Share

Penembakan di Jalan Puncak

Lintang menahan senyum geli di sepanjang perjalanan mereka menuju ke kediaman Adiwilaga. Melihat wajah kaku Arthur yang tak menyukai warna rambut Lintang yang kini berubah cokelat keemasan. Selain itu wanita itu juga memotong rambut panjangnya hingga sebahu.

Alasan lain ia memotong rambut adalah ia benci Wira dengan seenaknya menjambak rambutnya. Memperlakukannya sesuka hati seperti boneka.

"Arthur!" panggil Lintang.

"Ya, Nona?" sahut Arthur meliriknya dari spion.

Lintang tersenyum, lalu memajukan tubuhnya hingga ke belakang kursi kemudi. Melongokkan kepalanya di samping Arthur.

"Kamu marah?" goda Lintang menatap Arthur, yang justru malah membuatnya terpana dengan visual Sang Kapten dari jarak sedekat ini. Dan ia mengerjap kaget saat Arthur menoleh.

Laki-laki itu pun tak kalah terkejut mendapati Lintang sudah ada di samping wajahnya. Dan sama-sama terpana dan tak bisa memalingkan pandangannya.

Lintang memekik kaget saat mobil oleng dibarengi suara decit ban dan klakson bersahutan di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status