Share

Part 14

Suami Miskinku di Ruang Nasabah Prioritas

Part 14

"Loh Bu! Bu! Bayar dulu!" teriak Bang Ujang.

"Biar saya yang bayar. 10 rebu 'kan?" kataku cepat.

"12 rebu lima ratus, Mbak."

"Loh kok nambah?"

"Kan sama tempe sepotong."

Aku tepok jidat, "oh iya lupa."

Cepat aku merogoh tasku yang masih tersampir di pundak. Berharap ada duit recehan bekas parkir di sana.

Tapi sial. Di tasku bener-bener gak ada duit rupanya. Cuma sisa selembar yang sepuluh ribu tadi.

"Bang, scan QR bisa gak? Saya gak ada duit cash," tanyaku akhirnya. Sengaja aja aku beralasan.

"Gak bisa Mbak, duit cash aja."

"Tapi di tas saya beneran gak ada duit cash Bang, gimana dong?" tanyaku lagi sambil sekali lagi mengobrak-abrik isi tasku.

Bang Ujang menghela napas panjang, "haaah. Ya udah kalau gak ada saya masukin catatan hutang aja dulu Mbak," kata dia akhirnya.

Ah syukurlah. Akhirnya Bang Ujang ngomong gitu juga. Gak apa-apalah namaku ada di catatan hutang dia, cuma dua rebu maratus doang kok.

"Nah gitu dong, nanti besok deh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status