Lahat ng Kabanata ng CEO Arogan Itu Ayah Anakku: Kabanata 51 - Kabanata 60
138 Kabanata
BAB 51
"Apakah kau akan terus berada di sini? Kau tidak ingin pulang?" Rully menatap Delisa yang sedang duduk di depannya. Rully tidak habis pikir, bagaimana remaja seperti Delisa menyukainya. "Paman mengusirku?" tanya Delisa. "Tidak! Aku tidak mengusirmu. Tapi, kamu sudah terlalu lama berada di sini. Bagaimana jika orang tuamu mencarimu?""Orang tuaku tidak akan pernah mencariku, Paman, mereka tidak peduli dengan diriku. Kenapa Paman mengalihkan topik? Yang aku bahas, adalah perasaanku kepada Paman. bukan masalah orang tuaku." "Aku sedang tidak mengalihkan topik. Jadi, berdiri dari situ. Aku akan mengantarmu pulang," kesal Rully saat melihat betapa keras kepalanya gadis itu. Rully berjalan lebih dulu di depan. Berharap Delisa mengikutinya. Alih-alih mengikuti Rully, langkah Rully terhenti ketika Rully merasakan sebuah pelukan dari arah belakang tubuhnya. "Paman, aku tidak mau pulang. Tolong biarkan aku tetap disini," ucap Delisa sambil memeluk tubuh pria itu.Rully membuang nafas bera
Magbasa pa
BAB 52
"Daddy!" Alice melangkah ke dalam kediaman Gloria dengan tangis yang pecah. Suaranya melengking memanggil-manggil sang Ayah. "Dear, apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis begitu hebat?" Alberto menghampiri putrinya. "Daddy, Ethan…," Alice memeluk tubuh pria paruh baya dengan tangisnya. "Ethan menceraikanku!"Tangisan Alice semakin menjadi tatkala ia mengatakan perihal tersebut kepada Ayahnya. Seketika, asap dan tanduk pun keluar dari hidung dan kepala Alberto saat mendengar perkataan Alice. Jika Ethan berini menceraikan anak semata wayangnya."Lancang! Apa dia lupa dengan perjanjian antar orang tua?" geram Alberto. Alice menggeleng manja. "Aku sudah memperingati itu kepada Ethan. Tapi, dia menantang. Ethan bilang, dia akan melawan Daddy," Alice mengadu di sela tangisnya. "Apa, dia berani mengatakan hal itu?" Alice mengangguk menanggapi pertanyaan Ayahnya. Alice sengaja memancing kemarahan Ayahnya agar Ayahnya segera bertindak. Dan benar, belum apa-apa, Alberto sudah kepanasan.
Magbasa pa
BAB 53
Mengandung konten 21++______________"Apalagi yang Mama katakan?" Ethan nampak penasaran mengenai apa saja yang Evelyn katakan kepada Raizel selama 6 Tahun terakhir. Sepertinya, Evelyn sangat membenci dirinya. Sampai-sampai, perkataan Evelyn kepada Raizel adalah sebuah kutukan."Hm… kata Mama, wajah Papa mirip kardus. Dan kaki—tangan Papa, mirip ranting pohon," jawab Raizel polos. "Uhuk—" Ethan terbatuk dengan air liurnya sendiri. Saat dirinya Membayangkan wajahnya seperti kardus dengan kombinasi ranting pohon, membuat Ethan menggelengkan kepalanya kasar. "Grrr…!" Ethan merinding. Setelahnya, ia menatap Raizel. "Apa ada lagi yang dikatakan oleh Mama?" tanya Ethan. "Hanya itu, Papa. Yang lainnya, Mama hanya mengatakan, banyak belajar dan menjadi Anak yang baik. Biar seperti Papa yang hebat!" Seru Raizel penuh semangat. Seulas senyum terukir di bibir Ethan. Nyatanya, tidak semua yang dijabarkan oleh Evelyn adalah hal yang buruk. Hal itu membuat Ethan semakin bangga dengan mantan I
Magbasa pa
BAB 54
Mengandung konten dewasa 21++ (bisa di skip)—-----------Setelah Rully mengantar Delisa ke rumah gadis itu dengan paksa, kini Rully duduk di meja bar sambil meneguk tequila sekedar menghilangkan rasa sakit hatinya kepada Evelyn. Harus berapa lama lagi Rully menghapus wanita itu dalam pikirannya. "Paman, bagaimana kalau kita duduk di pojokkan?" Rully tersentak mendengar suara yang tidak asing. Mata Rully liar menyorot keadaan bar tersebut. Hingga netranya tertuju ke arah gadis yang mengenakan dres cream merangkul seorang pria yang jauh lebih tua dari usia gadis tersebut. "Delisa…," panggil Rully pelan. Delisa, gadis itu melewati tubuh Rully begitu saja. Seakan, Delisa tidak mengenal siapa Rully. "Kau terlihat sangat cantik, Delisa," ucap Pria tua itu kepada Delisa. "Terima kasih, Paman. Nanti, setelah di sini, kita ke hotel mana, Paman?" tanya Delisa manja. Seperti tersengat listrik, perasaan Rully begitu perih saat melihat Delisa seperti itu. Ternyata, Delisa memang bukan gadis
Magbasa pa
BAB 55
Setelah melakukan aktivitas panas di kamar mandi, kini Evelyn masih tetap terjaga saat malam kian larut. Evelyn mencoba untuk tetap fokus namun tidak bisa. Sedangkan Ethan yang sudah sangat lelah, akhirnya tertidur dengan pulas dengan deru nafas yang terdengar teratur di samping tubuh Evelyn."Ethan, apakah kau sudah tidur? Dari tadi kita hanya berdiam diri, " Evelyn mencoba membuka pembicaraan.Namun tidak ada jawaban dari pria yang sedang terlentang di sampingnya itu. Evelyn pun menoleh ke arah samping, "Sudah tidur, ya?" gumam pelan Evelyn.Evelyn menatap lekat wajah pria yang sedang terlelap itu dengan kagum. Selama 6 tahun berlalu, wajah yang Evelyn tatap mampu membuatnya jatuh cinta. Dia pria yang selama ini tidak pernah bersikap hangat. Namun di saat ini, Pria yang dulunya beku tiba-tiba mencair karena adanya Raizel.'Seandainya aku tahu dari awal, kehangatanmu hadir karena Anak, aku akan tetap bertahan dan tidak ingin menandatangani surat perceraian yang kau berikan, Ethan,' Ev
Magbasa pa
BAB 56
"Apa! Morning kiss? Apa aku harus melakukannya?" Pipi Evelyn bersemu merah. Dirinya merasa ini adalah awal yang baik untuk hubungannya dengan Ethan. Berharap di kemudian hari tidak ada lagi yang penghalang pada hubungan mereka. "Mulai detik ini, untuk setiap pagi. Kau harus memberikanku morning kiss," tutur Ethan.Evelyn dengan ragu-ragu, memberi kecupan di pipi Ethan dengan wajah yang sudah terlihat memerah. Ethan dengan cepat meraih pinggul Evelyn hingga tubuh mereka berdua menyatu. "Aku bukan memintanya di pipi. Aku sudah menunjuk bibirku. Apa kau bodoh, Evelyn?" Ucap Ethan saat wajahnya dan Evelyn seperti tidak ada sekat. "Mm… maaf, aku pikir—"Ethan mengecup lembut bibir Evelyn dengan sekilas lalu mengusap pipi Evelyn. "Nanti malam kita akan makan di luar," ucap Ethan sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Evelyn.Evelyn tak bergeming, seperti di hipnotis dengan senyum yang terukir, rasa bahagia sungguh bahagia ketika Evelyn memiliki keluarga seperti ini."Evelyn, Hei… kau
Magbasa pa
BAB 57
"Jauhkan tanganmu dari wajahku! Kau pikir aku sudi disentuh oleh dirimu, Alice!" Ethan memekik kesal saat Alice meraih dagunya. Tidak heran jika Alice dapat masuk di dalam ruang Direktur. Sebab, semua orang tentu tahu jika Alice merupakan Nyonya Zoldyck, Istri dari Ethan Zoldyck."Tidak ingin disentuh? Ethan, aku masih ingat bagaimana kau menggoyangkan pinggulmu di atas tubuhku. Dan kau begitu lincah. Aku, ingin mengulang kembali masa-masa itu." Alice, melepaskan blazer yang ia kenakan. Hingga tinggal lapisan tanktop yang kini menempel pres pada tubuh sintal miliknya.Ethan berjalan memutari meja, menghampiri Alice yang ingin menggodanya. Sebelum wanita itu melepaskan semuanya pakaiannya, dan membuat Ethan hilang kendali, Ethan harus segera menendang wanita itu lebih dulu dari ruangannya. "Keluar! Jangan mengungkit sesuatu yang sudah tidak pernah aku lakukan!" Ethan menarik kasar tangan Alice—memaksa wanita itu agar keluar dari ruangannya. Alih-alih ketakutan, Alice memanfaatkan k
Magbasa pa
BAB 58
"Sabar, Sayang, sebentar lagi, kita akan bersenang-senang. Akan aku pastikan, aku akan memuaskanmu."Kini Alice dan Ethan sudah berada di dalam mobil. Tubuh Ethan yang begitu lemas tak berdaya, membuat dirinya tidak dapat melakukan apa-apa selain mencoba menekan gejolak liar di dalam dirinya. 'Keparat, Obat ini begitu kuat. Alice, Berani kau menyentuhku, akan ku potong tanganmu setelahnya,' umpat Ethan dalam hati."Sayang, kenapa wajahmu begitu tidak suka melihatku? Aku ini Istrimu," ucap Alice yang menyandarkan tubuhnya di bahu Ethan seraya satu tangannya meraba-raba dada Ethan saat kancing-kancing kemeja itu telah terlepas.'Ini bukan suara Evelyn, mengapa ada tangan yang meraba-raba dadaku?' Ethan membantin. Ia mencoba membuka matanya yang terasa begitu berat.Pelan-pelan, kesadaran Ethan mulai menghilang tapi, kulitnya masih peka dengan sentuhan yang diberikan oleh Alice di dadanya. "Menyingkirlah, keparat! Ah… aaahh… Jangan coba-coba kau menyentuhku!" pekik Ethan mencoba mendoro
Magbasa pa
BAB 59
"Berhentilah menangis, kau kuat Evelyn, kau bukan wanita yang lemah!" Evelyn menyakinkan dirinya, mencoba mensugestikan dirinya agar tidak sepantasnya ia menangis hanya karena Ethan. Bukankah, Alice adalah Istri dari pria itu. Lantas, mengapa dirinya sesakit ini. Evelyn memacu mobilnya menuju ke sekolah Raizel serta merta membawa rasa yang terkoyak di dalam dada. Mungkin, kata "Ikhlas" yang pernah tersirat adalah ungkapan paling bullshit yang pernah Evelyn katakan. Nyatanya, bongkahan daging di dalam dada seperti ditusuk dengan ribuan jarum saat menyaksikan Alice dan Ethan tengah bercumbu."Hahahaha… Evelyn, kau begitu lucu, ya, sadarlah, kau itu siapa? Dan berasal dari mana? Buang jauh-jauh asumsimu, jika kau berpikir Ethan akan berubah. Dia hanya pria Arogan yang tidak akan tersentuh hatinya," Evelyn meracau, kini matanya sembab akibat terlalu banyak menangisi pria yang tidak pernah memberikan cintanya kepada Evelyn. Hingga, mobil yang dikendarai oleh Evelyn pun tiba di depan seko
Magbasa pa
BAB 60
David tiba di kediaman. Bergegas ia menghampiri Ethan yang berada di dalam kamar. Ethan segera bangkit ketika melihat kehadiran David. Raut wajah penuh harap jika ia akan mendapatkan kabar baik dari asistennya itu."Apa yang kau temukan?" Ethan bertanya dengan paras kecemasan yang terlihat jelas di wajah pria itu. "Tuan, Nyonya Evelyn pergi ke rumah Ibunya. Kemungkinan Tuan kecil Raizel bersama Nyonya Evelyn. Jadi aku tidak mengikutinya lagi." Lapor David. Ethan terdiam, ada rasa ingin menjemput wanitanya. Tapi, bukankah itu terlalu egois jika Ethan selalu menekan Evelyn? Mungkin saja, saat ini Evelyn sedang ingin menenangkan dirinya di kampung. karena Ethan tahu, saat ini Evelyn tentu memiliki emosi yang buruk karena masalah dirinya dan Alice tadi siang."Kau boleh keluar, David. Untuk sementara waktu, biarkan Evelyn bersama Ibunya." Mendengar perintah tuannya, David segera melangkah menuju ke arah pintu kamar. Saat David menarik handle pintu kamar, dirinya berpapasan dengan Rosali
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status