Lahat ng Kabanata ng Istri Pengganti sang Duke Arogan: Kabanata 51 - Kabanata 60
61 Kabanata
Membantu Suami
Beginikah rasanya menjadi populer? Rasanya seperti semua mata tertuju padaku padahal yang kulakukan hanya berjalan-jalan di taman bersama Revanov."Kudengar mereka menghabiskan malam yang sangat panas.""Bahkan ada pelayan yang sampai mendengar teriakan Nona Arcelio semalam.""Tuan juga keluar dari kamarnya tanpa memakai baju. Bekas luka di punggungnya sampai terlihat jelas.""Mungkin karena itu Nona mengusirnya hahaha."Suara tawa dan gosip yang di sebarkan oleh pelayan terdengar sangat jelas di telingaku. Aku tidak menyangka mereka akan membahas sesuatu seperti itu. Rasanya aku benar-benar kehilangan wajahku di hadapan semua orang.Saat aku sedang menahan malu, pria di sebelahku justru dengan santai berjalan dengan terus menggandeng tanganku seolah tidak mendengar apapun."Apa mereka tidak punya hal lain untuk di bicarakan selain membicarakan tentang kita?" bisikku pada Revanov."Memangnya mereka membicarakan apa?" jawab Revanov yang malah balik bertanya.Ternyata dia benar-benar ti
Magbasa pa
Kakak Revanov?
Akhirnya setelah beberapa hari di istana kami pergi ke wilayah Arcelio yang letaknya tidak terlalu jauh dari Ibukota. Meskipun begitu perbedaan suhu di wilayah tersebut sangat tinggi. Dari balik jendela aku bisa melihat banyak salju yang mulai turun di wilayah Arcelio. Perumahan disini juga tidak terlalu padat bahkan ada juga beberapa rumah kosong yang di tinggalkan penghuninya. Revanov sendiri tidak terlalu menjelaskan tentang keadaan Arcelio padaku tapi dilihat dari sini saja, kurang lebih aku sudah tahu bagaimana keadaan wilayah ini. "Gunakan mantelmu, udaranya semakin dingin disini," ujar Revanov yang kini mengambil alih fokusku. "Aku memang mendengar bahwa wilayah ini dingin tapi tidak kusangka akan sedingin ini," ucapku sembari merapatkan mantel bulu pemberiannya. "Aku akan meminta Frederick menyiapkan tempat yang hangat untukmu, tahan sebentar karena kita sudah hampir sampai," jelas Revanov.Kupikir sifatnya sedikit melunak sekarang, dia bahkan sering membantuku ketika kami
Magbasa pa
Kediaman Arcelio
Akhirnya setelah beberapa saat, kami tiba di kediaman Arcelio. Sudah banyak pelayan yang menyambut kami, berbeda dengan kesan dari wilayah ini mereka lebih terlihat sangat ramah.Bahkan saat aku baru turun dari kereta mereka langsung membungkuk dan memberi salam, tidak ada tatapan mencemooh sama sekali dari mereka."Selamat datang kembali, Tuan dan Nyonya!" sapa mereka secara bersamaan."Frederick!" panggil Revanov pada seorang pria yang berdiri di tengah-tengah para pelayan."Iya Yang mulia?""Antarkan Nyonya ke ruangannya dan temui aku di ruang baca!" "Baik Yang mulia. Mari Nyonya," ucap pria -yang nampak seumuran dengan Revanov- padaku. Padahal kupikir dia akan terlihat sudah tua, setidaknya mungkin setua Mario. Berbeda dengan luarnya, ternyata bagian dalam rumah ini lebih terlihat rapi dan nyaman. Interiornya memang jadul tapi justru memberi kesan rumah yang elegan.Frederick membawaku ke lantai dua, disana ada beberapa ruangan yang salah satunya adalah kamar tidurku yang berad
Magbasa pa
Kunjungan wilayah
Ke esokan harinya aku keluar bersama dengan Revanov untuk melihat kondisi para penduduk, Meskipun tempat ini sangat dingin ta[i aku senang melihat banyak orang yang maih mau tinggal disini. Kulihat perdagangan disini berjalan dengan lancar lalu penyupaian bahan pangan juga berjalan dengan baik. "Selain tambang, sumber penghasilan di Arcelio ada apa saja?" tanyaku pada Revanov yang setia berjalan berdampingan denganku. "Tidak ada sumber penghasilan lain, sejauh ini Arcelio terus bertahan dengan mengandalkan pertambangan," jawab Revanov. Selama kami mengunjungi wilayah, para penduduk menyambut dengan baik bahkan mereka memberikan beberapa buah untukku dan Revanov sebagai tanda terima kasih sudah merawat wilayah ini. Saat menghadapi para penduduk sifat revanov sangat berbeda, dia menjadi orang yang lebih lembut dan terlihat seperti pemimpin yang sangat mengayomi. Pasti berat baginya setelah memberikan tambang berlian pada Marquis dan hanya mendapatkan aku sebagai gantinya. Apa tidak
Magbasa pa
Kebenaran
Malam telah larut ketika aku dan Revanov kembali ke kediaman Arcelio. Kami membahas tentang pengembangan wilayah sebentar sebelum tidur.Kali ini sudah kupikirkan dengan matang bahwa besok aku akan memenuhi panggilan Marquis, apalagi pria tua itu sudah mulai mengancamku melalui surat-suratnya. "Kurasa kau menyukai hadiahku ya, Ayah," gumamku pada langit-langit kamar.Kamar ini sengaja di buat sedikit redup karena aku yang memintanya, kupikir cahaya bukanlah hal yang cocok untukku. Dan kegelapan akan membuatku terus tersadar tentang apa tujuanku sebenarnya.Tidak ada cahaya yang benar-benar hadis di hidup ini, sekarang yang bisa kulakukan hanyalah berfokus pada pembalasan dendam.******Suara telapak kaki kuda mengiringi perjalananku menuju Magrita, tak kusangka akan secepat ini kembali ke tempat itu.Revanov tidak membiarkanku pergi sendirian karena dia mengirimkan Frederick untuk pergi bersamaku."Dia pasti sangat mempercayaimu sampai memberikan tugas seperti ini," ujarku pada Frede
Magbasa pa
Peringatan!
Setelah tubuhku di pontang pantingkan oleh Marquis sebagian baju yang kupakai akhirnya robek dan ada banyak bekas goresan di sekujur tubuhku. Meskipun aku tahu bahwa dia sangat marah tapi apa memang harus sampai seperti ini? Tidak ada yang bisa kulakukan selain menerima semua serangannya."Kau hanya anak bodoh yang tak berguna!" serunya tiap kali menjambak rambutku."Tapi kenapa kau menggunakan aku sebagai jaminan perjanjian itu?"Plak!!Bekas tangannya pasti sangat kentara di wajahku. "Harusnya kubiarkan saja kau di jalanan saat itu. Dasar putri tidak tahu diri. Kau sudah kubiarkan hidup harusnya kau berterima kasih bukannya malah mengkhianati ayahmu seperti ini!""Lihat siapa yang berbicara sekarang, anda mengatakan saya berkhianat? Lalu anda sebut apa perlakuan yang anda lakukan pada ibu saya?!""Berhentilah mengelak! Itu karena ibumu saja yang tak mau mengerti keinginan suaminya. Harusnya dia tahu bahwa menuruti perkataan suami itu hal yang harus dilakukan.""Haha..."Tanganku y
Magbasa pa
Surat Alfonso
Pada akhirnya aku tidak bisa menemui Alfonso sampai aku tiba di Arcelio. Orang-orang di kediaman itu membuat keributan setelah melihat luka yang ada pada tubuhku.Padahal aku sudah mencoba menyembunyikannya sebisa mungkin tapi ternyata bekasnya lebih parah dari yang kukira."Fred, aku menunggu penjelasanmu nanti," ujar Revanov pada Frederick begitu melihatku kembali dengan badan penuh lebam.Frederick hanya mengangguk hormat dan dengan cepat memanggil tabib untuk mengobatiku. Sedangkan Revanov kini menatap tajam padaku, lebih tepatnya pada luka lebam yang ada di pipiku."Kenapa?" tanyaku karena dia tak kunjung bicara namun malah mengepalkan tangannya."Tidak apa-apa, masuklah kau harus segera di obati," ucapnya."Iya, tapi kau mau kemana?"Kupikir dia akan mengantarku masuk untuk diobati tapi ternyata malah meminta seorang pelayan untuk menyiapkan kudanya. Dia nampak terburu-buru, apa mungkin urusan dengan orang yang mengaku sebagai kakaknya itu belum selesai?"Aku akan segera kembali
Magbasa pa
Kunjungan dari Amelia
Entah Seperti yang di katakan melalui surat bahwa Putri Amelia akan datang berkunjung. Ternyata dia langsung datang hari ini dengan membawa beberapa pengawal dan pelayannya."Salam untuk matahari Avalon," sapaku bersamaan dengan Revanov yang juga menyambutnya."Terima kasih atas sambutan hangat kalian, tapi kudengar Duches sedang sakit. Apa tidak masalah jika anda pergi keluar seperti ini?" tanya Amelia.Dia memberikan isyarat pada salah satu pelayannya untuk memberikan sebuah mantel padaku."Anda harus menjaga suhu tubuh saat berada di Arcelio, tempat ini lebih dingin dari daerah-daerah lainnya," jelas Amelia begitu menempatkan mantel tadi padaku."Terima kasih Yang mulia," ucapku.Apa ini perasaanku saja atau memang ada sesuatu yang salah disini? Dia berkata seolah dirinya yang paling tahu tempat ini bahkan dia juga memberikan beberapa mantel kepada pelayan yang ikut menyambutnya."Kuharap kalian juga bisa bekerja lebih nyaman disini," ucap Amelia begitu memberikan mantel-mantel tad
Magbasa pa
Hilangnya Cecilia
Tidak ada satupun yang berhasil kuingat saat tak sadarkan diri setelah acara minum teh bersama Putri Amelia dan sekarang aku sudah berada di sebuah tempat yang sangat asing. Tanpa ada seorang pun di sampingku, kedua tanganku terikat termasuk kakiku dan saat itu aku baru sadar bahwa semua ini mungkin adalah rencana dari Amelia. Bagaimana bisa dia menculikku bahkan saat aku ada di kediamanku sendiri. "Revanov? Apa itu kau?" Sialnya suaraku juga seolah hilang, tak butuh waktu lama karena setelah aku terbangun sebuah bayangan menghampiriku di dalam ruangan yang gelap ini, dia membawa sebuah lentera di tangannya. "Kau sudah bangun? Putriku?" Deg! Jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat mendengar suara yang begitu familiar. Dan apa yang kulihat sekarang benar-benar di luar perkiraanku, aku lengah ketika berfikir sudah berhasil menghancurkannya. Pria tua itu sudah berdiri di hdapanku dengan sebuah benda pisau di tangan yang satunya. "Marquis?" "Apa kau merindukan Ayahmu ini?" t
Magbasa pa
Titik Terang
Pandangan yang buram, suara tetesan air yang jatuh adalah satu-satunya hal yang menemaniku disini dan membuatku tetap tersadar bahwa aku masih hidup. Sudah berapa hari aku ada disini aku tidak tahu, yang pasti adalah orang-orang itu sesekali datang menemui untuk melampiaskan amarah mereka seperti saat ini."Kau sudah gila? Bagaimana jika Tuan Gabriel tahu tentang hal ini?" tanya seorang pria dengan suara seraknya pada Marques."Gabriel? Ha! Apa maksudmu? Dia anakku jadi aku bebas melakukan apapun," jawab Marquis dengan nada mengejek.Akupun tidak tahu pasti apa yang sedang mereka bicarakan ataupun rencanakan, tapi Gabriel? Bukankah dia kakak Revanov, kenapa mereka tiba-tiba membawa nama itu. "Ack!" rintihku saat Marquis lagi-lagi menendangku dan menjambak rambutku."Lihatlah! Anak pembawa petaka ini! Dia yang membuat bisnis kita bangkrut!" ujar Marquis dengan nada geram sebelum kembali menjatuhkan tubuhku.Sudah berapa lama aku seperti ini, semuanya membuatku kembali mengingat kenang
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status