Share

Membunuh Golok Kematian

Pohon yang ada di belakang Birawa terkelupas kulitnya karena terkena pukulan dari salah satu dari Golok Kematian. Merasakah kalau Birawa mempermainkannya membuat Golok Kematian mukanya menjadi merah padam menahan amarah.

Dengan cepat kedua orang itu mencabut golok besar yang tergantung di pinggang mereka. tampaknya Golok Kematian tidak mau main-main lagi, kedua golok mereka menderu mengincar leher Birawa. Birawa yang tahu bahaya mengancam nyawanya dengan cepat menundukkan badannya, membuat dua golok yang mengincar lehernya lewat di atas kepalanya.

Begitu terbebas dari serangan golok Birawa langsung berguling di tanah menjauh dari kedua lawan yang mengincar nyawanya. Begitu Birawa bangun golok dari sepasang Golok Kematian kembali menderu mengincar dada dan lehernya. Kali ini dengan cepat Birawa menundukkan badannya kemudian kedua tangannya dengan cepat dipukulkan pada pergelangan tangan kedua lawan.

Krakkk!.... krakkkk!

"Aaaaaa......"

"Aaaaaa......"

Kedua lawan berteriak merasakan pergelangan tangan mereka remuk terkena hantaman dari Birawa, pedang keduanya terlepas.

"Kurang ajar, ternyata kamu punya isi juga!" hardik salah satu dari Golok Kematian kesal.

Selesai menghardik Birawa dengan cepat orang itu melakukan tindakan nekad, tubuhnya meluruk deras menyerang Birawa. Birawa yang tidak mau berlaku ayal langsung melentingkan tubuhnya ke udara, begitu badannya melewati kepala lawan dengan cepat kaki Birawa menghantam bagian belakang kepala lawan.

Krakkkk....

Terdengar suara leher patah, lawan yang terkena hantaman kaki Birawa langsung terjatuh menggelinjang-gelinjang kemudian diam tak berkutik. Lawan yang tinggal seorang lagi merasakan ketakutan melihat kawannya mati sedemikian rupa, namun sepertinya untuk mundur bukan hal yang ada di dalam rumusnya.

Dengan cepat orang itu menerjang Birawa menggunakan tendangan bertubi-tubi, namun tendangan yang dilakukan seperti orang kalap itu dengan mudah dapat dihindari oleh Birawa.

Birawa hanya menggeser tubuhnya sedikit ke samping sehingga tendangan yang dilakukan oleh lawan tidak dapat mengenai tubuhnya. Setelah itu dengan kecepatan tidak terlihat tangan kanan Birawa Langsung menghantam dada lawan.

Bukkkk!

Hantaman Birawa membuat lawan jatuh berguling di tanah, badan lawan yang berguling deras itu berhenti setelah menabrak sebatang pohon.

Birawa berdiri dengan tatapan mata menyorot tajam ke arah lawan yang kesakitan tergolek di tanah.

"Aku sebenarnya tidak mau menurunkan tangan kasar kepada kalian, namun kalian berdua sudah keterlaluan, aku sudah memohon kepada kalian namun tetap saja kalian menggangguku, sekarang kamu pergi dari sini dan bawa mayat teman kamu, anggap saja kita tidak pernah bertemu!" hardik Birawa kepada lawan yang masih kesakitan.

Lawan yang tergeletak itu berusaha bangkit sembari menahan dadanya yang sakit akibat pukulan dari Birawa.

"Kamu akan menyesal karena berani melawan kami, ingat Warok Abang tidak akan tinggal diam atas penghinaan yang kamu berikan ini," jawab orang itu dengan darah sesekali menyembur keluar dari mulutnya.

"Aku tidak ada urusan dengan segala warok yang kamu sebutkan, aku hanya ingin lewat dari sini, sekarang juga kamu pergilah dari sini, jangan lupa bawa teman kamu yang sudah jadi mayat itu supaya tubuh kotor kalian tidak membuat busuk tempat ini." Birawa kembali berkata dengan cuek.

"Kamu akan menyesal anak muda, aku pastikan kamu akan menyesal karena berani mencampuri urusan kami, aku pastikan tubuh kamu akan hancur dan penyesalan akan merasuki benak kamu karena berani melawan kami!" gertak orang itu lagi.

"Segera kamu pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran, suara kamu membuat aku muak, dan sampaikan pada Warok Abang atasanmu itu bilang padanya Tapak Malaikat menitipkan salam kalau ada waktu akan main ketempatnya," dengus Birawa yang mulai merasa kesal.

Dengan keras kaki Birawa menendang salah satu dari Golok Kematian yang sudah menjadi mayat itu. Tubuh orang itu meluncur deras menghantam tubuh kawannya membuat keduanya berguling di tanah.

Kemudian orang yang masih hidup dari Golok Kematian dengan cepat bangkit dan memanggul mayat temannya. Sebelum melangkah pergi dari sana mulut rampok itu masih bisa berkata dengan sombong kepada Birawa.

"Anak muda kamu akan menyesal karena telah melakukan ini kepada kami, aku pastikan kalau tubuh kamu akan segera tercincang di tangan Warok Abang!" ancam orang itu.

Birawa menatap tajam ke arah orang yang berkata kepadanya, tangannya bergerak ke samping seperti akan mencabut sesuatu. Melihat gerakan yang dilakukan oleh Birawa membuat lawan yang sudah terluka parah langsung berbalik dan berlari cepat dari sana membawa dadanya yang sakit sambil memanggul mayat temannya.

Birawa menarik napas panjang sambil memperhatikan keadaan di sekelilingnya, namun ketika dia akan melangkah untuk pergi dari sana kupingnya mendengar sebuah suara berkata.

"Aku yakin itu dia, namun kenapa penampilan dan gerakannya berbeda, dan juga nama yang dia sebutkan tadi bukan namanya," suara orang yang berbisik itu datang dari balik semak di sebelah kiri Birawa.

"Iya aku juga yakin itu dia, tapi mengapa penampilannya berbeda," suara lain menjawab suara pertama.

Birawa yang mendengar suara itu pura-pura tidak mendengar, Birawa langsung berjalan meninggalkan tempat itu. Namun baru berapa langkah berjalan dengan cepat Birawa melompat ke balik semak yang mana suara tadi berasal.

Di balik semak ternyata ada dua orang pemuda yang bersembunyi melihat ke arah tempat Birawa berada tadi. Birawa yang belum melihat muka orang itu dengan konyolnya ikut jongkok di belakang dua orang itu dan melihat ke arah yang dilihat ke dua orang itu.

"Kemana, kok menghilang," salah satu orang itu berkata bingung.

"Iya, kok hilang perasaan tadi masih di sana," jawab yang satunya. 

"Iya kok menghilang." Birawa yang ada di belakang kedua orang itu ikutan berkata.

Dua orang yang mengintip itu mendengar suara dari belakang mereka, dengan gerakan kompak kedua orang itu sama-sama menoleh ke arah Birawa.

"Aaaaaa...."

Kedua orang itu berteriak kaget melihat Birawa sudah ada di belakang mereka. Birawa tersenyum melihat dua orang itu kaget melihat dirinya, begitu melihat wajah kedua orang itu Birawa tahu kalau kedua orang dihadapannya tidak lain merupakan bekas prajurit yang pernah menjadi anak buahnya di pasukan khusus kerajaan.

"Bagaimana kamu tahu-tahu ada di sini?" tanya satu orang itu yang kaget melihat Birawa ada di belakang mereka.

Namun sejenak kemudian mata keduanya menjadi terbelalak karena melihat jelas muka Birawa yang ada di dekat mereka.

"Pangeran....!" teriak salah satu dari orang itu langsung mengambil sikap hormat.

"Aku kira tadi siapa, ternyata kalian berdua, sukurlah kalian berdua masih hidup." Birawa berkata sambil merangkul tubuh dua orang itu.

"Pangeran sendiri bagaimana bisa selamat, sebab para pemberontak itu tidak membiarkan salah satu dari kita untuk hidup." Orang itu berkata kepada Birawa.

"Ceritanya panjang namun ada baiknya kita pergi dari sini dahulu, dan satu lagi jangan memanggilku dengan panggilan Pangeran, aku sekarang bernama Tapak Malaikat," jawab Birawa.

"Kalau begitu kita menuju ke tempat kami, kebetulan kami tinggal di pinggir desa yang ada di depan kita," jawab Salah satu dari orang itu langsung melangkah mendahului Birawa.

#########

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status