Brak...Seketika bunyi benda jatuh dari kamar pribadi Marco,hingga terdengar ke telinga Darren dan membuat tatapan matanya beralih kepintu tersebut.“Apaan tuh Mar yang jatuh??” tanya Darren.“Hah!! bukan apa-apa. Udah sana pulang!!” usir Marco.“Lo enggak nyembunyiin sesuatu diruangan itu kan, Mar??”“Enggak ‘lah!! Mana mungkin gue nyembunyiin sesuatu, buat apa juga coba. Mungkin itu berkas gue kali jatuh kena angin, karena tadi buru-buru gue keluar.” Dalih Marco.“Ooh.. angin. Eh angin? Emang ruangan lo pakai kipas angin bukannya pakai Ac ya, soalnya gue enggak pernah lihat ada kipas angin disitu.” Ucap Darren.“Oh itu baru di beli sama Toni tadi kipasnya, gue lagi males pakai Ac masalahnya. “ dalih Marco kembali.“Ciih... aneh lo, gue pikir lo bawa cewek kesini terus lo lagi ena-ena pas gue datang tadi.” Sindir Darren.“Gila lo!! Mana berani gue bawa perempuan bookingan ke kantor. Jatuh harga diri gue ‘lah!!” sahut Marco.Darren masih memperhatikan pintu ruangan itu, ia sebenarnya
“Kamu mau tahu jawabannya kan?” tanya Jack.Jack memberikan beberapa lembaran kertas yang sudah di kliping dengan tulisan Standart Operational Procedure RS HEALTH& HEALTHY INDONESIA kepada Brenda.Brenda mengernyitkan dahinya, sambil menerima lembaran kertas yang diberikan oleh Jack.“Baca itu!! Biar kamu paham!!” jelas Jack.“Dokter, nyuruh saya baca SOP Rumah sakit ini??” tanya Brenda.“Iya, kamu bisa baca itu saat kamu sedang tidak sibuk. Dan karena hari ini saya lihat kamu sedang tidak sibuk, maka sebaiknya kamu bisa baca SOP itu hari ini.” Tegas Jack.“Hari ini saya sibuk Dok, ada jadwal visit pasien Dokter Cahyo karena hari ini dia tidak bisa datang.” Ketus Brenda.Jawaban Brenda dengan nada ketus tentu saja membuat Jack semakin kesal dengan Dokter baru ini. Selama ini di Rumah Sakit tidak pernah ada yang berani menjawabnya dengan ketus, meskipun itu Dokter Senior.“Maaf Dokter, untuk pasien Dokter Cahyo saya akan minta Dokter jaga yang melakukan visit. Karena saya rasa anda
“Issh kak Marco, lain kali aja deh. Aku mau pulang dulu, bisa-bisa aku digantung sama Kak Jack.” Jawab Carrisa.Marco menghembuskan nafas dengan pasrah, pasalnya sudah dua kali ia di tolak oleh Carrisa hari ini, membuatnya harus menahan kembali hasratnya.“Baiklah, aku antar kamu pulang!!” jawab Marco.“Yaudah ayok kak, cepat!!” sahut Carrisa sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.Marco dan Carrisa pun keluar dari gedung M&J Corporate, selama perjalanan menuju luar gedung Carrisa merasa ada keanehan pada Marco.‘Kok Kak Marco enggak pegang tangan aku ya??kenapa tiba-tiba jadi dingin sama cuek dia?? tadi di ruangan mesum banget??’ dalam benak Carrisa dalam perjalanan ke luar gedung.Dalam perjalanan pun hanya ada keheningan, padahal saat ini Marco menggunakan sopir seharusnya dia bisa lebih leluasa bersama Carrisa di dalam mobil, namun Marco hanya diam dan fokus pada layar ponselnya sejak dari mesin mobil menyala hingga tiba menuju kediaman Dominique.“Makasih ya Kak, udah anterin
Darren, Marco, Jack bersahabat dari mereka berusia 5 tahun hingga sekarang mereka berusia 25 tahun, Jack memiliki seorang adik perempuan yang saat ini berusia 22 tahun dia adalah Carrisa Dominique, Carrisa pun sangat dekat dengan sahabat Kakaknya Darren dan Marco mereka sudah Carrisa anggap seperti Kakaknya sendiri.Darren berprofesi sebagai Pengacara terkenal bahkan ia memiliki Gedung Firma hukum sendiri yang sudah sangat dikenal di dunia hukum, sementara Marco dia adalah pemilik beberapa club malam di kota ini dan dia juga merupakan seorang Pewaris dari MJ Corporate,hanya saja Marco belum mau fokus untuk mengurus Perusahaannya yang sudah dialihkan kepada nya semenjak kedua Orangtuanya meninggal karena kecelakaan dua tahun lalu, dia mempercayakan Perusahaannya kepada Pamannya.Karena Marco masih merasa asyik mengurus bisnis club malamnya yang selalu meraup keuntungan hingga ratusan juta setiap malamnya. Berbeda dengan Jack Dominique Kakak Carrisa dia berprofesi sebaga
Bruukk...."Aww ma-maaf aku tidak sengaja," ucapnya yang belum menyadari wajah pria yang ia tabrak.Tetapi ketika Carissa menyadari aroma parfum pria ini, aroma yang sangat ia kenal parfum yang suka dipakai Kak Marco. Dengan berani ia mengangkat wajahnya dan menatap pria tersebut untuk memastikan apakah dugaannya tepat atau salah, ternyata dugaannya tepat Pria itu sudah menatap Carissa dengan penuh emosi di wajahnya sangat terlihat jelas."Siapa yang ngijinin kamu masuk sini?" tanya Marco."Ini 'kan tempat umum Kak masa aku nggak boleh masuk sih," ucap Carrisa."Bagus sekali jawabanmu Carrisa, aku akan telpon Jack untuk menjemputmu," ancam Marco yang mengeluarkan ponselnya.Carissa yang melihat itu pun langsung merampas ponsel Marco dan memasukkan ponselnya ke dalam bra-nya, Marco terkejut melihat aksinya."Kalo kak Marco mau telpon Kak Jack coba ambil ponselnya dari dalam bra-ku," tantang Carrisa tanpa rasa ada malu.
Suara Dering Ponsel Marco berbunyi membuat mengalihkan pandangannya dari Carrisa ke tempat ponselnya berbunyi yang berada di atas meja riasnya, ketika Marco ingin bangkit berdiri mengambil ponselnya di meja rias tiba-tiba Carrisa menahan tangan Marco dan mengigau."Aku sayang banget sama Kakak, tapi gara-gara si Jack sialan aku jadi nggak bisa dekat sama Kakak," igau Carrisa.Marco terkejut mendengar racauan Carrisa, dia jadi terpikir. Kakak? Kakak siapa yang kamu maksud aku atau Darren?" batin Marco.Ponsel Marco terus berdering, akhirnya Marco melepaskan tangan Carrisa dan mengambil ponselnya diatas meja, ia menatap layar ponselnya tertera nama Darren, Marco pun langsung menerima panggilan tersebut.[Bro, lama banget sih ngangkatnya?][Sorry-sorry lagi di kamar mandi, kenapa?][ Gue , ada di Club lo nih sama Jack kemari lah!!][Hmmh gimana ya][Parah lo, temen datang Tuan rumahnya kagak nongol, calon Kakak ipar gue ngoc
BAB 4"Kamu mau kemana Ris?" bisik Marco ditelinga Carrisa membuat ia merinding."A-aku mau ke kamar mandi Kak," jawab Carrisa gugup."Kamu tahu letak kamar mandinya yang mana?" tanya Marco kembali yang masih dalam keadaan memeluk Carrisa.Carrisa yang gugup melihat beberapa banyak pintu kaca di kamar ini membuat dia bingung dimana letak kamar mandinya."Ehm nggak tahu Kak," jawab Carrisa kaku."Itu pintu kaca sebelah kiri," jawab Marco sambil menunjuk pintu kaca dengan jari telunjuknya dan diekori dengan mata Carrisa untuk mengetahui arahnya."Oh itu, yaudah aku ke kamar mandi dulu ya Kak," ijin Carrisa."Jangan lama Ris, aku ingin memelukmu lagi," ucap Marco lembut yang melepas pelukannya dari tubuh Carrisa seakan tidak rela melepasnya."Iya Kak Marco ganteng," ceplos Carrisa yang langsung
Darren terlihat serius sedang membaca berkas-berkas perkara Kliennya. Siang ini dia jadwal Sidang untuk kasus penipuan yang dituduhkan kepada Klieennya. Ketika ia sedang fokus tiba-tiba dari arah luar ruangan kerjanya terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok....tok...."Ya masuk," ucap Darren.Masuklah Tania asistent Darren bersama seorang wanita cantik yang modis, Darren agak sedikit terpukau dengan kecantikannya hanya saja ia tidak terlalu tertarik karena di hatinya sudah ada Carrisa, entah kenapa segala hal yang berbau Carrisa pasti akan membuat Darren tertarik, Dareen seringkali dikelilingi wanita cantik tetapi ia selalu menolakk dan berusaha menghindar untuk menghargai Carrisa bagaimanapun didepan Carrisa ia tidak ingin dicap playboy."Pak ini Nona Zelin dia ingin bertemu Pak Darren untuk konsultasi masalah perceraian dengan suaminya," ucap Tania."Oh ya si