Share

Part 8

Suami Miskinku di Ruang Nasabah Prioritas

Part 8

Karena kedengaran makin sengit, aku pun bangkit menengok dari kaca jendela. Mertuaku masih ngomel-ngomel dan adu mulut rupanya sama ibu-ibu rempong itu.

Ah, aku jadi terharu. Entah kenapa, mertuaku sebaik itu. Beliau bahkan bersikap layaknya seorang ibu kandung yang sedang membela anaknya.

"Rin." Aku mengerjap dan cepat mengusap sudut mata yang sudah basah.

Bang Jaya tiba-tiba sudah ada di dekatku. Dia baru pulang. Aku sampai tak sadar saat dia naik ke teras.

"Kenapa? Ngapain di sini?"

"Gak apa-apa, Bang. Tumben udah balik jam segini?" Aku balik bertanya.

"Gak, Abang cuma mau ngasih ini buat kamu. Terus mau berangkat lagi." Bang Jaya memberikanku plastik dari minimarket yang setelah kutengok ternyata isinya beberapa dus susu ibu hamil.

"Abang beli susu ibu hamil sebanyak ini? Duitnya dari mana? Abang 'kan baru jalan."

"Adalah tadi Abang dapet rejeki," jawabnya santai.

"Rejeki dari mana, Bang? Ini 'kan susu mahal. Terus Abang juga 'kan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status