Share

Kamu Harus Bisa

Keduanya menuruni anak tangga seraya bergandengan tangan, Raniah terlihat lebih baik saat ini. Keduanya berjalan menuju meja makan untuk melakukan makan malam.

Danu Adji tersenyum menyambut keduanya datang. "Ayo, Raniah duduk, kamu mau makan buah?" tanya Danu penuh perhatian.

Raniah dan Setya duduk di tempat mereka masing-masing, dan wanita itu mengangguk.

"Iya, Ayah. Raniah mau makan buah mangga yang manis dan dingin," sahut Raniah.

Danu tersenyum dan menoleh pada Rum. "Bi, berikan apa yang Raniah mau," titah Danu pada pembantunya.

"Baik, Tuan Besar," sahut Rum.

Wanita tua itu pun segera membuka pintu kulkas, mengambil mangga dan akan mengupasnya. "Bi, biar saya yang kupaskan," pinta Setya.

"Jangan, Den. Biar bibi saja yang kupas, Aden makan saja," tolak Rum sopan.

"Iya, Kakak makan saja, nanti buahnya biar bibi yang kupaskan." Raniah menggenggam punggung tangan suaminya.

"Tidak apa-apa, Raniah." Setya menggenggam balik tangan istrinya.

"Tapi, Kak--"

"Sayang, biarkan suamimu mengurus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status