Share

107. Menjadi Terdakwa

Habiba melipat tangan di dada. Tatapannya tegas ke Qizha.

"Benarkah kau berniat maling?" tanya Habiba.

"Sebelumnya, apakah boleh aku bertanya, Ma?"

"Apa?"

"Apakah mama percaya aku memiliki niat maling?"

Jika bukan kepada Habiba, Qizha tentu tak akan bersedia menanyakannya. Namun, ia sadar sedang berhadapan dengan wanita berhati baik, maka ia berani mengutarakannya.

"Tidak. Aku tidak yakin kamu melakukannya. Rasanya hati busuk itu tidak tercermin dalam dirimu." Habiba mengangkat alis. "Benarkah begitu?"

Qizha tersenyum. Betapa beruntung memiliki.mertua sebaik Habiba.

"Aku pulang bareng sama Qasam. Tapi aku ketiduran di mobil. Jam segini aku baru terjaga karena merasa kehabisan oksigen." Qizha menjelaskan dengan detil. "Pintu mobil terkunci saat aku terjaga, dan mama pasti tahu sendiri apa yang terjadi saat pintu mobil dibuka dari dalam saat dalam keadaan terkunci. Alarmnya bunyi. Akhirnya aku dipergoki sebagai maling."

Habiba menatap satpam. "Sudah, Pak. Biar aku yang urus. Bapak kemb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
tuh dengerin semua nasihat mama biba, qasam.jangan cuma masuk kuping kanan keluar dari kuping kiri
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
syukurin kamu, qasam.akhirnya biba mengetahui semua tingkahmu terhadap qizha
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
habis ini pasti qasam malah mara sma qizha. padahal yg salah qasam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status