All Chapters of Istri Pengganti sang Duke Arogan: Chapter 11 - Chapter 20
61 Chapters
Awal Kerjasama
Beberapa saat sebelum kematian Danis.Saat itu Danis sedang membantu untuk mempersiapkan pertemuan resmi pertamaku dengan Revanov setelah pesta kedewasaan. Yah, meskipun pertemuan kali ini hanya akal-akalan yangkubuat bersama Revanov untuk menipunya."Anda terlihat sangat cantik hari ini Nona, Yang mulia Duke pasti akan menyukai anda," ujar Danis dengan tangan yang masih sibuk menata rambutku. "Benarkah? Tapi, aku tidak ingin menikah dengannya, Danis." Wajah lesuku terpantul jelas di dalam cermin hingga membuatnya Danis yang awalnya ceria jadi memasang wajah bingung, aku memang tidak ingin menikah dengan Revanov kalau bukan karena ingin memanfaatkannya. Kupegang tangannya dengan lembut dan mendongak untuk melihat wajahnya. "Apa kau tahu cara untuk memutuskan pertunangan ini?" Dia terperanjat. "Itu tidak mungkin Nona." "Kenapa, Danis? Apa kalian tega memberikanku kepada Duke gila seperti dia?" Danis menurunkan melepaskan genggaman tanganku dengan pelan dan berbalik untuk mengambi
Read more
Keretakan
Entah bagaimana ucapan Revanov masih terngiang di pikiranku, sampai aku tidak bisa fokus dengan apa yang di sampaikan Countess Afrina sekarang. Apa sih yang dia maksud dengan berkata seperti itu. Padahal kami sudah memperjelas hubungan ini untuk saling menguntungkan saja, apa dia pikir aku akan menghianatinya jika kami bercerai? "Nona, apa yang sedang Anda pikirkan?" tanya Countess yang membawaku kembali pada kenyataan. "Ah, maafkan saya Countess. Kepala saya terasa pusing, apa kita bisa tunda kelasnya dulu?" Dia meletakkan bukunya dan menghampiriku, di tepuknya pundakku satu kali seolah memberikan semangat. "Anda pasti sangat terkejut, saya tidak menyangka Danis akan melakukan hal seperti itu. Apa anda mau kelasnya kita liburkan dulu?" ucapnya setengah berbisik. Dari luar ruangan juga terdengar suara para pelayan yang sedang membicarakan kejadian Danis dan rencana pembunuhan yang dilakukannya kepadaku. Sungguh, sebenarnya aku tidak menyangka kalau setelah kejadian itu akan ada ba
Read more
Permainan asli bermula
Sore hari saat di rumah pengrajin.Ketika tiba disana orang-orang menyambutku dengan sangat senang bahkan mereka yang dulu melihat buruk padaku sekarang pandangannya mulai melunak terutama Fleur."Selamat datang, Nona," sambutnya dengan wajah ceria. Kulihat dia menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya dan nampak malu akan sesuatu."Terima kasih Tuan. Apa ada yang ingin anda sampaikan?" tanyaku begitu melepas tudung yang kugunakan untuk menutup wajah.Aku pergi kesini diam-diam setelah berhasil lepas dari pengawasan Marquis dan Revanov. Mereka masih sibuk membicarakan tentang pernikahan, apalagi Revanov dia terlihat sangat bersemangat."Itu ... saya ingin meminta maaf karena sudah bersikap buruk pada Anda sebelumnya.""Ah, tidak apa-apa. Aku juga sudah melupakannya."Wajahnya menjadi semakin sumringah dia hampir saja memelukku karena reflek jika tidak di tahan oleh Alfonso yang sudah berdiri di belakangnya."Kembali bekerja Fleur, ada banyak pesanan yang menantimu. Maaf membuatmu menu
Read more
Hati yang Kosong
"Kau datang cepat sekali."Aku beranjak dari ranjang untuk menghampirinya. Dia baru saja membuang bunga yang di bawanya dan melepaskan jubah yang penuh dengan darah. Bau anyir menyeruak dari jubahnya hingga memenuhi ruangan. "Karena aku ingin mendengar rencana apalagi yang ingin kau buat," jawabnya dengan santai. "Bukankah kau meminta informasi tentang putri tunggal Viscount Valerian." Kuberikan berkas yang ada di laci padanya. "Itu adalah data pribadinya, dia juga mengirimkan surat padaku untuk menghadiri pesta minum tehnya." "Kau benar-benar bisa banyak hal." Dia merebahkan diri diatas sofa tanpa mempedulikan tentang darah yang bisa saja menempel disana dan mulai membaca dengan santai. Sampai sekarang aku masih belum tahu tujuan aslinya meminta berkas-berkas seperti itu. "Apa yang akan kau lakukan pada mereka?" "Kau akan segera tahu," jawabnya bahkan tanpa menoleh sedikitpun padaku. Melihatnya terus berada di sini kupikir pria gila itu tidak mempunyai pekerjaan ataupun rasa t
Read more
'Teman' Cecilia
Pagi ini Marquis memanggilku ke ruang kerjanya untuk membereskan masalah kematian Danis. Dia memberiku beberapa berkas tentang penggelapan dana yang terjadi di penginapan."Aku tidak menyangka anak itu akan menusukku dari belakang," ucap Marquis padaku."Saya juga Ayah. Tapi apa yang akan ayah lakukan pada kedua orang tuanya?""Mario dan Sillia tidak akan di hukum berat karena itu murni perbuatan anaknya, mereka akan memberikan kompensasi pada kita."Marquis memegangi kepalanya dan memijat pelan, itu adalah kebiasaan yang dia lakukan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. "Lalu, apa ayah sudah menemukan pembunuh itu?" Dia menggeleng pelan. "Masih belum ada petunjuk lagi, aku sudah bekerja sama dengan Duke Arcelio untuk mencarinya, mungkin saja setelah ini akan ketahuan siapa pelakunya.""Tuan Duke pasti kesulitan karenaku. Kalau saja aku bisa membela diri, kalian tidak akan perlu sampai seperti ini.""Meskipun kau bisa bela diri, kejadian seperti ini harus terus di seli
Read more
Kesepakatan
Marquis terlihat kebingungan dengan permintaan Alfonso. Tentu saja menyerahkan tanggung jawab proyek ini padaku akan membuatnya kesulitan memanipulasi data dan berkas seperti yang biasa dia lakukan pada bisnisnya yang lain.Aku juga baru tahu tentang kelicikan Marquis setelah menerima berkas salinan pemberian Sillia semalam. Dia melakukan tugasnya dengan sangat baik selama empat hari ini."Apa ayah masih belum bisa percaya padaku?""Bukan seperti itu Putriku, karena kau baru saja masuk ke dunia bisnis mungkin ini akan sedikit sulit.""Aku 'kan bisa belajar dari Ayah dan juga ada Countess Afrina yang bisa membantuku. Aku juga ingin membantu temanku Ayah, rasanya pasti menyenangkan jika bekerja dengan orang yang kita kenal dekat."Mendengar permintaanku Marquis terlihat berfikir sejenak sebelum memberikan jawabannya. "Haaah. Baiklah, jika kau kesulitan tanyakan saja padaku.""Terima kasih Ayah!"Akhirnya kesepakatan berhasil di buat dan kulihat Marquis dengan setengah hati menuliskan n
Read more
Masalalu Cecilia
Angin malam menerpa wajahku dengan lembut begitu aku berhasil menyelinap keluar. Seperti yang dijanjikan oleh Revanov, dia akan menungguku di bukit belakang.Perlahan kukeluarkan Lily dari kandangnya dan menunggangi kudaku melewati hutan yang gelap. Beruntung cahaya bulan sedikit menerangi jalanku.Kuhentikan kudaku saat bayangan hitam keluar dari balik pohon besar. "Kenapa lama sekali?" tanya Revanov begitu melihatku."Karena Marquis sudah meningkatkan keamanan jadi sedikit sulit untukku keluar. Sekarang tunjukkan jalannya.""Kau tidak sabaran sekali ya.""Apa kau baru tahu?" "Baiklah, ikuti aku!"Perlahan kami bergerak kembali memasuki hutan, suara binatang-binatang malam mulai terdengar hingga membuat aku merinding. Sembari mengikuti Revanov tanganku meraba-raba saku tempatku menyimpan belati pemberian Countess Afrina.Dia membawaku ke tempat yang sepi, bukannya aku ingin berfikiran negatif tentangnya tapi ini hanya untuk jaga-jaga saja."Kenapa kau malam membawaku ke tempat sepe
Read more
Pengirim pembunuh bayaran
Pertemuan dengan Grisa memberiku semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini kupendam. Grisa menggengam kedua tanganku dengan erat dan menatap lurus padaku sebelum kami berpisah. "Aku akan kembali ke ibukota, mampirlah dengan suamimu jika kau sudah disana dan tolong jangan memaksakan diri," ucapnya. Dia terlihat mengkhawatirkanku tapi apa sekarang aku harus peduli? Pada akhirnya aku hanya memberikan senyuman sebagai jawaban. "Apa kalian sudah selesai? Kita harus segera kembali," seru Revanov dari luar. "Aku harus segera kembali, sekali lagi terima kasih Grisa." Dia memelukku untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya aku keluar dan menemui Revanov. Pria itu masih bersandar pada pohon tempat kami mengikat kuda. Dia melipat kedua tangannya di dada dan melirikku begitu menyadari pintu terbuka. "Sudah selesai?" tanyanya. "Ya, ayo kita kembali." "Kau punya masalalu yang menarik." Dia melepaskan tali yang terikat dan membawa kedua kuda itu di hadapanku. Malam semakin laru
Read more
Pengajuan Pernikahan
Beruntung keluarga kerajaan yang datang adalah pangeran Bian bukannya putri Amelia. Setidaknya aku bisa bernafas lega dan sekarang tubuhku sudah lebih baik setelah beristirahat."Apa ada surat lain yang datang padaku, Hilda?" tanyaku pada pelayan pribadiku yang baru.Dia berhenti dari kegiatannya membersihkan kamarku lalu menggelengkan kepala. "Tidak ada Nona. Tapi tadi pagi ada seorang pelayan pria yang mencari Anda. Siapa ya namanya....""Andre?" tanyaku mencoba menebak karena dia sepertinya masih kesulitan untuk mengingat semua orang yang ada di kediaman ini."Ah! Benar, dia bilang ada yang ingin di sampaikan pada Anda.""Bisa panggilkan dia sekarang?""Baik Nona."Jika itu Andre, berarti ada surat yang datang dari Alfonso, karena aku menugaskannya untuk menjadi perantara surat menyuratku dengan pria itu.Kulihat dari balik jendela kereta kuda kerajaan perlahan pergi meninggalkan rumah ini. Padahal aku juga ingin segera pergi dari tempat ini tapi jika pergi begitu saja, rasanya ada
Read more
Ketahuan?!
"Gunakan otakmu itu jika kau tidak ingin mati," ucap Pria yang sedang menolongku -pada pria cabul tadi-.Kini dia berbalik dan bertanya padaku dengan suara yang lebih rendah. "Apa Anda baik-baik saja?" "Sa-saya baik-baik saja, terima kasih."Akhirnya pria cabul tadi di urus oleh penjaga yang bertugas. Sepertinya dia tidak akan bisa datang lagi ke tempat ini. Karena tidak berhasil menemukan Alfonso aku menghabiskan waktuku disana di temani pria yang menolongku tadi. Dia memperkenalkan diri sebagai Lio."Jadi, Anda tidak bisa menemukan teman itu?" tanyanya."Belum, sepertinya dia terlambat datang."Saat ini kami sedang duduk dan mengobrol di bar yang memang di sediakan di dalam ruang perjudian yang luas ini. Dari bar aku bisa melihat berbagai macam permainan untuk judi dan orang-orang yang mengelilinginya. Mereka nampak antusias dalam bermain dan menertawakan yang kalah."Kenapa Anda datang ke tempat ini sendirian?" tanya Lio yang menarik perhatianku kembali padanya."Karena ada urusan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status