Walk On Memories

Walk On Memories

By:  Bella  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
44 ratings
107Chapters
11.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ketika cemoohan dan hinaan menjadi santapan sehari-hari hanya karena dirinya yatim. Apakah menjadi anak yatim adalah kesalahannya? Dia juga tidak ingin seperti ini, lantas mengapa banyak orang yang menghinanya? Namanya Bella, gadis dari kalangan atas yang diusir dari keluarganya karena hidup sebagai anak yatim. Lagi-lagi, apakah menjadi anak yatim adalah kesalahannya...??

View More
Walk On Memories Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-02 13:13:30
0
user avatar
bella
Selanjutnya aku juga sudah melakukan kelalaian, tanpa sengaja aku kembali mengupload bab 37 dengan isi cerita yang sama. Aku ingin meminta maaf pada semua pembaca Walk On Memories. Setelah membaca bab 75, aku harap pembaca langsung membaca bab 76. Saat ini aku sedang mengajukan penghapusan bab 37~
2022-01-08 21:31:14
1
user avatar
bella
Hallo, penulis Bella di sini. Aku ingin mengucapkan terima kasih karena sudah tertarik untuk membaca Walk On Memories walaupun sudah hiatus cukup lama. Sekarang aku kembali dan berusaha untuk update setiap hari. Jangan lupa, baca juga ceritaku yang lain judulnya Cinta Si Mantan Sugar Baby~
2022-01-08 21:25:21
1
user avatar
Yohanna Esther
bagus ceritanya menarik alurnya tidak mrmbosankan
2022-01-01 08:36:13
1
user avatar
Arsenerka
Ditunggu lanjutannya
2021-07-09 11:55:20
2
user avatar
Wiselovehope
Keren, menarik, a must read!
2021-07-09 08:19:28
3
user avatar
Asep Kuma
Tulisannya rapi, ceritanya menarik. Lanjut terus thor!
2021-07-08 14:02:54
2
user avatar
Orekyu
Bagus banget kak ceritanya. Aku greget banget sama yang bully Bella. Nice novel👍 Rekomendasi banget ceritanya, seruu!!
2021-07-03 20:24:04
1
user avatar
bella
maaf ya temen-temen, kayaknya aku nggak bisa update hari ini, karena ada beberapa kendala. semoga besok aku bisa double up, buat ganti update-an hari ini, makasih buat yang udah baca walk on memories, semoga temen-temen semua bahagia di kehidupan rl, ya! FIGHTING!
2021-07-02 21:53:45
1
user avatar
miss.possan
kamu dibikin gt kok pasrah sekali bell... 😤😤😤
2021-07-02 10:47:33
1
user avatar
bella
terima kasih buat temen-temen yang udah berkenan nge-klik cerita ini. sekali lagi, terima kasih banyak
2021-07-01 22:08:16
1
user avatar
Kunfa AL
keren,, . Benar2 seru...,, Semangat terus Kak..
2021-06-30 19:07:47
2
user avatar
Aurelia Yunata
semangat update, kak
2021-06-30 17:35:14
1
user avatar
Rha_Nia
Seru abis ini..love bnget deh ma cerita mu thor
2021-06-29 12:40:03
1
user avatar
Oryza_Sativa
Ceritamu mengandung bawang thor. Lanjutkan.
2021-06-29 11:43:31
1
  • 1
  • 2
  • 3
107 Chapters
(1) Biasalah~
Pagi-pagi sekali Bella mulai melangkahkan kakinya menuju ke sekolah. Saat memasuki gerbang sekolah, suasana masih sepi, belum banyak yang datang.Bella berjalan sambil menunduk, tangannya ia gunakan untuk memegang tali tas punggungnya. Langkahnya sangat pelan, seperti biasa.Di ujung koridor, Bella melihat lelaki yang bernama Daniel. Lelaki itu adalah cowok yang Bella sukai. Tidak ada yang tahu, Bella terlalu takut untuk bercerita pada orang-orang.Bella menatap Daniel dari kejauhan, lelaki itu sedang duduk sendiri sambil membaca buku. Bella berjalan melewati Daniel, niatnya ingin menarik perhatian Daniel. Lelaki itu bahkan tidak meliriknya sama sekali.Bella mulai masuk ke kelas dan duduk di kursinya. Dengan cepat, Bella membuka tasnya dan mengambil buku kecil untuk menulis sesuatu. Ya, bisa dibilang seperti Diary.Banyak hal yang Bella tulis, termasuk tentang Daniel tentu saja.Setelah menyelesaikan pekerjaannya itu, Be
Read more
(2) My Lady
Setelah menyelesaikan hukuman Cherry, Bella pulang ke tempat ia berteduh.Tempatnya tidak jauh dari sekolah, jika ditempuh dengan jalan kaki mungkin hanya membutuhkan waktu 5 menitan.Bella berjalan sambil mengayunkan tangannya pelan, senandungan yang dikeluarkan dari mulutnya sangatlah merdu, karena Bella bekerja sebagai penyanyi bayaran yang manggung di cafe. Sesekali kaki jenjangnya ini menendang kerikil pelan yang ada di jalanan. Bella sedikit menyipitkan matanya, jika tidak salah itu seperti Alfa. Bella berlari pelan, dengan sedikit keraguan yang ada di hatinya, Bella mencoba berteriak."Ada polisi!!" Dan orang-orang yang sedang memukuli Alfa itu berlari dengan cepat, sangat cepat sampai tidak sadar jika dibohongi oleh Bella.Setelah rombongan itu agak jauh, Bella berlari pelan kearah Alfa. Bella sedikit meringis, wajah Alfa sangat bonyok. Ada banyak warna kebiruan yang menghiasi wajah teman sekelasnya itu.&nbs
Read more
(3) Lawan Mereka ((?))
Kali ini Bella sedikit terlambat datang ke sekolah. Kelasnya sudah ramai, sudah banyak yang datang. Bella berjalan kearah mejanya, pandangannya sedikit menunduk, banyak pasang mata yang menatapnya terang-terangan.Baru saja Bella mendudukkan diri, sudah ada gadis yang menghampirinya. Bella hanya menatapnya, menunggu gadis itu membuka suara. Jika tidak salah, namanya Tari."Hai, Bel! Baru dateng ya?" Ucap Tari sekadar basa-basi sesaat. Bella hanya mengangguk sekilas sambil tersenyum samar."Tau gak, Bel hari ini aku ulang tahun. Ih, aku seneng banget, Papa aku ngerayain di Do Eat & Café Resto. Kamu tahu, kan disana mahal banget, uang muka aja 6 juta, kamu nanti malem datang ya!" Bella hanya mengangguk lalu tersenyum samar."Eh, Bel rasanya jadi anak yatim piatu gimana sih?" awalnya Bella sedikit kaget mendengar pertanyaan seperti itu, kemudian ia hanya tersenyum saja."Ya kayak gini, Tari." Ucap Bella tersenyum tipis."Kamu pasti ke
Read more
(4) Pemilik Do Eat & Café Resto
Setelah pulang dari sekolah, Bella memasuki Toko Baju depan Sekolahnya. Niatnya, untuk mencarikan hadiah ulang tahun Tari yang acaranya malam ini.Langkah pertama Bella sudah disambut oleh pegawai toko, "Selamat datang, nona ada yang bisa saya bantu?" Bella tersenyum dan berkata, "Saya ingin mencari hadiah ulang tahun untuk teman saya, apakah bisa dibantu?"Pegawai toko itu memindai Bella dari atas sampai ujung kaki, mengernyit sebentar lalu berkata, "Cewek atau cowok, nona?"'Walapun pelanggan ini adalah orang biasa saja, setidaknya harus bersikap sopan dan professional.' pikir pegawai itu. Bella tersenyum samar, "Cewek," setelah mengatakan itu Bella berkeliling sambil memegang beberapa baju, sesekali Bella mengambilnya dan melihatnya dengan gembira.Pegawai toko yang melihat itu sedikit geram dan merebut baju itu sedikit kasar, "Maaf, nona ini koleksi baju yang eksklusif di toko kami. Harganya sudah pasti mahal!""Dilihat dari
Read more
(5) Pecundang?
Bella bergabung bersama teman sekelasnya. Ia mendudukkan diri di paling pojok agar tidak mengundang perhatian banyak orang.Dika yang pertama kali menyadari kehadiran Bella langsung saja berkata, "Punya nyali gede lo dateng setelah kejadian di sekolah?"Semua pasang mata teman sekelasnya menyorotnya terang-terangan. Gerry langsung membuka suara, "Nih, Tar temen lo udah dateng telat, pake baju biasa lagi. Nggak ngehargai yang punya acara aja!"Sennie tidak menghiraukan perkataan Gerry. Fokusnya menatap kado yang Bella bawa, "Bawa apa lo, Bel?"Tari menatap Bella marah, "Kenapa kamu nggak sopan banget sih, Bel? Dateng telat biar apa sih? Kan aku udah bilang, kalo nggak punya dress aku beliin!"Bella merasa bersalah, "Maaf, Tari..."Tari mencoba sabar, ia tidak ingin menghancurkan mood-nya karena gadis yatim piatu seperti Bella."Yaudah, mana hadiah aku!"Bella berjalan mendekat kearah Tari, jemari lentiknya menyerahkan kado yang suda
Read more
(6) Ikan Kecil
Baru saja Bella melangkahkan kakinya ke dalam kelas orang-orang langsung menyindirnya sinis.Bella berjalan menuju ke mejanya namun langkahnya dihadang oleh Xavia. Bella terjembab ke depan seperti sujud di hadapan Tari.Orang-orang tertawa melihat Bella seperti itu. Bahkan ada yang memvideokan untuk dibagikan di halaman situs Lit High School. Bella hanya menahan tangis, ia tidak ingin dianggap lemah hanya diperlakukan seperti ini.Xavia menarik rambut Bella untuk memaksanya berdiri, "Denger cewek pecundang! Bisa-bisanya perbuatan lo kemarin bikin kita malu! Lo udah hancurin pesta ulang tahun Tari, dan lo masih berani nampilin wajah lo pagi ini!?"Bella menegakkan kepalanya dan menatap Xavia dengan deraian air mata karena sudah tidak tahan, jambakkan dirambutnya sangat sakit, "Sakit, Xavia... Apa salah aku...?"Xavia mendelikkan matanya dan menarik rambut Bella dan membenturkannya ke tembok kelas, "Apa salah lo...? Lo
Read more
(7) Menyesal
Jari-jari Daniel bergerak menyapu wajah Bella. Air mata Bella kembali mengalir dengan deras. Daniel dengan cekatan menghapus air mata yang mengalir,"Jangan nangis, Bella. Ada gue...""Mau peluk?" ucap Daniel menawarkan dan membawa kepala Bella pada pundaknya."Nggak, Daniel... makasih."Bella menghela napas. Ia menegakkan kepalanya dan berdiri sambil menatap langit. Cuaca sudah cukup terik karena sudah pukul 10. Bella berjalan dan berdiri di pembatas rooftop sambil menghembuskan napas. Rasa sesak di dadanya belum juga berkurang. Bella memutuskan untuk kembali ke kelas karena tidak ingin membolos terlalu lama, terlebih ia adalah murid beasiswa.Daniel yang melihat Bella mulai berjalan ke pintu pun memanggil namanya,"Jangan ke kelas dulu."Bella membalikkan badannya dan tersenyum tipis, "Makasih, Daniel udah ngekhawatirin aku, tapi aku mau ke kelas sekarang..." Bella melanjutkan langkahnya
Read more
(8) Pemuja Daniel
Setelah meletakkan tasnya di meja, Bella berniat ingin membaca buku di perpustakaan. Sepertinya ia sedikit terlambat, walaupun sudah berangkat pagi pasti kursi di perpustakaan sudah penuh.Dan benar saja, setelah Bella melangkahkan kakinya di perpustakaan, kursi sudah tidak ada yang kosong lagi. Bella langsung menuju rak buku dan mengambil buku yang ingin ia baca. Bella berdiri sambil mencari-cari kursi yang kosong, siapa tahu ada yang sudah beranjak. Bella berjalan mendekat saat ada orang yang beranjak pergi, sambil menunggu orang itu pergi dari kursinya Bella berdiri di samping meja orang lain yang sebenarnya adalah Daniel.Daniel memegang tangan Bella dan gadis ini terlonjak kaget sambil memegangi dadanya. Bella akhirnya tahu jika Daniel yang memegang tangannya. Lelaki ini tersenyum tipis dan Bella membalasnya."Silahkan." Daniel berdiri mempersilahkan Bella untuk menduduki kursinya.Bella menggeleng pelan karena sudah mendapatkan kursi, "Ak
Read more
(9) Kembali
Bella berjalan sambil menunduk, rambutnya yang masih berantakkan ia biarkan saja. Koridor sedang sepi karena murid-murid Lit High School sedang belajar di kelas. Bella tidak peduli lagi, hatinya sangat sakit, lebih baik Bella pulang dan menenangkan diri. Langkah Bella terhenti saat ada orang yang memanggil namanya. Bella menoleh sebentar untuk memastikan siapa yang memanggilnya. Setelah tahu, Bella melajutkan langkahnya. Bella akan menjauhi lelaki itu, Bella tidak akan pernah menampakkan wajah di hadapan Daniel lagi. Harusnya dari awal Bella sadar diri, berdekatan dengan Daniel adalah malapetaka untuk Bella. Tetapi, Bella tetap saja tidak peduli pada otaknya yang menyuruh menjauh. Dan penyesalan datang setelah kejadian hari ini. Rasa malu menyelimuti Bella, rasanya ia tidak ingin menginjakkan kakinya lagi di Lit High School. Hinaan, cacian, dan rasa sakit fisik yang Bella rasakan sudah cukup, ia tidak ingin diperlakukan seperti itu
Read more
(10) Kediaman Wilson
Setelah memberikan alamatnya pada Stefen lewat Chat pribadi, lelaki yang mengaku sebagai orang kepercayaan Nenek pun sedang menunggu Bella di ruang tamu. Bella bergerak sedikit cepat karena merasa tidak nyaman berada disatu ruangan dengan seorang lelaki dewasa seperti Stefene. Bella sudah selesai bersiap-siap dan melangkahkan kakinya keluar kamar, disana Stefene sedang berbaring sambil memejamkan matanya. Bella merasa tidak enak pada lelaki itu, apalagi tadi ia sedikit membentaknya dan meluapkan emosi yang seharusnya tidak ia lakukan pada Stefene. Bella hanya berdiri sambil menunggu Stefene yang akan membuka mata dengan sendirinya, dan benar saja, tidak lama dari itu Stefene langsung berdiri dan menundukkan badan pada Bella. Bella hanya mengangguk dan langsung berjalan keluar. Stefene menuntun Bella untuk memasuki mobil yang akan membawa Bella kembali pada Keluarga Wilson. Hati Bella sedikit berdebar, tidak Bella sangka hayalan yang selama ini ia lak
Read more
DMCA.com Protection Status