All Chapters of CEO Arogan Itu Ayah Anakku: Chapter 21 - Chapter 30
138 Chapters
BAB 21
"Selamat tidur," Jawab Ethan saat Raziel mengucapkan selamat tidur untuknya. Raziel menutup mata. Mencoba memfokuskan diri untuk dapat tidur dengan lelap. Saat itu, Ethan mengamati wajah Raizel dengan seksama. Tanpa sadar, telapak tangan Ethan terulur di pipi gembul milik Raizel. "Good Night And Sweet Dream, Baby," ucap Ethan sambil mengecup dahi Raziel. Ethan berbaring di sisi tubuh Raizel. Pandangannya nalar ke arah langit-langit kamar. Lagi-lagi, Siluet Evelyn bermain-main dipikirkannya. "Evelyn, kau mendidik Anak ini dengan sangat baik. Tidak seperti diriku yang selalu kasar, Raizel tumbuh menjadi seorang Anak yang begitu lembut," gumam Ethan sambil tersenyum. **Raziel yang masih mengenakan piyama kini sudah duduk di kursi dimana meja makan berada, ini kali pertama Raziel sarapan bersama Ethan. Di seberang meja paling ujung, Alice menatap Raziel dengan pandangan tidak suka. 'Anak ini, akan menjadi penghalangku dengan Ethan. Aku harus menyingkirkan Anak ini terlebih dulu. Y
Read more
BAB 22
Sebelumnya di kediaman Ethan, Ethan menitipkan Raizel kepada pengasuh yang baru saja dipekerjakan agar Raizel ada yang menjaga sampai hasil tes DNA keluar. "Aku pergi. Kamu di sini bersama Bibi Manda. Setelah pulang dari kantor, kita pergi jalan-jalan untuk membeli beberapa perlengkapan," Ucap Ethan. "Ya, baik Paman. Aku akan menunggu," Jawab Raizel. Ethan mengusap kepala Raizel lalu pandangannya tertuju kepada Manda yang akan menjaga Raizel. "Pantau dia dengan baik," ucap Ethan kepada Manda. "Baik, Tuan," jawab pengasuh tersebut. Ethan segera berlalu dari kamar di mana Raizel berada. Manda, menatap ke arah Raziel sambil memperlihatkan wajah yang ramah. "Sayang, kamu mau main? Bibi temani ya—"Daun pintu di kamar itu terbuka disertai bunyi yang begitu keras. Raizel dan Manda pun menoleh, dari arah pintu yang terbuka, Alice berjalan dengan wajah Emosi. "Hei, Anak wanita tidak tahu diri, berdiri dari tempat tidur, sekarang!" sentak Alice kepada Raizel yang duduk di bibir ranjang.
Read more
BAB 23
Alice terkesiap saat melihat kehadiran Rully yang datang tiba-tiba. Kakinya buru-buru ia hentikan saat tadinya ia ingin menginjak punggung Evelyn. Rasa khawatir, membuat Rully mempercepat langkahnya menghampiri Evelyn. Sebelum ia membantu Evelyn, Rully menatap nyalang ke arah Alice. "Apa yang kau lakukan di sini?" suara Rully terdengar sedikit menyentak."Aku hanya memberitahu Evelyn jika Ethan akan mengambil Raizel," Jawab Alice, sambil memberikan pandang angkuh kepada Rully. Pria yang kini sedang menatapnya dengan tajam. "Oke, aku hanya menyampaikan hal itu, aku pamit." tambahnya berlalu begitu saja melewati tubuh Rully.Sepergian Alice, Rully berjongkok membantu tubuh Evelyn berdiri. "Apa wanita tadi menyakitimu?" tanyanya dengan rasa khawatir. Evelyn yang sudah berdiri menatap Rully dengan kegelisahan. Bahwa saat ini ia begitu takut dengan ucapan Alice. Rully yang menyadari bagaimana perasaan Evelyn pun mengelus pipi Evelyn. "Tenangkan dirimu, Evelyn. Kita ke kantor Polisi. Mem
Read more
BAB 24
"Oh… Tuhan!" Mendengar suara tembakan yang begitu menggelegar, Evelyn sampai menjatuhkan ponselnya saat dirinya sedang menerima telepon dari Ibunya. Tangan yang gemetar itu, mencoba meraih benda pipi yang jatuh di kolong dasbor mobil. Raizel begitu ketakutan saat melihat 2 mobil mencoba memepet mobil Rully dari sisi kiri—kanan. "Mama, tadi bunyi apa?" Suara Raizel terisak. Selama ini, Raizel tidak pernah mendengar bunyi suara tembakan. Tidak hari ini, membuat wajah Anak berusia 6 tahun itu tampak pucat pasih. Sedangkan di posisi Rully, Rully menginjak pedal gas semakin dalam ketika 2 mobil hitam Ceper metalik itu sedang mencoba memepet mobil yang ia kendarai.Jalanan sepi dan hanya ditumbuhi pepohonan di bahu kiri-kanan jalan tanpa ada rumah penduduk, membuat aksi saling kejar-kejar tersebut tidak menjadi pusat perhatian."Rully, apa yang harus aku lakukan?" panik Evelyn sambil memeluk tubuh Raizel yang sedang bergetar hebat di dalam pelukannya."Tenang, Evelyn. Aku sedang berpiki
Read more
BAB 25
"Berikan Anak itu kepadaku!" Ethan kini mencoba merebut paksa Raizel dalam dekapan Evelyn. Evelyn dengan sekuat tenaga tidak melepaskan pelukannya dari buah hati. Kendati Ethan kini sedang mencoba menekannya, tidak membuat Evelyn takut seperti yang sudah-sudah."Mama… sakit!" Raizel meringis saat Ethan menarik tubuhnya paksa. "Ethan, lepas! Kau menyakiti Raizel. Biarkan Raizel bersamaku!" pekik Evelyn. "Berikan, Evelyn. Raizel akan hidup layak dan terjamin bersamaku!" sentak Ethan. Selama ini, Ethan yang membuangnya, dirinya mengandung, mengasuh dan membesarkan Raizel hanya seorang diri. Di saat Raizel sudah sebesar ini, pria Arogan ini ingin mengambilnya dariku? Evelyn tidak akan membiarkan hal itu terjadi. "No… Paman, lepas! Aku maunya sama Mama! Aku tidak ingin ikut dengan Paman!" Raizel meronta dengan hebatnya saat Ethan berhasil meraih tubuh Raizel dari Evelyn. "Paman? Panggil aku Papa! Aku ini Papu, Rai." Sentak Ethan. Deg! Iris mata Evelyn melebar saat Ethan menyebutkan
Read more
BAB 26
Evelyn tersentak saat seorang wanita yang sudah terlihat berumur itu berjalan ke arah Evelyn dengan wajah yang begitu tidak enak dilihat. Plak! Wanita tersebut tiba-tiba saja menampar pipi Evelyn. Evelyn terdiam saat tangan telapak wanita itu mengenai pipi kanannya."Kau Janda yang mempengaruhi Anakku, 'kan? Bisa-bisanya kau membuat Anakku terluka seperti ini. Dasar wanita sial!" maki wanita tersebut yang merupakan Ibunya Rully. Evelyn membungkuk. Evelyn tahu kesalahan yang dirinya perbuat karena telah menyeret Rully dalam problematik yang sedang dirinya hadapi. "Maafkan aku, Bu. Sungguh, aku tidak bermaksud membawa Rully dalam bahaya—" "Pergi sekarang! Jangan menampakan wajah menjijikkanmu lagi di hadapanku atau di depan Rully. Kau itu hanya Janda dan wanita pembawa sial! Tidak pantad kamu dekati Anak saya!" Sentak wanita itu. Ucapan wanita di hadapan Evelyn begitu menyakitkan. Tapi, ucapan wanita tersebut ada benarnya juga. Karena Rully terluka karena dirinya. "Sekali lagi, tol
Read more
BAB 27
“Mohon maaf Tuan, jika kami memanggil anda kemari. Karena kami mendapat laporan dari Nyonya Evelyn. Jika anda melakukan penembakan kepada Saudara Rully,” ucap seorang petugas Kepolisian yang kini sudah duduk berhadapan dengan Ethan.Ethan yang duduk berhadapan memasang wajah ketidaksukaannya. Jelas ia marah saat dirinya dilaporkan oleh Wanita yang notabenenya adalah mantan Istrinya sendiri. “Iya, aku menembak pria yang membawa lari Anakku. Aku akan memberikan jaminan untuk kebebasanku. Sebagai gantinya, aku ingin melapor balik.” Petugas itu mengerutkan alisnya mendengar ucapan Ethan. “Melapor mantan Istri anda? dengan tuduhan?” Tanya Polisi tersebut.“Dengan tuduhan menyembunyikan Anak kandungku.”“Tapi, bukankah anda sudah bercerai?”“Yah, tapi dia sengaja melarikan diri dan menyembunyikan dirinya. Jelas aku tidak terima. Dan aku minta, Hak asuh Anak, harus jatuh kepadaku. Karena Anakku jauh lebih terjamin denganku daripada dengan Ibunya.”“Tapi Tuan, Nyonya Evelyn adalah ibu kandun
Read more
BAB 28
"Percaya diri sekali kamu menolak tawaranku. Jika demikian, selamat membusuk di penjara. Dan jangan lupakan Anakmu karena Anakmu akan hidup denganku," ucap Alice dengan Sinis. Alice memutar tubuhnya, berlalu meninggalkan Evelyn yang masih berdiri. Kepergian Alice, membuat Evelyn terduduk lunglai di atas lantai penjara yang lembab dan dingin. Entahlah keputusan yang diambil oleh Evelyn adalah keputusan yang baik atau mungkin, dirinya akan kehilangan Raizel. Dan kenyataan yang lebih buruk, Evelyn mungkin tidak akan pernah keluar dari penjara ini. Satu Minggu kemudian, Diana selalu pulang—pergi menjenguk Evelyn. Sama seperti hari ini, Diana tengah mengantarkan beberapa makanan untuk Anaknya itu. "Evelyn, bagaimana jika kita ajukan banding?" tanya Diana membuka obrolan saat dirinya kini berada di ruangan pengunjung."Percuma, Bu, kita tidak akan pernah menang jika yang kita lawan adalah Ethan. Dia punya segalanya, lantas kita?" "Apakah Ethan sama sekali tidak mengunjungimu? Setidakny
Read more
BAB 29
"Bagaimana dengan lukamu?" Tanya Evelyn saat dirinya bertatap dengan Rully. "Aku sudah sehat dan jauh lebih baik. Evelyn, ku harap kau bersabar ya, Aku akan menebusmu sebagai penjamin," ucap Rully. "Syukurlah jika kamu sudah membaik. Rully, terima kasih karena kamu begitu peduli kepadaku. Tapi, untuk kedepannya, ku mohon, jangan lagi ikut campur dengan masalahku." pinta Evelyn.Hari ini Evelyn dijenguk oleh Rully. Evelyn hanya membatu, ia Tidak banyak bicara. Karena dirinya tidak ingin menyeret Rully dalam masalahnya lagi. Jika mengingat, bahwa Rully hanyalah orang asing yang tidak sengaja masuk ke ke dalam kehidupan Evelyn sebagai teman."Mengapa aku tidak boleh mencampuri masalahmu lagi? Apa aku melakukan kesalahan? Evelyn, aku sungguh ingin membantumu. Setelah pulang dari sini, aku akan segera mencairkan uangku dan membebaskan mu dari sini," ucap Rully. "Rully tolong, jangan melakukan apa-apa lagi kepadaku. Aku tidak ingin ada hutang budi di antara kita. Cukup! Aku sudah tidak i
Read more
BAB 30
"Bagaimana keadaan Raizel, Dok?" Ethan bertanya saat bertatap dengan Dokter yang memeriksa keadaan Raizel. "Hanya demam dan sedikit stress. Kalau bisa, buat Raizel jangan sampai tertekan. Karena itu sangat berdampak pada pertumbuhannya." Mendengar penjelasan Dokter, Ethan tampak berpikir. Bagaimana bisa Raizel tertekan. Sedangkan apa yang diinginkan Anak itu selalu Ethan penuhi. Atau, mungkin karena Alice? Sepertinya Ethan harus memeriksa keadaan CCTV karena Ethan selalu percaya kepada Manda. Dan tidak tahu bagaimana Alice bersikap kepada Raizel selama dirinya tidak berada di kediaman. "Terima kasih Dokter. Aku akan membuat Raizel lebih nyaman ke depannya," ucap Ethan. "Aku tambahkan. Mungkin Raizel sedang merindukan Ibunya. Sehingga membuat Raizel menjadi sedih dan tertekan saat anda membawanya pergi dari Ibunya." tambah Dokter. Lagi-lagi, Ethan harus mengalami dilema dengan perasaannya. Sejak dirinya menceraikan Evelyn, Ethan memendam perasaan bersalah. Entah sejak kapan Ethan
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status