi dari kehidupanku untuk bisa lupain Bimo. Aku benci sama kamu Diandra... benci!" kak Sita berteriak teriak.

"Akhh sakiit Kak, lepasin." Kak Sita berteriak seraya menjambak kasar rambut Diandra.

"Sitaa... udah lepasin." Mama yang baru pulang dari belanja sayur didepan rumah bersama anak anak nampak kaget dan menghentikan Sita.

"Mama, kok jambak-jambak tante Di, nggak boleh mama dosa." Kenan langsung menghampiri sang mama, anak laki laki itu seketika memeluk Diandra,

"Tante, maafin Mama yaa." Ujar Kenan, seraya tangan kecilnya menghapus air mata yang ada dipipi Diandra.

Sita nampak melotot melihat adegan itu, kemudian berlalu pergi meninggalkan semua. 

"Sayaang baju tante basah, kotor lagi nanti kakak Kenan jadi basah juga."

Bukanny menjauh sekarang malah Kiara kecil ikut ikutan memeluk Diandra.

"Aduuuh... Kenan Kiara, sudah sudah itu tantenya lagi basah kok malah dipeluk peluk. Yuk kita ke kamar aja." Ujar mama dengan kencang, sembari melirik Diandra dengan sinis.

"Udah sana, kamu cepet beresin. Lantai sampai banjir kemana mana begini." Mama berlalu membawa Kenan dan Kiara.

Begitulah sikap ibu mertuanya, dingin. Kadang sama kejamnya dengan kak Sita.

Diandra menangis tersedu.

"Mama, Di mau pulang, Di udah nggak kuat."

****

"Mas Bimo, ehmm." Diandra nampak ragu ragu memulai pembicaraan pada suaminya itu.

Bimo menatap heran Diandra,

"Sayang kamu mau ngomong apa sih, kok kayaknya gugup gitu." Bimo menatap dalam istrinya.

"Hmm... mas, gimana kalau kita pindah rumah, Di pengen mandiri mas." 

Diandra membalas tatapan mata sang suami dengan wajah memelas. 

Bimo tampak kaget dam terkejut dengan permintaan istrinya tersebut.

"Di... apa kamu keberatan mama dan kak Sita tinggal disini, kalau kita pindah dari sini kita mau kemana sedangkan ini rumah mas dan nggak mungkin juga mas beli rumah baru uang dari mana." 

"Atauu... kamu ingin mas ngusir mama sama kak Sita gitu, biar mama sm kakaku pulang kampung." Suara Bimo mulai meninggi.

"Bukan gitu mas maksud Di." Diandra nampak gugup dan bingung mencari alasan yang tepat. Sebetulnya dia sudah tidak sanggup menghadapi kak Sita yang makin lama makin kejam menyiksanya. Untuk melawan? entahlah Diandra terlalu penakut untuk melakukannya, terlahir sebagai anak tunggal yanga amat disayangi kedua orang tuanya tentunya terbentuk sifat manja dan cengeng dalam diri Diandra sedari kecil. 

"Mas apa nggak sebaiknya aku minta sama Papa, biarin dibeliin rumah yang lebih deket sama perusahaan Mas kerja." Diandra antusias memberi penawaran, namun bukannya senang malah membuat Bimo emosi.

"Cukup Diandra. Kamu ingin mempermalukan suami kamu didepan Orang Tua kamu begitu!" Teriak Bimo membentak, membuat Diandra ketakutan.

Kamu tau kan bagaimana mama kamu memandangku sebelah mata, bisa bisany kamu punya ide seperti itu." Bimo menghembuskan nafas dengan kesal.

"Beri aku satu alasan kenapa kamu nggak betah dirumah ini, tinggal sm mama dan kak Sita? apa mama dan kak Sita pernah jahat sama kamu? nggak kan. Apa semua kerjaan rumah kamu yang kerjaan? nggak juga! malah Mama yang selalu mas lihat mengerjakan semuanya. Atau apa karena gaji mas Mama yang ngatur dan kamu iri, begitu?"

Diandra menarik nafas gusar, rasanya percuma berbicara pada suaminya jika itu menyangkut ibu dan saudaranya.

Diandra hanya diam. Menyesali permintaannya pada Suaminya.

"Di mas mohon fahami posisi mas sebagai anak laki laki. Bagaimana pun Mama dan Kak Sita tanggung jawab Mas sampai kapanpun," suara Bimo melembut, dia mencoba menahan emosinya.

"Lalu apa aku bukan tanggung jawab Mas?" Diandra menjawab dengan lirih.

"Apa maksud kamu Di, kalian semua tanggung jawab Mas dan jangan pernah suruh Mas untuk memilih." Bimo mengultimatum.

"Di cape Mas, mau tidur," Diandra lalu merebahkan tubuhnya serta memunggungin suaminya, air matanya menetes begitu saja. Entah hari hari yang seperti apa yang akan ia jalani terus-terusan seperti ini.

"Mama... Di kangen mama," lirihnya.

Bimo nampak menghela nafas kesal, entah dia tidak mengerti sama sekali kenapa Diandra tiba tiba seperti ini. Apa karna pengaruh mamanya pulang kemarin.  

tahan bimo, tahan, jangan emosi.

Bimo mencoba menenangkan dirinya sendiri.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status