Share

Part 92

Satu tahun kemudian ....

Entah mengapa hari ini badanku terasa lemas sekali, ingin rebahan saja. Ada rasa mual yang mendera. Apa aku magh? Setiap makanan yang masuk langsung aku muntahin.

"Sayang kenapa pucat?" tanya Reyhan yang panik baru pulang kerja. Aku hari ini tidak masuk kerja, biasanya kami selalu pulang bersamaan, Reyhan takut jika aku pulang sendiri.

"Iya, sayang, pusing."

"Ayo tidur dulu." Aku menggeleng, tidur pun tak enak soalnya.

"Kenapa?"

"Capek tidur, rasanya mual." Aku berlari ke kamar mandi untuk muntah-muntah lagi.

Oek ... oek ...oek Ya Allah capek sekali rasanya muntah-muntah terus dari pagi. Reyhan terlihat panik, karena dari pagi memang aku hanya lemas saja tidak sampai muntah-muntah.

"Sayang ...."

"Kenapa sayang?"

Semua pelayan terlihat panik melihatku yang muntah-muntah. Bagaimana tidak? Aku pucat dari pagi tidak ada makanan yang bisa masuk, mual dan muntah menjadi satu.

"Sayang mau makan apa?" tanya Reyhan.

"Pengen mangga muda, sayang. Dari pagi mangga muda it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status