Share

Part 4 Status F* Nayla

Anaknya mirip suamiku

 

(4) Status F* Nayla

_____________________

 

Lima juta rupiah ditransfer ke rekening Nayla? Dan tanggalnya pun baru tiga hari yang lewat. Buat apa mas Denis membantu mereka sebanyak ini, barusan lima juta ke Jhoni, dan ini ....

 

Aku terduduk menghela nafas sambil memegang print kertas kecil ATM itu. Mendadak kecurigaanku muncul lagi, padahal baru semalam hilang. Apakah mereka benar-benar selingkuh atau sebaliknya. Aku tidak mungkin menanyakan ini lagi pada mas Denis, bertanya ke Nayla pun pasti tidak akan mengaku kalau itu benar. Mereka pasti kompak menyangkal. 

 

"Bu, Bu Elya."

 

Aku terkejut tiba-tiba Reni berdiri di depanku. Bukti transfer ATM kumasukan ke saku, ini bisa jadi bukti  jika aku bertanya nantinya. Aku harus bersabar, lebih baik kuselidiki dulu sebelum menuduh.

 

"Ada apa, Ren?"

 

"Ponsel Ibu tadi berdering terus." Reni menyodorkan ponselku. Tadi ponselku diletakkan di samping laptop.

 

"Oh iya." Aku menerima ponselku. 

 

Reni kembali ke ruko sebelah. Penghubung dua ruko ini ada pintu dan dinding kaca hingga aktivitas di sebelah bisa terlihat. Kulihat layar ponsel, ada tiga panggilan tidak terjawab dari Nayla. Segera kuhubungi balik.

 

"Sibuk Mbak?" tanya Nayla di ponsel.

 

"Tidak begitu sibuk, tadi aku sedang di toko kain, ponsel tertinggal di sebelah," jawabku menjelaskan.

 

"Mbak bisa ke rumah nenek? Aku sudah masak pical lele dan opor ayam."

 

"Ada acara apa, Nay, tumben masak banyak."

 

"Tidak ada Mbak, aku hanya ingin kita berkumpul agar tetap dekat. Oh ya, Mbak, Nana dan Mas Denis juga di sini, kami menunggu Mbak datang."

 

"Oh, jadi Mas Denis ada di sana?"

 

"Nana juga Mbak."

 

"Baiklah, aku segera ke sana."

 

Katanya bantu Jhoni merehap ruko, tapi kenapa tiba-tiba sudah di rumah nenek. Ah, kenapa aku curiga padahal tidak kuat. Wajar lah mas Denis kesana, itu kan rumah neneknya, dan lagian ada putriku juga. Firasatku berkata lain, tapi selalu dipatahkan dengan bukti yang tidak kuat.

 

Setelah Susi kembali dari bank, aku duduk lagi di depan laptop. Sebelum aku ke rumah nenek, aku promosi dulu baju disain terbaruku di i*******m dan f******k. Beberapa orderan datang dari berbagai daerah. Aku sangat puas, bajuku disukai pembeli.

 

Aku sibuk membalas komentar dari gambar baju yang kujual, tiba-tiba muncul status f******k Nayla, mendadak mataku terpana melihat status tersebut. Status foto dia bersama Ayu saja, dalam keterangan foto tertulis, 'Kehadiranmu memperkuat hubungan ini'.

 

Kenapa tiba-tiba aku merasa curiga lagi. Statusnya seperti memberi isyarat tentang hubungannya dengan mas Denis. Tapi bisa jadi itu status untuk suaminya. Kenapa juga hanya fotonya bersama Ayu, foto anak sulungnya mana?

 

"Aduh El, kenapa curiga dengan sesuatu yang tidak kuat," gumamku terus menatap status foto f******k Nayla.

 

Kumatikan laptop lalu memesan ojek online. Biasanya Nana yang menjemputku, tapi kali ini biar naik ojek online saja. Aku ingin melihat reaksi Nayla dan mas Denis, sikap mereka pasti memberi petunjuk, selama ini tidak pernah ku perhatikan karena tidak pernah terpikir kalau mereka bermain di belakangku. Tapi semenjak aku melihat wajah Ayu, semuanya berubah, firasatku berkata lain.

 

***

 

"Mbak El, ayo langsung makan, aku masak banyak hari ini," ucap Nayla mengiringiku ke meja makan.

 

"Wah, pasti enak. Kamu masak sendiri sebanyak ini." Kulihat banyak makanan terhidang. Bukan hanya opor ayam dan Pical lele, tapi juga ada puding dan brownies.

 

"Bukan aku sendiri, Mbak, ada Ratih yang membantuku." Nayla menujuk ke arah belakangku. Aku memalingkan muka, Ratih sudah berdiri sambil tersenyum manis.

 

"Assalamu'alaikum, Mbak." Ratih langsung mencium punggung tanganku.

 

"Kapan datang Rat? Wah, kamu memakai hijab syar'i sekarang."

 

"Barusan, Mbak. Iya, aku mau merubah penampilan lebih baik," jawab Ratih.

 

Ratih adik kandung Nayla. Meskipun umurnya tua dua tahun dari Nana, dia sudah menjada akibat KDRT. Suaminya pemabuk, dulu dia sering menangis mengadu padaku dan Nayla. Tapi semenjak Nayla merantau dulunya, dia juga pulang kampung. Lama kami tidak bertemu.

 

"Semua juga masakanmu, Rat?" tanyaku seraya menatap meja makan.

 

"Tidak Mbak, yang aku masak hanya brownies dan opor ayam, selebihnya Mbak Nayla yang masak."

 

"Kalau gitu aku langsung makan." Aku duduk di kursi meja makan.

 

"Nasinya biar aku yang ambilin, Mbak." Ratih mengambil sepiring nasi lalu meletakkan di meja.

 

"Terimakasih, Rat."

 

Ratih membalas dengan senyum.

 

"Brownies buatan Tante Ratih enak, Ma." Nana ikut duduk di kursi sebelahku.

 

"Kamu sudah makan?"

 

"Sudah, tadi bareng Papa," jawab putriku.

 

Sambil makan kulihat Nayla duduk sofa depan televisi bermain ponsel. Mas Denis dan Jhoni juga duduk di teras depan sambil minum kopi mengobrol. Kedua putri Nayla sedang menonton kartun. Kulihat Ayu memakai salah satu baju yang diberikan suamiku kemarin.

 

Tidak lama kemudian, dari sofa Nayla beranjak ke teras berbicara dengan suaminya, tidak terdengar karena di luar, tapi reaksi muka suamiku biasa-biasa saja ke Nayla, tidak terlihat seperti sepasang saling menyukai. Ini memudarkan firasatku menuduh mereka berselingkuh.

 

"Mbak El, nanti aku akan jualan cake di depan toko mainan Mas Jhoni, doakan usahaku lancar ya, Mbak." ucap Ratih sambil menuangkan segelas air putih untukku.

 

"Amin, bagus itu, Rat. Mbak pasti jadi pelanggan tetapmu," jawabku lalu menyuap lagi nasi.

 

"Terimakasih, Mbak."

 

"Pasti laris manis, brownies buatan Tante Ratih enak," timpa Nana sambil makan potongan kue brownies.

 

Mataku terus memperhatikan gerak Nayla dan suamiku. Sementara itu Nana dan Ratih asik mengobrol tentang resep masakan. Sambil menyuap nasi, aku terus menyediki, lagi-lagi Nayla sibuk dengan ponselnya. Aku teringat dengan status foto f******knya tadi. Rasa penasaran membuatku melihat f******k di ponsel seperti pura-pura promosi baju.

 

Jariku mengetik nama akun Nayla. Aku ingin melihat apa saja statusnya. Rasa penasaran selalu menghantuiku. Selama ini aku tidak pernah ingin tahu tentang F******k Nayla, bahkan kami jarang saling komentar karena kami lebih sering berbicara di ponsel.

 

"Astaga!" bathinku terkejut.

 

Mendadak jantung berdetak tidak enak membaca status Nayla bertuliskan 'Terimakasih Papa'. Itu status foto Ayu makan es krim dan memakai salah satu baju yang diberikan suamiku. Bukan hanya itu, ada emoticon love dari akun f******k mas Denis menanggapinya.

 

Selera makanku mendadak hilang. Aku tidak punya bukti tentang firasatku. Tapi dari wajah Ayu membuatku yakin dia anak suamiku. Dari sikap mereka tidak menunjukkan saling suka. Aku bingung. Haruskah aku bilang Jhoni? Atau aku selidiki sendiri dengan tes DNA seperti di sentron-senetron.

 

Bersambung ....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Febri Yanti
kata2 dlm paragraf sering diulang2
goodnovel comment avatar
Rahmatun Nisa
tes DNA diam2 dan selidiki diam2 juga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status