All Chapters of SIXTH SENSE (Horror Love Story): Chapter 21 - Chapter 30
41 Chapters
Kamu Harus Bisa
Keduanya menuruni anak tangga seraya bergandengan tangan, Raniah terlihat lebih baik saat ini. Keduanya berjalan menuju meja makan untuk melakukan makan malam.Danu Adji tersenyum menyambut keduanya datang. "Ayo, Raniah duduk, kamu mau makan buah?" tanya Danu penuh perhatian.Raniah dan Setya duduk di tempat mereka masing-masing, dan wanita itu mengangguk."Iya, Ayah. Raniah mau makan buah mangga yang manis dan dingin," sahut Raniah.Danu tersenyum dan menoleh pada Rum. "Bi, berikan apa yang Raniah mau," titah Danu pada pembantunya."Baik, Tuan Besar," sahut Rum.Wanita tua itu pun segera membuka pintu kulkas, mengambil mangga dan akan mengupasnya. "Bi, biar saya yang kupaskan," pinta Setya."Jangan, Den. Biar bibi saja yang kupas, Aden makan saja," tolak Rum sopan."Iya, Kakak makan saja, nanti buahnya biar bibi yang kupaskan." Raniah menggenggam punggung tangan suaminya."Tidak apa-apa, Raniah." Setya menggenggam balik tangan istrinya."Tapi, Kak--""Sayang, biarkan suamimu mengurus
Read more
Ke Mana Perginya Setya
Dokter selesai memeriksa kondisi kandungan Raniah, Setya dengan sigap membantu istrinya untuk turun dari ranjang dan menuntunnya untuk duduk di kursi.Mereka duduk di hadapan Dokter yang kini tersenyum pada keduanya. "Ibu dan janinnya sangat baik dan sehat, usianya sudah 6 Minggu, di 3 bulan pertama ibu hamil biasanya akan merasakan mual, muntah dan pusing.Ibu dan Bapak tidak usah khawatir karena ini normal, tapi tetap harus ada asupan gizi dan makanan juga minuman yang sehat, saya akan berikan vitamain, harus diminum setiap hari." Dokter menjelaskan.Setya pun mengangguk, lalu dia ingin bertanya sesuatu yang menurutnya penting harus ia ketahui. "Dok, saya mau tanya," ucapnya ragu."Iya, silakan. Bapak mau tanya apa? Jangan ragu-ragu," sahut dokter."Bagaimana untuk masalah hubungan ...." Setya menggantung ucapannya saat Raniah menyenggol lengannya."Apaan sih, Kak," bisik Raniah dengan hanya menggerakkan bibirnya tanpa suara, dan delikan matanya membuat Setya tidak jadi melanjutkan
Read more
Apa Yang Terjadi
Mobil warna hitam memasuki halaman rumah besar Danu Adji, tampak Raniah keluar dari mobil dan tersenyum. "Terima kasih ya Dok sudah repot-repot mengantarkan saya," ucap Raniah."Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu, sampai jumpa." Dokter tersebut melambaikan tangan.Raniah juga melambaikan tangan. "Hati-hati di jalan, Dok. Sampai jumpa."Dokter itu tersenyum ramah dan melajukan mobilnya kembali meninggalkan halaman rumah tersebut, Raniah berbalik badan dan memasuki rumah. Tampak rumah sangat sepi, dia tidak tahu di mana Danu Adji atau pembantu rumah mereka. "Sepi banget, mobil kak Setya juga tidak ada, sebenarnya kak Setya ke mana, apakah masih di rumah sakit?"Raniah benar-benar bingung atas menghilangnya Setya yang tiba-tiba. "Sudah pulang, Raniah?" suara Danu Adji yang tiba-tiba terdengar membuat Raniah terkejut."Ayah, bikin kaget saja," sahut Raniah seraya mengelus dadanya yang berdebar.Danu Adji melangkah lebih dekat pada Raniah yang tampak kaget dan bingung. "Kamu kenapa,
Read more
Tidak Terbiasa Berbohong
Inilah yang diinginkan Galuh dan Andre, ketika seseorang menyembunyikan satu kesalahan, maka orang tersebut akan berbohong, dan untuk menutupi kebohongan satu, maka dia akan membuat kebohongan lainnya.Kali ini, Setya yang seumur hidupnya tidak pernah bohong, kini pertamakalinya ia berbohong, dan itu sangat tidak nyaman baginya. Raniah yang sudah sangat percaya pada Setya pun percaya saja tanpa harus berpikir dua kali, dia kini hanya tersenyum. "Ya ampun, Kak. Tidak apa-apa sih kalau Kakak memang sangat sibuk, tapi setidaknya kasih tahu dulu, kan Raniah bisa pulang sendiri. Untung tadi ada dokter yang baik hati mau anterin Raniah pulang." Raniah memegang lengan suaminya seraya tersenyum.Setya semakin merasa bersalah pada istrinya, bisa-bisanya dia tertipu oleh permainan seseorang dan meninggalkan Raniah sendirian di rumah sakit. Setya pun tersenyum tipis dan menggenggam punggung tangan istrinya yang ada di lengannya. "Maafkan kakak yah, Ran. Kakak benar-benar lupa, maafkan kakak yah.
Read more
Kamu Harus Janji
Setya melepas kedua tangan Raniah yang melingkari perutnya, laki-laki itu berbalik badan dan menatap istrinya, Setya tidak berdaya dengan keadaan ini, ia ingin sekali menceritakan kegundahan di hatinya, tapi kondisi Raniah sedang dalam keadaan lemah.Dia takut istrinya akan shock atau nanti kepikiran hal yang tidak-tidak, hal yang Setya sendiri tidak tahu dia benar-benar melakukannya atau tidak, yang pasti Setya tidak ingat kejadiannya.Setya merangkum wajah istrinya. "Jangan banyak berpikir, Raniah. Kakak tidak mau kamu jadi sakit. Lebih baik kita turun dan makan malam." Setya memaksakan tersenyum dan mengecup kening istrinya dengan perasaan dalam.Keduanya kemudian tersenyum dan Setya merangkul pundak istrinya untuk segera berjalan keluar dari kamar mereka. Setya harus bisa bersikap biasa di depan semua orang termasuk pada ayahnya sendiri, dia tidak mau ada yang curiga dengan masalah yang sedang ia hadapi saat ini, laki-laki itu juga tidak akan tinggal diam.Setya dan Raniah kini sa
Read more
Mencari Petunjuk
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu, Setya kembali berangkat ke kantor. Laki-laki itu masuk lobby perusahaan besarnya dan langsung disambut oleh semua karyawan.Setya seperti biasa menerima sapaan mereka dengan ramah, dan segera masuk ke ruangannya. Tiga hari setelah kejadian hari itu tidak ada tanda-tanda si pelaku menunjukkan sesuatu.Setya merasa sedikit lega karenanya, laki-laki itu masuk ruangan kerja dan duduk di kursi kebesarannya, dia menghela napas dan tersenyum untuk mengawali hari.Teringat kebersamaannya bersama dengan Raniah sungguh membuat dirinya merasa bahagia. Namun, senyumnya redup saat melihat sesuatu di atas mejanya. Ada amplop coklat tergeletak di sana, Setya segera meraih amplop tersebut dan membukanya untuk melihat isi dari amplop itu. Ada satu lembar kertas tebal warna putih yang ternyata satu buah foto.Jantung Setya seakan berhenti berdegup saat melihat gambar dari foto tersebut. Sebuah gambar yang menunjukkan pose dirinya dengan seorang wanita yang wajahn
Read more
Tipu Daya
Dengan lesu Setya memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut, harapannya seakan pupus dan Setya terasa buntu saat ini, laki-laki itu kembali masuk ke dalam mobilnya. Menyandarkan punggung dan kepalanya di sana, memejamkan kedua matanya dan menghembuskan napas lelah. "Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Hamba sangat bingung saat ini, siapa sebenarnya dia yang mencoba mengusik hamba."Di dalam kegelisahan Setya tetap masih mengingat Tuhannya, dia berharap mendapatkan pertolongan untuk menjelaskan ini semua, Setya sangat tidak sudi jika tubuhnya benar-benar menjadi kotor karena sentuhan-sentuhan wanita yang bukan mahramnya."DYL, DYL, DYL!" Setya mengingat kalau selama beberapa hari ini Dirinya Yang Lain tidak pernah lagi muncul menemuinya.Bahkan saat ia memanggilnya pun seperti saat ini, DYL tidak juga datang. "Ke mana DYL? Kenapa dia tidak lagi datang menemuiku, di saat aku membutuhkan bantuannya, dia malah menghilang."Setya sangat gelisah, dia tidak tahu harus pergi ke mana unt
Read more
Melancarkan Serangan
Raniah mengerutkan keningnya saat melihat wajah Setya yang cemas, wanita itu pun memegangi lengan suaminya. "Kakak kenapa? Tidur aja yuk, sudah malam," ajak Raniah.Wanita itu pun berjalan menuju sisi ranjang, menaruh air di atas nakas, Raniah duduk di tepian ranjang dan menoleh ke arah suaminya yang masih berdiri di tempatnya semula."Kak, sedang apa di situ? Ayo, tidur!" ajakan Raniah membuyarkan lamunan Setya, laki-laki itu seketika menoleh dan tersenyum tipis untuk menutupi kecemasannya.Setya berjalan ke sisi ranjangnya dan naik ke tempat tidur. "Sini," pinta Setya dan Raniah pun tersenyum, seraya beringsut mendekat.Raniah memeluk suaminya dan Setya juga membalasnya, Raniah benar-benar nyaman dengan aroma tubuh suaminya yang sangat menenangkan.Setya membelai istrinya, agar Raniah bisa segera tertidur nyaman. Sementara Setya terus saja memikirkan semua hal yang akhir-akhir ini seperti tidak pada semestinya.***Pagi ini, semua keluarga sedang sarapan bersama. Setya masih berusah
Read more
Hancur
Melihat Setya yang tampak tegang, Galuh semakin senang untuk mempermainkan. "Aku tidak bicara omong kosong, aku punya buktinya kalau hari itu kita bertemu dan kita melakukan ... ." Galuh tersenyum membuat Raniah benar-benar kesal.Wanita itu pun menoleh pada suaminya yang tampak tegang dan seperti memang sedang menyembunyikan sesuatu, Raniah pun mulai berpikir berubahnya sikap Setya beberapa hari ini ada hubungannya dengan Galuh."Tadinya aku tidak mau kasih bukti-bukti kita, Kak. Tadinya mau kujadikan kenang-kenangan terindah ini untuk kusimpan sendiri. Tapi kamu malah menuduhku tidak-tidak, jadi aku terpaksa harus menunjukkannya pada istri dan ayahmu." Galuh semakin tersenyum jahat, melirik pada Raniah dan Danu Adji yang menatapnya tajam."Kalian pasti mau tahu juga, kan? Aku akan tunjukkan." "Galuh!" sentak Setya, laki-laki itu benar-benar takut kalau Galuh menunjukkan photo-photo dirinya dengan seorang wanita yang ia sendiri tidak tahu siapa.Tapi sepertinya kini Setya tahu siapa
Read more
Hubungan Terlarang
Galuh dan Andre tertawa senang saat Galuh menceritakan kejadian saat tadi di rumah Danu Adji, mereka benar-benar bahagia di atas penderitaan orang lain."Ndre, aku harap aku bisa hamil supaya aku gampang masuk ke dalam rumah tersebut dan tidak ada penolakan lagi dari Setya untuk dia bertanggung jawab padaku.""Kamu sudah katakan padaku, kalau kamu baru saja selesai datang bulan waktu itu, aku yakin kamu akan hamil, Galuh. Kalau pun kamu tidak hamil, maka aku bisa membuatmu hamil." Andre tersenyum menyeringai pada adik tirinya sendiri, dan Galuh tampak takut melihatnya."A-apa yang mau kamu lakukan, Ndre. Hah?!" Galuh benar-benar tidak tahu dengan jalan pikiran Andre saat ini.Wanita itu merasa takut saat Andre berdiri dan menggendong tubuhnya lalu membawanya melangkah ke arah kamar tidur, Galuh terus meronta dan memukul dada kakak tirinya sendiri.Entah setan apa yang merasuki diri Andre hingga laki-laki itu bisa melakukan hal sekeji itu pada saudari tirinya sendiri. "Diamlah, Galuh.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status