Share

Part 5

Hari ini dengan semangat baru pergi ke rumah sakit, menjadi dokter adalah kebanggaan bagiku dan orang tuaku. Hal-hal yang sekiranya akan menganggu profesiku sudah kusiapkan sebelumnya. Saatnya bersaing dengan mantan suamiku. Salah satu keputusanku mengambil spesialis bedah adalah untuk bersaing dengan Andra suatu saat, bertarung di meja operasi. 

Pagi sekali direktur yang bernama dokter Danang itu sudah di rumah sakit, sepertinya rumah sakit akan lebih disiplin dengan kehadirannya. Pukul tujuh pagi kami semua sudah dikumpulkan untuk diberi pengarahan.

"Bapak/ibu dokter dimohon kerjasamanya untuk datang lebih awal, saya lihat pukul tujuh pagi pasien disini sudah membludak. Mohon kerja samanya, karena rumah sakit ini banyak diminati. 95% dokter disini dokter pilihan dari kampus, jadi tolong kerja samanya untuk kebaikan rumah sakit kita. Kenalkan nama saya dr. Danang. Terima kasih atas perhatiannya." Dokter Danang mengakhiri sambutannya.

Sepertinya akan semakin banyak pekerjaan, Reyhan hanya tersenyum melihat dokter Danang. Apa mereka saling kenal? Entahlah!

"Wajah jangan ditekuk gitu, Neng!" 

"Bakal banyak kerjaan, Han."

"Sejak kapan rumah sakit ini sepi, Nad?"

"Sejak ada aku dihatimu!"

"Haha ...."

Nadhine tak menyadari jika sepasang mata tak berhenti berkedip melihat mereka bercanda.

***

Suasana rumah sakit semakin ramai, apalagi ada dua dokter tampan yang hadir di rumah sakit. Dipastikan rumah sakit akan menjadi trending topik, kabarnya dokter Danang anak pemilik rumah sakit ini dikenal sangat jenius dan gila kerja. Sekian tahun berada di luar negeri akhirnya dia kembali lagi. Andra juga menjadi salah satu kandidat kuat di rumah sakit ini, selain dia akan menjadi menantu pemilik rumah sakit, dia juga menjadi dokter idola. Wajar, dari dulu Andra memang keren. 

Jam istirahat telah tiba, seperti biasa Reyhan datang mengganggu. 

"Ayo, istirahat, saya traktir!" Reyhan memang paling tau kalau aku hobi gratisan.

Kami makan di kantin, tidak peduli dengan banyak pasang mata melihat kami. Aku juga heran dengan Reyhan sudah punya calon, tapi selalu nyaman dekat denganku. Berkali-kali kuingatkan, nanti Vivi cemburu jawabannya selalu sama, Vivi tidak bakal cemburu. Entahlah, hubungan mereka memang aneh, dan lebih aneh lagi semua masalah tentangku pasti Vivi tahu, apa dia tidak cemburu? Lumayan membingungkan!

"Nad, bukannya itu mantanmu?" tanya Reyhan yang melihat Andra duduk sendiri.

"Bukan urusanku, Han!"

"Wow, keren, sudah move on, ya?"

"Banget, jangan sebut-sebut dia, selera makanku berkurang!"

"Hati-hati, biasanya ada benih cinta kalau belum bisa move on!"

"Han ...!"

"Maaf, bu dokter. Tabungannya udah mencapai berapa, kok masih ngontrak?"

"Bentar lagi penuh tu tabungan, tumben nanyak?"

"Pen ditraktir lah, dokter spesialis bedah masih kere!"

"Hahaha ... mau apa? Ta traktir 5 porsi!"

"Beneran, Nad?"

"Beneran, alhamdulillah sudah cukup sesuai misi."

"Asyik, kita ke kota aja besok jalan-jalan!"

"Jalan-jalan kemana? Kapan? Ni rumah sakit sudah ngontrak kita 1x24 jam, dokter Reyhan!"

"Kita cuti sih sehari, nanti aku yang minta surat izin!" aku diam, sebenarnya si Reyhan ini apanya rumah sakit, kok enak sekali minta izin.

"Terserah dokter Reyhan saja."

"Nad, kamu pantas bahagia!" hampir ni makanan dikeluarin, tumben si Reyhan sangat serius sekali kali ini.

"Kamu harus berubah, Nad. Kamu cerdas, cantik dan mandiri. Saatnya kamu belajar berhias biar syedap dipandang mata!"

"Memang aku pajangan, Han!"

"Nad, kali ini aku serius, lawan mantanmu itu. Liat dia bersama wanita cantik makan berdua." Pandanganku tertuju dengan Andra yang sedang bercengkrama dengan gadis di depannya. Sepertinya dia duduk sendiri karena menunggu pujaanya, apa dia ingin membuatku cemburu? Jangan harap!

Tiba-tiba mata kami beradu! 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
rumah sakit jadi ramai,banyaknpasien,banyak dr muda dan ganteng,ada juga dr cantik,dr habda juga ada
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status