Share

ANAKNYA MIRIP SUAMIKU
ANAKNYA MIRIP SUAMIKU
Penulis: Rita Febriyeni

Part 1 Anak Nayla

Anaknya mirip suamiku

_________________________

 

"Ini anakmu, Nay?"

 

"Iya, Mbak. Cantik 'kan?"

 

"Cantik, tapi ...." Aku tidak melanjutkan perkataan, entah kenapa rasanya aku melihat anak Nayla mirip dengan suamiku. Sangat mirip.

 

"Tapi kenapa Mba?" Nayla tetap sibuk menyuapi putrinya makan, sedangkan putri sulungnya sedang nonton kartun. Kami duduk di sofa depan televisi yang dibiarkan menyala. 

 

"Berapa umurnya?" 

 

"Sebentar lagi tiga tahun, Mbak lupa ya, aku pergi dari kota ini saat hamil muda," jawab Nayla sambil tersenyum kecil.

 

"Oh, aku lupa." Aku ingin berkata lagi tapi tidak jadi. Rasanya aku ingin bertanya siapa ayah biologisnya, tapi terhalang kalau Nayla sudah jelas istri dari Jhoni-sepupu suamiku.

 

"Halo, Cantik, namanya siapa?" Aku menyapa anak bungsu Nayla.

 

"Ayu Nda," jawab sibungsu.

 

"Mamam yang banyak, ya."

 

Hari ini kami berkumpul di rumah nenek suamiku. Setelah beberapa tahun, kami bertemu lagi. Nayla dan Jhoni pulang dari perantauan, mereka meninggalkan kota ini dulunya saat Nayla hamil muda anak ke dua mereka.

 

"El! Elya!"

 

Aku beranjak menuju teras. Mas Denis memanggilku.

 

"Iya, Mas," jawabku berdiri di ambang pintu. Mas Denis dan Jhoni sedang duduk sambil minum kopi.

 

"Ruko yang baru itu akan disewa Jhoni, gimana?"

 

"Oh, terserah kamu aja hitung-hitungannya, Mas. Lagian Jhoni masih saudara kita," jawabku dan disambut senyum oleh Jhoni.

 

"Iya, Mbak. Aku mau buka usaha di sini aja, semenjak covid, perusahaan tempatku bekerja mengalami kebangkrutan," ucap Jhoni menjelaskan.

 

"Oh gitu, rencana mau buka usaha apa Jhon?" tanyaku, lalu duduk di samping mas Denis.

 

"Rencana mau buka toko mainan anak-anak, Mbak. Kebetulan aku ada kenalan tempat mengambil barang."

 

Aku membangun tiga ruko di atas tanah warisan ibuku. Padahal aku sudah punya dua ruko di tepi jalan utama, yang dibelikan ibu untuk kami tempati jualan kain dan usaha konveksi baju. Keahlianku menjahit. Alhamdulillah usahaku maju dan banyak pelanggan dari berbagai daerah.

 

Aku masuk lagi ke dalam. Jhoni dan suamiku, dibiarkan mengobrol, lagian sudah lama juga mereka tidak bertemu. Ini rumah nenek mereka, ibu mas Denis dan ayah Jhoni saudara kandung. 

 

Aku duduk lagi di depan televisi. Nayla duduk santai sambil bermain ponsel, sementara dua anaknya juga sibuk bermain boneka. Anak Nayla ada dua, yang sulung berumur 6 tahun.

 

Mataku terus terpana melihat Ayu. Setiap melihatnya, jantungku berdetak tidak enak, wajah suamiku terbayang melihatnya. Sangat mirip.

 

Jika aku ingat kembali. Dulu saat Jhoni dan Nayla sebelum merantau, mereka tinggal di rumah ini. Jhoni kerja membantu suamiku di toko kain kami. Bisa dikatakan biaya hidup mereka dari hasil bekerja di tokoku. Ini rumah warisan nenek mereka. Sedangkan aku sudah punya rumah sendiri dan itupun juga peninggalan ibuku. 

 

"Mama." Tiba-tiba Nana menepuk pundakku. Aku terkejut dan memalingkan muka.

 

"Kamu bikin kaget Mama," ucapku mengurut dada.

 

"Maaf Ma." Nana memasang senyum manis.

 

"Sudah pulang kuliah, Nan?" tanya Nayla melihat kedatangan putriku.

 

"Sudah Tante," jawab Nana lalu mencium punggung tangan Nayla.

 

"Oh ya, Tante bawa oleh-oleh untukmu." 

 

Nayla bangkit dari duduknya dan melangkah ke kamar.

 

"Halo Cantik," sapa Nana kepada kedua anak Nayla.

 

"Halo Kak," jawab Salsa putri sulung Nayla.

 

Ayu memalingkan wajah tersenyum menatap Nana. Tapi Nana terdiam dan terpana melihatnya. Mungkinkah Nana juga berpikir sama denganku kalau Ayu sangat mirip papanya.

 

"Nan, ada apa?" tanyaku.

 

"Oh, tidak apa-apa, Ma. Ayu sudah besar ya, Ma," jawab Nana terkejut. Lalu dia duduk di sampingku, matanya masih terpana melihat wajah Ayu.

 

Apa maksud semua ini? Kenapa wajah putri bungsu Nayla sangat mirip dengan suamiku. Apakah Ayu anak suamiku dan Nayla? Kalau itu benar, berarti selama ini mereka selingkuh di belakangku. Tapi bagaimana caraku mengungkapkan kebenaran, aku tidak punya bukti untuk meyakinkanku. Selama ini mereka tidak memperlihatkan ada hubungan spesial. Bahkan mas Denis dan Jhoni seperti saudara kandung. Dadaku sesak memikirkannya. Selama ini mas Denis seorang suami dan bapak yang baik bagiku dan putri kami. Tapi ....

 

"Ini untukmu." Nayla menyodorkan tas kecil kepada Nana.

 

"Wah, bagus sekali, Tan. Terimakasih, Tante," jawab Nana tersenyum senang.

 

Ya Allah. Kenapa dadaku sesak melihat wajah Ayu. Wajah gadis kecil itu sangat mirip dengan suamiku, beda dengan putri pertama Nayla yang sangat mirip Jhoni. Aku akan mencari kebenarannya. 

 

"Ya udah, aku ke toko dulu, Nay," ucapku lalu berdiri.

 

"El, nanti ruko itu jadi ditempati Jhoni." Suamiku muncul dengan Jhoni dari pintu luar.

 

"Iya, Mas," jawabku.

 

"Aku minta cicil pembayaran sewa ya, Mbak," timpa Jhoni.

 

"Tidak apa-apa, Jhon, lagian kita masih saudara," jawabku.

 

Jhoni dan Nayla tersenyum menanggapi perkataanku. Selama ini hanya kami tempat mereka mengadu. Aku juga tidak ingin hitung-hitungan, Jhoni sangat menghargai kami, hubungan kekeluargaan ini terjalin baik.

 

"Mas, kamu ikut aku ke toko sekarang?" 

 

"Tidak, El. Aku mau bantu Jhoni membuka tokonya."

 

"Hari ini juga, Jhon?" tanyaku ke Jhoni.

 

"Iya, Mbak. Anak istriku butuh biaya, aku tidak ingin buang waktu," jawab Jhoni.

 

"Mama sama aku aja ke toko, lagian aku sudah pulang kuliah," timpa Nana.

 

Akhirnya aku ke toko bersama putriku. Nana kubelikan mobil jazz putih ke kampus. Sudah hampir dua puluh tahun aku menikah, tapi Allah mempercayakan aku punya hanya satu keturunan. Alhamdulillah.

 

"Ma." 

 

"Ya," jawabku menatap Nana sekilas menyetir mobil.

 

"Ayu cantik, ya," ucap Nana.

 

Aku terdiam terpana. Dari cara bicara Nana, aku tahu dia ingin mengungkapkan betapa miripnya Ayu dengan papanya. 

 

"Apa yang kamu pikirkan?"

 

"Oh, nggak ada Ma," jawab Nana seperti enggan berucap lagi.

 

Ya Allah. Jika benar Ayu saudara sebapak dengan putriku, rasanya aku tidak percaya kalau Nayla yang sudah kuanggap seperti adik kandung berselingkuh dengan suamiku. Tapi kenapa Jhoni seperti tidak menyadari kemiripan Ayu dengan suamiku? Dadaku sesak memikirkannya. Mudah-mudahan firasatku salah.

 

Bersambung ....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Ribet mikir nebak2 padahal tinggal tes dna gampang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status