All Chapters of Me and Seniors: Chapter 21 - Chapter 30
85 Chapters
LIBUR SEMESTER
Qiya memukul bahu Rissa pelan, "lo bilang pada nongkrong di depan!""Yaa tadi memang pada nongkrong di depan! Gue gak tau kalo mau pada masuk, kan gak nanya," bela Rissa."Apa ?!! Qiyanya lagi ngamuk!!" Teriak Ajeng merespond panggilan seseorang dari luar pintu kamar Qiya."Heh! Ngapain di jawab!!" Kesal Qiya.Suara tawa menggema di luar, Qiya yakin teman-teman Yasir sedang memertawakan tingkah Bara yang iseng memanggil Qiya yang malah mendapat jawaban dari teman Qiya yang lain."Aahh anjir!! Ada kak Fatuuurrr!!!" Ucap Qiya prustasi.Gadis itu beranjak untuk menutup mulut Sarah yang terlihat akan jahil memanggil Fatur. Kurang ajar m
Read more
JEMBATAN PANJANG
Yasir menghampiri Qiya yang sedang memasak nasi goreng di dapur, pagi sekali, kedua orangtuanya sudah pergi ke pasar, entah mau membeli apa. Mereka ditinggal tanpa makanan untuk sarapan. Jadinya ya terpaksa Qiya harus membuat sarapannya sendiri."Tambahin dong porsinya, gak inget punya kakak ya lo! Masak cuma buat sendiri," omel Yasir ketika melihat nasi goreng yang baru setengah matang itu."Bacot! Buruan ambil lagi nasinya" suruh Qiya.Yasir menyerahkan sepiring nasi putih untuk ditambahkan ke nasi goreng yang sedang Qiya buat. Setelah itu Yasir Membuka kulkas untuk mengambil susu, "eehh, mau ikut gak lo? Gue mau ke jembatan panjang"Tanpa menoleh Qiya menjawab, "kapan?""Ya sekara
Read more
JEMBATAN PANJANG 2
Di seperempat jarak perjalanan mereka akhirnya sampai di tempat penukaran karcis dengan gelang kertas. Heri dan Putri bertugas menukar semua karcis mereka, jadi nanti tinggal dibagi gelangnya dan dipakai ditangan kanan masing-masing. Katanya sih wajib di tangan kanan, soalnya nanti di pertengahan jalan akan ada tempat scan kode yang ada di gelang, terus nanti mereka akan dapet satu gelas teh dan beberapa cemilan. Qiya duduk di bangku panjang yang tersedia di tempat itu, ia menyingkap celana kulotnya untuk melihat lututnya yang terasa perih. Yasir dan Bara juga ikut melihat lutut Qiya, mereka nampaknya khawatir. Qiya menoleh ke arah Fatur. Cowok itu tadi membantunya berdiri dan sempat menepuk-nepuk celana bagian lututnya untuk membersihkan tanah yang menempel disana. Serius, Qiya baper banget. Tapi sekarang, Qiya tidak melihat ekspresi
Read more
JEMBATAN PANJANG 3
Qiya berjongkok di antara antrian ke Jembatan Panjang. Di depan mereka sekarang sudah terlihat Jembatan dengan panjang 243 Meter dengan tinggi 107 Meter di atas sungai. Qiya sedikit takut karena sudah melihat langsung sepanjang dan setinggi apa jembatan itu. Qiya itu orang yang takut ketinggian, tapi tidak sampai tahap Fobia. Qiya hanya tidak cukup berani untuk melakukan hal-hal ekstrem."Kaum rebahan di ajak keluar dikit ya gini, gampang lelah," sindir Riza yang berdiri di belakang Qiya."Sirik wae maneh Za!" Bela Bara. Cowok itu terus saja mengambil kesempatan agar bisa dekat dengan Qiya, sekarang saja ia berdiri dengan setia di samping Qiya. Antrian ke Jembatan udah gak teratur lagi, mungkin karena pengunjung di hari libur ini membludak jadi kurang disiplin dalam antrian. Ini sih jadi terlihat kaya orang yang lagi
Read more
PULANGNYA SAMA BARA
Mereka sampai di parkiran dengan keadaan lelah. Kaki mereka benar-benar terasa sakit karena di pakai jalan jauh. Terutama Qiya dan Putri, kedua gadis itu meminta untuk duduk dulu sebentar di sebuah warung yang ada di parkiran. Qiya melihat Fatur yang sedang bertelepon dengan seseorang. Ekspresinya biasa aja, mungkin bukan hal penting. Qiya menerima sebotol air minum yang di ulurkan Bara kepadanya. Ia langsung meneguk hingga habis setengah."Gilaa.. haus pisan heu Qiy?" Tanya Aji."Iya kak, parah dehidrasi. Tau gini bawa minum aja dari rumah" jawab Qiya.Tatapan Qiya tertuju kepada Bara yang menghampirinya, tapi ternyata cowok itu menghampiri Yasir yang duduk di sebelahnya. Aduh, maaf Qiya kepedean."Cil, si Fani telpon," ujar Fatur.Yasir mendongak, hatinya sedikit sakit ketika mengetahui gadis yang ia cintai menelepon mantannya yang katanya sudah tidak ada hubungan selain berteman. Sama seperti Yasir, Qiya juga merasakan hal yang sama
Read more
MASUK SEKOLAH LAGI
"Jadi, lo pilih siapa? Lo maunya sama siapa?" Tanya Ajeng. Hari ini sudah mulai masuk sekolah semester dua. Dari mulai duduk di kantin sampai mereka sudah menghabiskan makanannya masing-masing, Qiya masih belum menyelesaikan curhatnya. Fyi, Qiya kalo udah curhat atau cerita panjang banget kaya jalan tol, rame banget kaya pasar malem, heboh sendiri kaya artis lagi konser. Tapi teman-temannya dengan setia mendengarkan curhatan Qiya. "Gue pilih kak Fatur lah, udah jelas," jawab Qiya dengan yakin. "Aahh menurut gue, sebenernya lo udah mulai suka sama kak Bara, tapi gak peka aja sama hati lo sendiri" kata Rena. "Udah sih, respond aja kak Bara, nanti nyesel, nangiisss!!!" Ucap Ajeng.
Read more
PERPUSTAKAAN
Qiya merasa lebih gembira sekolah di semester ini, satu minggu lagi ia akan bebas dari Bara untuk sementara waktu. Rasa gembiranya semakin bertambah ketika mengetahui Fatur akhirnya satu kelompok dengan Yasir. Sesuai harapannya. Qiya tidak tau bahwa Bara pindah kelompok jadi bersama Yasir dan Fatur, karena diantara teman-temannya hanya dia yang pisah sendiri. Jika Qiya tau,  ia akan sangat merasa kecewa karena ekspetasinya tidak sesuai dengan realita. Hari ini kakak kelasnya mulai pembekalan, jadi tidak mungkin ia di ganggu oleh Bara karena cowok itu lagi sibuk memahami materi yang guru-guru berikan untuk bekal meraka mengajar nanti. Karena guru yang jadwal ngajar di kelas Qiya hari ini bagian pengisi materi buat kakak kelas yang pembekalan, mereka jadi freeclass. Hanya 2 jam sih tapi bahagia aja rasanya. "Qiya.. Ibu gue nanyain lo, kapan main kerumah lagi katanya," modus Irham. Cowok itu sekarang duduk di bangku depan Qiya yang kebetulan kosong.
Read more
HARI TENANG
Bara dan teman satu kelompoknya sedang berdiri untuk uparaca. Hari ini mulai PPL, temen kelompoknya yang cewek-cewek terlihat agak gugup karena baris upacara dengan guru-guru SD, mereka juga sepertinya sedang memikirkan bagaimana jalannya ngajar di hari pertama ini. Berbeda dengan Bara, Yasir dan Fatur serta dua teman cowok satu kelompoknya yang lain, mereka nampak biasa saja dengan eskpresi ala-ala cowok tebar pesona, kecuali Fatur, dia cuek aja ekspresinya terlihat datar ya begitulah.Upacara selesai, satu guru maju kedepan dan mengambil mic dari pembawa acara. Guru itu mulai berbicara kepada murid-muridnya bahwa mulai hari ini sampai sebulan kedepan mereka semua akan diajar oleh anak PPL. Lalu guru itu menginterupsi anak PPL untuk memperkenalkan diri di tengah lapang itu satu persatu orang, ya sedikit menguji mental kalo buat orang yang demam panggung. Murid-murid bersorak ketika satu
Read more
KECELAKAAN
Qiya, Rena dan Imel berjalan menyusuri terotoar untuk pergi ke perpustakaan kota yang dekat dengan polsek. Tadinya mereka mau pergi berenam tapi Sarah, Ajeng dan Rissa tidak jadi ikut karena malas katanya. Memang cuma Qiya, Rena dan Imel yang suka dengan buku-buku, tapi selain buku pelajaran tentunya.Berkali-kali Qiya mengusap dahinya untuk menghapus keringat yang mengucur. Terik matahari siang ini sangat panas, tapi tidak membuat mereka berhenti melangkah untuk sampai di perpustkaaan kota. Karena hanya disana mereka bisa membaca buku gratis, disana juga ada novel-novel remaja yang bisa mereka pinjam.Sampai di perpustakaan mereka bertiga segera masuk, dan hawa dingin dari AC mulai menyeruak terasa di kulit mereka. Ketiganya menghembuskan nafas lega setelah merasakan udara AC di dalam ruangan itu. Mereka duduk sebelum menjelajah perpus
Read more
DI JENGUK
Qiya terbangun dari tidurnya, ia merasakan sakit di bahu sebelah kanannya. Qiya menoleh ketika mendengar isak tangis dari Mamanya. Yasir yang melihat adiknya sudah sadar sontak berdiri dan menghampiri Qiya. Wajahnya terlihat khawatir dan juga marah kepada Qiya. "Lo kalo kemana-mana bilang dulu kenapa! Hati-hati juga! Mana yang sakit?" Tanya Yasir yang sedikit memarahi Qiya. Gadis itu mencebik kesal karena dimarahi Yasir, padahal ia baru sadar setelah kecelakaan, malah langsung di marahi. Qiya memegang bahu sebelah kirinya yang terasa sakit. "Ini sakit, pusing juga sedikit," Mama Qiya berdiri dan menghampiri anak perempuannya, "Ayah lagi panggil dokter biar kamu diperiksa lagi" ucapnya lembut masih dengan sisa isakannya. Qiya menga
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status