Semua Bab Istri Pengganti sang Duke Arogan: Bab 41 - Bab 50
61 Bab
Berlian Merah
Bebebrapa saat sebelumnya aku masih bersama Revanov untuk membahas perihal pernikahan kami sampai seorang pelayan tiba-tiba datang dan mengatakan padaku bahwa Putri amelia mengundangku untuk minum teh bersama."Terima kasih, sampaikan pada Tuan putri bahwa aku akan segera datang," ujarku mengakhiri perbincangan dengan pelayan dari Istana putri.Revanov yang juga mendengar percakapan kami tertawa saat mendengar bahwa aku langsung berurusan dengan Putri."Bukankah kau tadi bilang tidak ingin berurusan dengannya? Kupikir hubungan kalian nanti akan jadi lebih dari seorang teman biasa," ujar Revanov dengan tawanya."Kau tahu kalau dia akan memanggilku 'kan?" tanyaku dengan nada ketus.Dia mengangkat kedua bahunya dan tersenyum ke arahku. Ternyata dia benar-benar tahu, jadi karena itulah dia datang memperingatiku. Benar-benar pria yang menjengkelkan, sekarang aku harus bertemu dengan Putri di hari pertama aku tiba di sini."Haah, sudahlah. Karena tujuanmu sudah tercapai sebaiknya kau keluar
Baca selengkapnya
Pertengkaran
Aku tidak tahu apakah pria ini tidak tahu artinya atau memang sengaja memberikan benda ini padaku. Tapi yang pasti aku bisa merasakan niat tidak baik dari mereka yang ada disini. "Tuan, hadiah ini terlalu berharga untuk di berikan pada seorang 'teman'. Saya merasa tidak pantas untuk menerimanya," ujarku."Tidak apa-apa Nona, tolong di terima saja dan saya juga ingin Anda terus menjadi teman Amelia," ujar Tristan dengan senyumnya.Aku terdiam sejenak sebelum menjawabnya. "Tuan, pengetahuan yang saya miliki tidak sebanding dengan tuan putri. Tidak pantas rasanya saya di sebut sebagai teman dari orang yang bermartabat seperti Tuan putri.""Nona, anda tidak perlu merasa rendah diri. Marquis sudah sering membanggakan kecemerlangan putrinya pada semua bangsawan dan saya merasa itu benar," celetuk Duke."Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya seseorang dari belakangku.Kedatangannya membuat suasana canggung ini terasa semakin canggung. Aku benar-benar belum tahu cara menghadapi orang-oran
Baca selengkapnya
Waktu bersama
Akhirnya tiba waktu makan malam dan bersama dengan Marquis aku datang memenuhi undangan Raja untuk makan malam. Sebenarnya aku tidak ingin hadir apalagi Revanov uga pasti akan datang malam ini, tapi akupun tidak bisa menolak undangan raja begitu saja."Ada apa? Kau terus menghela nafas dari tadi," tanya Marquis begitu kami tiba di depan pintu ruang makan."Tidak ada apa-apa, saya hanya gugup," jawabku."Jangan pasang wajah lesu begitu atau mereka akan salah sangka bahwa kau di paksa datang ke sini," lirih Marquis padaku.Orang yang pertama kali menarik perhatianku adalah Revanov yang berpakaian lebih rapi dari biasanya. Dia langsung melihat kearahku begitu kami memasuki ruangan, rasanya sangat tidak nyaman hingga aku mengalihkan pandangan darinya. Yang tanpa kusadari ternyata itu menarik perhatian Raja."Selamat datang Marquis dan Nona magrita, silahkan duduk," ucap sang Raja pada kami."Terima kasih sudah mengundang kami Yang mulia," ujar Marquis."Kau tidak perlu sungkan begitu, aku
Baca selengkapnya
Pangeran Bian
Ciuman kami tadi masih terngiang-ngiang di pikiranku, apalagi saat dia dia memanggilku sayang begitu melepaskan ciumannya dan kemudian mengecup keningku saat aku masih terkejut dengan kelakuannya yang tiba-tiba seperti itu."Argh!! Lupakan itu Cecil!" teriakku pada diri sendiri.Saat ini aku sudah ada di kamar setelah berhasil kabur dari Revanov, benar-benar deh apasih yang dia pikirkan dan kenapa aku merasa malu begini? Kutampar pipiku beberapa kali untuk menyadarkan diri tapi bukannya sadar aku malah semakin kepikiran."Dasar pria gila!" lirihku.Karena malam ini tidak bisa tidur alhasil aku beranjak dari ranjang dan mengambil syalku. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan di taman, udara malam ini cukup untuk menyegarkan pikiranku. Terlebih tidak ada orang yang akan datang ke taman malam-malam begini. Aku baru menyadarinya ternyata bintangnya bersinar sangat terang saat aku memutuskan untuk duduk di tepian air mancur. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya seseorang yang tiba-tiba munc
Baca selengkapnya
Aliansi baru
Setelah hari yang begitu berantakan kemarin, hari ini aku harus menghadapi Tristan -sepupu dari putri Amelia- sepertinya pria ini tidak mengerti akan peringatan yang sudah di berikan Revanov kemarin. Atau bisa jadi dia menganggap bahwa pertengkaran kami kemarin adalah sebuah peluang?"Apa anda menyukai teh yang saya bawa?" tanya Tristan begitu aku selesai menyesap teh yang pertama.Hari ini dia datang membawa banyak jenis teh dan juga teh buah yang kemarin kami nikmati bersama Putri dan sekarang kami sedang duduk di taman Istana selatan."Ya, Anda membawa berbagai macam teh yang nikmat, apa yang satu ini di campur dengan daun mint?" "Benar, seperti dugaanku Anda pasti bisa menilai kwalitas teh-teh ini," ujarnya sampai aku curiga pria ini memang terobsesi pada teh."Anda menilai saya terlalu berlebihan," jawabku."Saya tidak pernah salah menilai orang.""Kalau begitu terima kasih atas pujiannya, saya jadi semakin merasa bersalah tentang insiden kemarin. Saya mewakili Revanov untuk mem
Baca selengkapnya
Mari menangkap para tikus!
Usai acara 'makan siang' dengan Pangeran aku memutuskan untuk pergi menemui Alfonso yang sudah menunggu di rumah Grisa. Tentu saja aku datang bersama dengan Revanov karena pria itulah yang tahu persis rumahnya."Kenapa kau sering sekali bertemu dengan pria itu?" tanya Revanov.Karena kami pergi secara diam-diam, jadi kami memutuskan untuk menunggangi satu kuda, meskipun awalnya terasa tidak nyaman."Kau bertanya padahal sudah tahu," jawabku."Yah, padahal kupikir akan lebih menyenangkan jika kau mau menceritakan sedikit padaku.""Sudahlah, ngomong-ngomong apa mata-mata yang kau kirim tadi bisa di percaya?""Ya, dia adalah anggota dari kelompok yang kubuat secara diam-diam," jawabnya dengan pandangan mata tetap lurus ke depan.Setelah pembicaraan tadi kami langsung mengirimkan mata-mata ke istana putri dan ke kediaman Valerian. Wajah Revanov yang terlihat sangat fokus itu mengalihkan pandanganku. Jika saja dia memiliki hati yang lebih lembut pasti sudah banyak gadis yang berbaris untu
Baca selengkapnya
Sosok Misterius
Grisa berulang kali meminta maaf padaku tentang berbagai hal. Entah itu karena dia yang tidak bisa menemukanku ataupun tentang dia yang membocorkan rahasiaku pada Pangeran.Padahal aku sudah mengatakan padanya untuk menyimpan rahasia itu dari siapapun, sekarang dia malah membuktikan sendiri kalau dirinya tidak bisa di percaya."Bibi, berapa lama kau tinggal di ibukota?" tanyaku."Semenjak pergi dari Magrita, aku tinggal di sini atas bantuan dari Ratu Shafira," jawabnya dengan cepat."Ini aneh, padahal selama ini aku juga tinggal di ibukota. Bibi sendiri yang bilang sedang mencariku tapi kenapa kita tidak pernah bertemu?"Meskipun Ibukota itu sangat luas tapi jika dia memang niat mencari seharusnya kami bisa segera bertemu apalagi gang yang kulewati tadi sering kudatangi."Itu karena ibukota sangat luas dan aku tidak punya cukup uang untuk mendapatkan bantuan," jawabnya."Bukankah bibi bilang kalau Ratu Shafira pernah membantu? Mungkinkah saat itu ekonomi kerajaan tidak cukup untuk mem
Baca selengkapnya
Pasar malam
Sial! Siapa yang lebih dulu datang, bahkan aku belum sempat berbicara dengan Grisa untuk mencari tahu kebenarannya. Melihat orang tersebut celingukan berarti dia belum mengetahui keberadaanku. Karena gang ini memiliki banyak tempat bersembunyi yang gelap aku bisa dengan mudah mengkamuflase diriku di dalam kegelapan."Apa dia sudah pergi sekarang?" Sebenarnya aku ingin mengecek tapi siapa sangka kalau sekarang sosok itu justru sudah ada tepat di hadapanku membawa pedang dengan darah segar yang masih menetes dari ujungnya. Melalui pedang mengkilap itu aku bisa melihat pantulan wajahku sendiri. Apa aku juga akan mati sekarang? Tidak-tidak. Aku masih membawa belati. Mari tenangkan diri Cecil."Kupikir siapa yang datang, ternyata itu kau ... Cecilia," ujarnya."Hah?"Suara ini, aku sangat mengenalnya. Benar, ketika aku mendongak Revanov sudah ada di hadapanku dengan tudungnya yang terbuka. "Revanov?!" "Kenapa kau datang sendiri ke tempat seperti ini?"Aku mengerjap saat dia dengan santa
Baca selengkapnya
Pernikahan dan pembunuh
Beberapa hari berlalu tanpa terasa semua persiapan pernikahan sudah selesai. Mengesampingkan tentang semua hal yang terjadi, sekarang aku sudah ada di ruang rias pengantin mengenakan gaun pengantin turun temurun dari keluarga Arcelio. Tidak ada orang di ruangan ini kecuali aku dan Putri Amelia. Gadis itu membuat ekspresi tenang yang justru membuatku gelisah. "Selamat atas pernikahanmu," ucapnya sembari memberikan satu buket bunga padaku. "Terima kasih Yang mulia." Buket bunga tadi sudah ada di tanganku. Wangi yang khas dari bunga memenuhi indra penciumanku, aku tidak bisa menebak apa isi kepala Putri Amelia saat ini. Yang bisa kulakukan sekarang hanya berharap pernikahan ini berjalan lancar sehingga aku bisa cepat pergi dari Magrita."Kau terlihat sangat cantik hari ini, apa aku boleh menjadi pengiringmu?" tanya Amelia seraya memegang kedua tanganku dan mengangkatnya."Itu ... suatu kehormatan untuk saya Yang mulia.""Baiklah, karena upacaranya akan di mulai sebaiknya kita segera
Baca selengkapnya
Malam pertama
Banyak orang berdansa mengikuti alunan musik yang di putar oleh para orkestra terkenal. Pesta juga terasa semakin memanas ketika memasuki malam hari.Tidak sedikit juga yang sudah mabuk karena terlalu banyak minum. Tak terkecuali aku. Malam ini aku sengaja untuk memuaskan diri menikmati pesta bersama dengan teman-teman sekaligus aku ingin menghilangkan sejenak beban pikiran yang tadi di tambah oleh Mielle.Aku masih mengingat jelas perkataan Mielle saat menuduh Revanov sebagai pembunuh."Kenapa bisa mereka menganggap itu adalah suamiku?" tanyaku pada Mielle tadi."Itu karena pembunuhnya mulai beraksi ketika Tuan Duke datang ke istana. Lalu kudengar juga ada yang melihatnya keluar diam-diam setiap malam hari. Tepat sekali malam itu ada seseorang yang mati. Mereka juga menemukan liontin dengan lambang mawar dan singa," jelas Mielle.Lambang mawar dengan singa di tengahnya adalah lambang khusus keluarga kekaisaran, namun seiringnya waktu orang yang sering mengenakannya adalah keluarga Ar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status