Share

Bab 4: Quality Time Pasangan

Ariana sarapan dalam diam. Nasi goreng yang sedikit gosong itu dia habiskan seorang diri saja, karena Kevin masih belum kunjung terbangun dari tidurnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi saat itu. Ariana menghela napas beratnya.

"Hm, masih belum bangun juga. Katanya mau jalan-jalan hari ini," ucap Ariana kecewa.

Tak lama, terlihat Kevin yang perlahan menuruni tangga. Penampilannya masih terlihat acak-acakan sehabis bangun tidur.

"Selamat pagi, Sayang. Ayo makan dulu, nasi gorengnya sudah dingin. Tapi masih enak, kok!" Ariana memberi sapaan hangatnya untuk sang suami.

Kevin duduk dengan wajah yang kusut. Berbanding terbalik dengan Ariana yang sangat bersemangat hari itu.

"Panaskan sebentar, supaya tidak dingin nasinya."

Sebagai istri yang baik, Ariana hanya tersenyum dan menuruti permintaan sang suami. Dia kembali memanaskan nasi goreng yang sedikit gosong itu ke wajan penggorengan. Hanya butuh waktu lima menit saja hingga Ariana kembali menuangkan nasi goreng itu ke piringnya lagi.

Kevin memakan nasi goreng itu tanpa bicara. Sementara Ariana sudah duduk di seberangnya sambil menatap Kevin, menunggu suaminya itu membuka pembicaraan seputar rencana mereka hari itu. Kevin terlampau tak peka sehingga memaksa Ariana untuk bertanya terlebih dahulu.

"Jadi gimana? Kamu sudah punya rencana?"

Kevin terlihat bingung dengan pertanyaan Ariana itu. "Lah, kenapa tanya aku? Bukankah aku sudah bilang kalau kamu saja yang memutuskan?"

Ariana tertegun lagi. Dia bingung bagaimana harus berbicara dengan Kevin yang terkesan cuek itu. Akhirnya dengan setengah berteriak pada Kenzo, Ariana pun menanyakan sebaiknya mereka pergi ke mana hari itu.

"Mas, maaf mengganggu. Apa Mas punya rekomendasi tempat wisata yang bagus untuk kami?"

Kenzo yang terlihat sedang mengetik di laptopnya itu menghentikan aktivitasnya sejenak. Dia terlihat berpikir.

"Hm, mungkin coba kamu kunjungi TGAA alias The Great Asia Afrika di daerah Lembang. Kalau dari villa ini, letaknya tidak terlalu jauh. Pakai online maps juga sampai, kok."

"Oh, begitu ya, Mas? Aku cek di website sih tempatnya luas dan sangat bagus untuk foto ya," sahut Ariana lagi yang mulai mempertimbangkan ide dari Kenzo.

"Iya. Karena musim hujan, jangan lupa bekal payung juga," tambah Kenzo mengingatkan.

Ariana akhirnya memutuskan untuk memilih TGAA sebagai objek wisata yang akan mereka kunjungi di hari kedua bulan madu mereka.

"Ya udah, kamu siap-siap dulu saja, Sayang. Biar kita bisa cepat berangkat."

"Hm." Kevin merespon dengan malas ucapan istrinya. Dia pun beranjak naik lagi ke lantai atas untuk bersiap-siap.

Ariana merasakan perasaan senang dan tak sabar untuk perjalanan spesialnya hari itu. Tapi dia ingat jika ada Kenzo di sana. Setidaknya dia harus menawari kakak iparnya juga untuk ikut bersama mereka.

"Mas Kenzo, mau ikut ke TGAA bareng kami?"

"Enggak usah, Ariana. Mas lagi banyak pekerjaan. Lain kali saja, ya." Dengan sopan, Kenzo berusaha menolak ajakan Ariana.

"Oh, baiklah." Ariana mengerti.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Kenzo merasakan perasaan tak enak. Dia berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya karena tak mau mengganggu mereka yang sedang bersenang-senang. Setidaknya ketika Ariana dan Kevin pergi, Kenzo bisa merasa sedikit lebih lega.

Setelah bersiap hampir satu jam, Ariana dan Kevin akhirnya jadi berangkat ke tempat wisata itu. Kevin melajukan mobilnya menyusuri jalanan menanjak yang membelah gunung, menuju ke tempat wisata itu.

"Akhirnya kita berangkat juga!" pekik Ariana senang.

Kevin tak menanggapi apa pun ucapan Ariana. Ariana terlihat memperhatikan pemandangan ke luar jendela mobil. Benar saja. Tak sampai satu jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di TGAA. Kevin memarkirkan mobilnya. Dia mengikuti Ariana yang sudah membeli tiket masuk untuk mereka.

"Ini tiketnya bisa ditukarkan dengan minuman yang ada di toko penukaran. Kamu mau minum apa?" kata Ariana.

"Apa saja, deh." Lagi-lagi Kevin melemparkan keputusan pada Ariana.

Ariana masih bersikap positif. Dia memilihkan susu dingin segar untuk suaminya. Sementara dirinya sendiri memilih Thai tea dingin. Tiba-tiba Kevin memuntahkan susu yang dia minum dan membentak marah pada Ariana.

"Ariana, gila kamu ya! Aku ini intoleransi laktosa! Kamu malah kasih aku susu! Kamu mau bikin aku muntah-muntah di sini?"

"Ya ampun, Sayang! Maafkan aku! Ini minumannya aku tukar saja jadi Thai tea, gimana?" Ariana yang panik mencoba menawarkan minumannya pada Kevin.

"Gak perlu! Nih, kamu habiskan saja semuanya sendiri!" Kevin langsung menyodorkan paksa minumannya pada Ariana. "Aneh. Sudah dua tahun pacaran, bisa-bisanya masih lupa akan hal itu."

Perasaan sedih begitu mudah menggantikan rasa bahagia yang sejak tadi memenuhi hati Ariana. Karena peristiwa tadi, sikap Kevin menjadi sangat dingin padanya. Mereka berjalan berjauhan, hampir seperti orang yang tak saling mengenal. Bahkan begitu Ariana mengajaknya bicara, Kevin malah mengabaikannya.

Kevin terlihat sangat tidak menikmati perjalanan mereka saat itu. Dia terlihat asyik sendiri memainkan gawainya, bahkan di beberapa kesempatan, Kevin terlihat seperti sedang menunggu sesuatu. Entah apa yang dia tunggu.

"Sayang, makan dulu, yuk! Aku sudah mulai lapar," ajak Ariana pada saat itu.

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore. Cuaca juga terlihat mendung. Kevin mengikuti Ariana menuju ke sebuah stand makanan terbuka yang ada di area Timur Tengah. Tanpa mereka duga, langit memuntahkan isinya. Rintik hujan yang semula kecil, kini mulai deras. Dengan panik, mereka berlari meneduh ke sebuah gedung bersama para pengunjung lainnya.

Ariana harus menahan rasa lapar dan dingin itu seorang diri. Dia sabar menunggu hujan reda yang kelihatannya akan selesai dalam waktu yang lebih lama. Sementara itu, Kevin mendadak menghilang tak terlihat di dekatnya.

"Kevin? Kev, kamu di mana?" Ariana mencari ke sekelilingnya namun tak dia temukan juga sang suami.

Ariana berniat untuk keluar dari kerumunan. Tapi dia tidak bisa menembus lautan manusia di sana. Samar-samar dia melihat sosok Kevin yang berjalan menjauh dari tempatnya dengan tergesa-gesa.

'Yang tadi itu Kevin? Dia mau ke mana? Kenapa terlihat terburu-buru? Apa mungkin dia mau pergi ke toilet?' Ariana membatin.

Ariana masih menduga-duga ke mana perginya Kevin saat itu. Dia memutuskan untuk menunggu saja di sana karena jika dia mengikuti Kevin, dia takut Kevin nanti malah mencarinya ke sini hingga akhirnya mereka tak saling bertemu.

Sudah lewat dari 45 menit dia menunggu suaminya kembali. Hujan juga masih belum reda. Ariana yang panik mencoba untuk menghubungi Kevin. Dia pun menelepon Kevin.

"Halo, Kevin .... "

"Nomor yang Anda tuju sedang sibuk. Silakan tinggalkan pesan." Operator telepon yang mengambil alih sambungan telepon, menandakan jaringan Kevin sedang sibuk.

Ariana mengernyitkan dahinya. Dia pun mematikan teleponnya.

"Ke mana orang itu ya?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status