Dengan lesu Setya memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut, harapannya seakan pupus dan Setya terasa buntu saat ini, laki-laki itu kembali masuk ke dalam mobilnya. Menyandarkan punggung dan kepalanya di sana, memejamkan kedua matanya dan menghembuskan napas lelah. "Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Hamba sangat bingung saat ini, siapa sebenarnya dia yang mencoba mengusik hamba."Di dalam kegelisahan Setya tetap masih mengingat Tuhannya, dia berharap mendapatkan pertolongan untuk menjelaskan ini semua, Setya sangat tidak sudi jika tubuhnya benar-benar menjadi kotor karena sentuhan-sentuhan wanita yang bukan mahramnya."DYL, DYL, DYL!" Setya mengingat kalau selama beberapa hari ini Dirinya Yang Lain tidak pernah lagi muncul menemuinya.Bahkan saat ia memanggilnya pun seperti saat ini, DYL tidak juga datang. "Ke mana DYL? Kenapa dia tidak lagi datang menemuiku, di saat aku membutuhkan bantuannya, dia malah menghilang."Setya sangat gelisah, dia tidak tahu harus pergi ke mana unt
Raniah mengerutkan keningnya saat melihat wajah Setya yang cemas, wanita itu pun memegangi lengan suaminya. "Kakak kenapa? Tidur aja yuk, sudah malam," ajak Raniah.Wanita itu pun berjalan menuju sisi ranjang, menaruh air di atas nakas, Raniah duduk di tepian ranjang dan menoleh ke arah suaminya yang masih berdiri di tempatnya semula."Kak, sedang apa di situ? Ayo, tidur!" ajakan Raniah membuyarkan lamunan Setya, laki-laki itu seketika menoleh dan tersenyum tipis untuk menutupi kecemasannya.Setya berjalan ke sisi ranjangnya dan naik ke tempat tidur. "Sini," pinta Setya dan Raniah pun tersenyum, seraya beringsut mendekat.Raniah memeluk suaminya dan Setya juga membalasnya, Raniah benar-benar nyaman dengan aroma tubuh suaminya yang sangat menenangkan.Setya membelai istrinya, agar Raniah bisa segera tertidur nyaman. Sementara Setya terus saja memikirkan semua hal yang akhir-akhir ini seperti tidak pada semestinya.***Pagi ini, semua keluarga sedang sarapan bersama. Setya masih berusah
Melihat Setya yang tampak tegang, Galuh semakin senang untuk mempermainkan. "Aku tidak bicara omong kosong, aku punya buktinya kalau hari itu kita bertemu dan kita melakukan ... ." Galuh tersenyum membuat Raniah benar-benar kesal.Wanita itu pun menoleh pada suaminya yang tampak tegang dan seperti memang sedang menyembunyikan sesuatu, Raniah pun mulai berpikir berubahnya sikap Setya beberapa hari ini ada hubungannya dengan Galuh."Tadinya aku tidak mau kasih bukti-bukti kita, Kak. Tadinya mau kujadikan kenang-kenangan terindah ini untuk kusimpan sendiri. Tapi kamu malah menuduhku tidak-tidak, jadi aku terpaksa harus menunjukkannya pada istri dan ayahmu." Galuh semakin tersenyum jahat, melirik pada Raniah dan Danu Adji yang menatapnya tajam."Kalian pasti mau tahu juga, kan? Aku akan tunjukkan." "Galuh!" sentak Setya, laki-laki itu benar-benar takut kalau Galuh menunjukkan photo-photo dirinya dengan seorang wanita yang ia sendiri tidak tahu siapa.Tapi sepertinya kini Setya tahu siapa
Galuh dan Andre tertawa senang saat Galuh menceritakan kejadian saat tadi di rumah Danu Adji, mereka benar-benar bahagia di atas penderitaan orang lain."Ndre, aku harap aku bisa hamil supaya aku gampang masuk ke dalam rumah tersebut dan tidak ada penolakan lagi dari Setya untuk dia bertanggung jawab padaku.""Kamu sudah katakan padaku, kalau kamu baru saja selesai datang bulan waktu itu, aku yakin kamu akan hamil, Galuh. Kalau pun kamu tidak hamil, maka aku bisa membuatmu hamil." Andre tersenyum menyeringai pada adik tirinya sendiri, dan Galuh tampak takut melihatnya."A-apa yang mau kamu lakukan, Ndre. Hah?!" Galuh benar-benar tidak tahu dengan jalan pikiran Andre saat ini.Wanita itu merasa takut saat Andre berdiri dan menggendong tubuhnya lalu membawanya melangkah ke arah kamar tidur, Galuh terus meronta dan memukul dada kakak tirinya sendiri.Entah setan apa yang merasuki diri Andre hingga laki-laki itu bisa melakukan hal sekeji itu pada saudari tirinya sendiri. "Diamlah, Galuh.
Raniah memegang kedua bahu suaminya yang terkulai lesu, ia merasa saat ini adalah kehidupan Setya saat berada di titik terendah. Akan banyak orang yang tidak suka padanya yang akan mencoba melukainya, akan banyak makhluk yang akan sangat membutuhkan dia untuk membebaskan jiwa-jiwa yang masih terikat dengan dunia dan butuh bantuan orang-orang seperti Setya.Saat ini Setya tidak bisa melakukan itu semua, bahkan melindungi dirinya sendiri Setya rentan terkena tipu daya, bagaimana dia bisa melindungi Raniah dan calon bayi mereka?"Bangunlah, Kak. Jangan seperti ini," pinta Raniah dengan nada lirih, Raniah sungguh merasa iba pada sang suami tercinta.Setya meraih kedua telapak tangan Raniah yang ada di bahunya, merangkumnya dan mengecupnya penuh kasih. "Aku ingin menagih janjimu di malam itu, Ran. Janji di mana kamu tidak akan pernah meninggalkanku dan akan tetap mencintaiku apapun yang terjadi," kata Setya dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca, sungguh ia takut akan pikiran buruknya s
Hari-hari berlalu, Setya kini lebih mendekatkan dirinya pada sang kuasa. Setya benar-benar taubatan nasuha atas segala dosa dan kekhilafan selama ini.Setya berusaha mensucikan dirinya kembali dari segala dosa-dosa yang ia sengaja atau pun yang tidak ia sengaja ia lakukan dengan cara shalat wajib dan shalat sunnah, berdzikir di sepertiga malam dan tak lupa tadabur qur'an."Astagfirullah, Astagfirullah, Astagfirullah ... .""Assallamuallaikum ... .""Astag-firullah." Setya menghentikan dzikirnya saat mendengar suara seseorang mengucap salam padanya.Laki-laki itu membuka kedua matanya dan menatap Raden Bagus Arya di hadapannya, dia tersenyum melihat Setya. Setya juga tersenyum bisa berjumpa kembli dengan khodam pendampingnya."Waallaikumsalam Warahmatullahi Wabbarakatuh, apa kabar Diriku Yang Lain?" tanyanya dengan penuh ketenangan."Alhamdulillah, kabar baik, bagaimana denganmu? Lama kita tidak berjumpa, Setya." DYL tersenyum.Setya mengangguk dan membalas senyum DYL. "Allah sedang me
Malam itu seorang laki-laki tengah asyik bermesraan dengan wanita di sebuah tempat hiburan malam. Andini, gadis cantik itu masuk dengan langkah pasti dan penuh keanggunan.Setiap mata memandangnya penuh kagum, sorot netranya yang tajam memikat, bibirnya yang manis merona, tubuhnya yang indah menggoda, siapa pun akan tertarik padanya dan sangat ingin menjamahnya.Tidak hanya mereka, laki-laki bernama Aryo juga tak luput dari rasa kagumnya pada sang primadona malam ini, lelaki itu sampai mendorong wanita di kedua sisi tubuhnya agar menjauh demi ia bisa berdiri dan menghampiri Andini."A-andini, kamu Andini?" tanyanya sangat gugup, bahwasanya gadis di hadapannya benar-benar memukau."Iya, Mas Aryo. Saya Andini, kenapa?" tanyanya dengan suara lemah lembut bak nada indah terdengar oleh Aryo.Aryo sedikit berdehem dan terseyum tipis. "Kamu beda malam ini, An.""Beda gimana toh, Mas?" tanya Andini dengan senyum malu-malu."Beda saja, kamu tambah cantik, dan ... seksi," pujinya dengan siulan
"Aku tidak rela melihat kamu yang hidup bahagia bersama mas Aryo, Din. Harusnya aku yang ada di posisimu sekarang, bukan kamu. Aku tidak percaya kalau mas Aryo benar-benar menyukaimu, aku yakin kamu pakai sesuatu di dalam tubuhmu itu."Seorang wanita seksi, berwajah cantik dengan make up lumayan tebal, wanita itu tengah memperhatikan Aryo dan Andini di teras rumah mewah mereka."Mas berangkat kerja dulu ya, Sayang." Aryo mengecup kening istrinya seraya memeluk pinggang wanita itu."Iya, Mas. Hati-hati di jalan yah, kerjanya yang semangat," sahut Andini dengan senyum manis yang ia miliki."Aku pasti susah konsentrasi kerja, Sayang. Karena akan terus memikirkan kamu di rumah, rasanya aku pengen cepet-cepet pulang ketemu kamu terus." Aryo tampak mendekatkan wjaahnya ke ceruk leher istrinya dan berbisik menggoda hingga Andini tampak malu dan tertawa kecil.Terlihat sangat romantis dan harmonis membuat wanita yang sejak tadi mengintai mereka itu tampak begitu sangat geram karena terbakar