Share

BAB 3

Suara Dering Ponsel Marco berbunyi membuat mengalihkan pandangannya dari Carrisa ke tempat ponselnya berbunyi yang berada di atas meja riasnya, ketika Marco ingin bangkit berdiri mengambil ponselnya di meja rias tiba-tiba Carrisa menahan tangan Marco dan mengigau.

"Aku sayang banget sama Kakak, tapi gara-gara si Jack sialan aku jadi nggak bisa dekat sama Kakak,"  igau Carrisa.

Marco terkejut mendengar racauan Carrisa, dia jadi terpikir. Kakak? Kakak siapa yang kamu maksud aku atau Darren?" batin Marco.

Ponsel Marco terus berdering, akhirnya Marco melepaskan tangan Carrisa dan mengambil ponselnya diatas meja, ia menatap layar ponselnya tertera nama Darren, Marco pun langsung menerima panggilan tersebut.

[Bro, lama banget sih ngangkatnya?]

[Sorry-sorry lagi di kamar mandi, kenapa?]

[ Gue , ada di Club lo nih sama Jack kemari lah!!]

[Hmmh gimana ya]

[Parah lo, temen datang Tuan rumahnya kagak nongol, calon Kakak ipar gue ngoceh nih katanya mumpung Pak Dokter bisa kumpul]

[ Hmm Yaudah tunggu gue kesana]

[Gitu dong, cepetan]

[Ok On the way]

Marco menutup panggilannya, kemudian ia berganti pakaian, mengambil kunci mobil dan meninggalkan Carrisa, ia berpikir daripada ia harus berduaan malam ini dengan Carrisa ia takut tidak bisa mengontrol diri lebih baik ia kumpul bersama Darren dan Jack.

Di dalam Club' Darren dan Jack sedang asyik menikmati suasana ramai malam itu.

"Calon Kakak Ipar aja lo, emang gue udah restuin lo apa," protes Jack dengan kata-kata Darren saat menelpon Marco.

"Ya ampun Jack, lo pelit banget sama restu aja, hati-hati tar lo kena karma giliran lo suka sama cewek nggak akan di restuin juga kaya gue sama Risa," sindir Darren.

"Sial lo, lagian Adek gue nggak suka sama lo," ledek Jack.

"Cinta bisa datang dengan tiba-tiba Jack, gue yakin Risa bakal jadi Ibu dari anak-anak gue, pokoknya cuma Risa di hati gue," jawab Darren yang meyakinkan Jack.

"Cuih, guenya yang belom siap punya Adik ipar kaya lo," gerutu Jack.

"Siap nggak siap lo harus menerima kenyataan Jack, kalo gue nanti yang akan jadi Adik Ipar lo," oceh Darren.

"Susah kalo ngomong sama Lawyer, enggak pernah mau menang nggak ada habisnya," sindir Jack.

"Tapi seorang Lawyer ini yang akan menjaga dan mengayomi Carrisa tercinta," ucap Darren penuh semangat.

"Ya ya ya terserah lo," jawab Jack tertawa.

Tak berselang lama Marco tiba di CLub dan berjalan menghampiri para sahabatnya.

"Wuih my Sob," sambut Darren tersenyum.

"Bapak CEO datang juga," timpal Jack menyindir.

“Hadeh bisa aja lo pada!!" ucap Marco merendah.

"Pak Dokter kesepian Om Jordy sama Tante Issabel lagi honeymoon, Risa nginep di rumah Anya," cerita Darren.

"Wuih Honeymoon punya calon Adek lagi dong," ledek Marco tersenyum sambil menenggak segelas wine.

"Sial lo, Bokap Nyokap gue lagi ada seminar di London, lo dengerin aja si mulut berisik ini," protes Jack.

Marco dan Darren tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Jack.

"Justru mulut gue ini bisa menghasilkan pundi-pundi yang bisa menafkahi Carrisa dan anak-anak gue nanti," ucap Darren dengan percaya diri.

Mendengar perkataan Darren, membuat raut wajah Marco berubah menjadi merah menahan amarah, karena sejujurnya ia tidak menyukai perkataan Darren tentang Carrisa.

"Ngarep lo !!!" balas Jack sambil menoyor kepala Darren.

"Itu bukan harapan tapi impian, gue bakal nunggu dan berusaha lebih giat sampe Risa Nerima gue, kalo perlu gue langsung ngelamar ke Om Jordy, gue yakin Om Jordy bakal ngerestuin , cuma Lo penghalang gue Jack," keluh Darren.

"Gue cuma enggak mau sahabat gue sakit hati di tolak sama Adik gue yang nyebelin, gue sayang sama lo bro," bantah Jack.

"Alasan aja lo," beo Darren.

"Marco lo kenapa diem aja lagi ada masalah lo?" tanya Darren kepada Marco yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kedua sahabatnya.

"Enggak apa-apa, lagi fokus aja liatin debat antara Lawyer vs Dokter," jawab Marco tersenyum sementara pikirannya sedang berada di rumahnya memikirkan Carrisa.

Marco yang selalu memikirkan Carrisa pun, berniat ijin kepada Jack dan Darren untuk pulang dengan alasan lelah, namun Darren mencegahnya.

"Gue balik yah, capek badan gue nih," alasan Marco.

 "Ya baru jam berapa, kalo lo capek minta resep Vitamin lah sama Jack percuma punya sahabat Dokter," ucap Darren.

 "Besok lo ke rumah sakit aja Co, besok gue ada jadwal kosong jam 11.00," saran Jack.

 "Iya gampang besok kalo ada waktu gue ke rumah sakit, gue balik duluan ya Sob," pamit Marco.

 "Yaudah hati-hati yah," ucap Darren.

"Siap, oh ya enggak usah bayar ya biasa nanti bilang aja Marco," ucap Marco.

 "Yo'i!!" Darren tersenyum sambil melihat ke arah Marco yang mulai berjalan ke arah pintu keluar.

"Enak yah punya temen pemilik Club, apa-apa gratis!!" ucap Darren terkekeh pada Jack.

 "Gue heran yah sama lo!! lo tuh tajir punya gedung firma hukum sendiri. Tapi masih ngarep gratisan gimana nasib Adek gue ntar sama lo," cibir Jack.

 "Sial lo!! gue gratisan juga cuma sama Marco doang. Kalo Carrisa sama gue,  gue jamin nggak akan kesusahan deh." beo Darren.

Jack hanya terkekeh mendengar perkataan Darren yang selalu semangat apabila ada topik pembicaraan tentang Carrisa. Marco melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, pikirannya selalu terbayang Carrisa, apalagi saat ini ia sedang terpengaruh alkohol karena terlalu banyak minum di Club tadi bersama Darren dan Jack.

 "Sial, kenapa pikiran terus terlintas saat aku berciuman dengan Carrisa, aku tidak mau Carrisa menjadi objek fantasiku," gerutu Marco saat mengendarai mobilnya dengan satu tangan memegang stir dan satu tangan lagi meraba bibirnya dengan teringat adegan ciumannya dengan Carrisa di Club.

 Marco bernyanyi dengan keras  dan mengeraskan suara musik yang berasal dari pemutar audio di mobil Marco untuk melupakan kejadian saat ia berciuman dengan Carrisa. Marco tiba dirumah istananya, masih dalam keadaan setengah sadar ia langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya, Marco yang lelah langsung membuka kemejanya  dan berbaring disamping Carrisa yang masih tertidur pulas, sebelum Marco memejamkan matanya ia sempat melirik Carrisa terlebih dahulu, dan membelai pucuk kepalanya dengan lembut, hingga ia tertidur pulas di samping Carrisa.

***

Carrisa yang merasa silau karena sinar matahari yang menembus lubang-lubang udara dari kamar membuat Risa membuka matanya, walaupun kepalanya masih agak pusing. Namun saat ia membuka matanya ia terkejut karena ia tahu saat ini ia tidak berada di kamarnya, dan ada tangan seseorang yang menindih perutnya, Carrisa pun memberanikan diri untuk menoleh ke arah sang pemilik tangan.

"Whattt !!!!! Mati gue Kak Marco," Carrisa terkejut mengetahui Marco tidur di sebelahnya.

Carrisa berusaha bangkit dan beranjak dari kasur secara perlahan agar Marco tidak bangun, namun ketika ia menurunkan lengan Marco perlahan saat itu juga Marco terbangun dan Marco malah menarik Carrisa kedalam pelukannya, tentu saja membuat Carrisa kaget. Rasa takut dan senang bukan main Carrisa kaget akan perlakuan Marco, takut untuk dimarahi Marco karena masuk ke dalam Club miliknya, dan senang karena pelukan Marco.

Jujur saja sebenarnya carrisa menyukai Marco tetapi hanya sebatas menyukai bahkan ia pun belum terpikir kalau ia mencintai Marco, pasalnya hanya baru menyukai Marco saja Jack marah kepada dirinya seperti Carrisa sedang merebut kekasih Jack. Apalagi kalau dia memiliki hubungan dengan Marco bisa tamat riwayatnya ditangan Jack.

Carrisa bisa bersama Marco jika hanya ada Kak Jack, sebenarnya dulu waktu Carrisa belum berterus terang pada Jack kalau ia menyukai Marco, Carrisa tidak pernah dilarang oleh Jack untuk keluar hanya sekedar jalan apalagi saat itu Marco sedang patah hati. Jack malah mendukungnya untuk menghibur Marco, namun setelah ia berterus terang kalau ia menyukai Marco, Jack berubah 180° dia melarang Carrisa berdekatan dengan kedua sahabatnya, bahkan terkesan mengasingkan dirinya dari Marco dan Darren.

Padahal Carrisa baru hanya menyukai belum mencintai Marco, bukankah rasa suka terhadap seseorang itu wajar?, tapi kenapa menyukai jadi terkesan tidak wajar bagi Jack apalagi menyukai sahabatnya sendiri, terkadang Carrisa jadi sedikit curiga kepada Jack kalau -kalau dia mengalami kelainan sexsual. Apa ia cemburu kalau Carrisa menyukai Marco, tapi ia buang jauh-jauh pemikiran seperti itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status