Share

Hampir di lecehkan

"Winda..." sapanya.

Mataku mengerjap untuk beberapa saat.

"K—kau?!" Aku tergagap.

"Ka—kamu ngapain kesini, Mas?" tanyaku pada sosok Mas Hendra yang berdiri di hadapanku.

"Aku kesini...." ucapannya tergantung, Mas Hendra melihat ke arahku yang sibuk membersihkan tai ayam.

"Ada hal, yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Tentang apa?"

"Tidak enak jika bicara disini, apa kau tidak ingin mengajakku masuk ke dalam?"

"Bukannya tidak mau, Mas. Hanya saja—" Aku berdiri kemudian menatapnya dengan lekat, "Aku tidak enak dengan tetangga, mereka taunya aku tinggal seorang diri. Meskipun mereka tidak tau bahwa statusku sebentar lagi akan menyandang janda."

"Oh iya, ngomong-ngomong.... Kapan kau akan mendaftarkan perceraian kita ke pengadilan agama?" sambungku. Sejak kemarin aku ingin menanyakan ini pada Mas Hendra. Tapi selalu lupa.

Mas Hendra terlihat menghela napas.

"Justru aku kesini untuk membicarakan itu."

"Hem,tunggu sebentar!" tukasku.

"Ayo, kita bicara di teras saja." Aku mendahului Mas Hen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status