Share

Bab 2

PoV Rizka.

Aku merasa udah nggak tahan lagi karena mobil yang terparkir itu bergoyang. Aku sudah tidak bisa menunggu lagi hatiku hancur dan sakit melihat secara terang-terangan pengkhianatan yang mereka lakukan. Setelah ini aku tidak akan menyesal apabila penjelasan Mila tadi seperti itu kalau aku harus siap jika Bang Hans di permalukan saat dicambuk.

"Buka, Bang. Kalau gak ku hancurkan kaca mobilmu!" sentakku marah.

Aku saat itu turun saja karena aku tahu beberapa saat lagi tim yang menggerebek Bang Hans akan datang. Mereka akan di permalukan. Tetapi, Bang Hans sama sekali tidak mempedulikan apa yang aku katakan. Dia tetap tidak mendengarkan aku. Bahkan dia ingin melajukan mobilnya tetapi aku tidak hilang akal. Aku mengambil batu besar dan hendak memecahkan kaca mobilnya. biar saja mobilnya itu rusak. Ini tidak sebanding dengan pengkhianatan yang sudah dilakukannya.

Entah sudah berapa kali dia bermain api di belakangku. Entah sudah berapa kali dia menghianati aku seperti itu. Sengaja berbuat m**um dengan selingkuhannya dan di mobil pula.

"Rizka! Ngapain kamu?!"

Bang Hans membuka sedikit kaca mobilnya ketika aku hendak menghancurkannya. Mungkin dia merasa takut juga ketika aku akan berbuat sesuatu yang mengerikan di mobil kesayangannya untuk merusak kacanya. Dia tidak siap akan hal itu.

"Keluar kamu pengkhianat!"

"Matikan videonya Rizka! Mila, matikan videonya! Kamu sengaja menjebak ku Rizka!"

"Hei, menjebakmu? Apa maksudmu menuduh aku seperti itu? Bukankah kamu sendiri yang selingkuh. Kamu sendiri yang berbuat zina di dalam mobil ini. Kamu benar-benar gak tau malu, Bang. Kamu pantas di hukum!"

"S**l kamu, Rizka!" Bang Hans berusaha melajukan mobilnya meninggalkan aku dan juga Mila. Tapi aku tidak membiarkan hal itu terjadi. Aku berdiri di depan mobil berusaha agar Bang Hans tidak pergi dan tidak lari setelah kepergok seperti itu.

"Minggir, Rizka!"

"Keluar kamu dan selingkuhan mu! Keluar kalian!"

Terjadi cekcok diantara kami yang cukup menyita perhatian. Ada beberapa masyarakat yang melihat karena saat dia melakukan perbuatan itu. Dia berada di jalan yang memang sunyi. Hanya ada petani yang biasa melewati jalan ini. Apa yang kami lakukan dan perdebatan ini menjadi perhatian masyarakat setempat. Tentu saja mereka merasa heran dengan keributan yang terjadi pada kami.

Beberapa saat kemudian. Akhirnya yang ku tunggu datang juga. Mila benar-benar melakukan tugasnya dengan baik dengan cara menghubungi atasannya untuk menggrebek Bang Hans.

Sebenarnya dari awal Mila sudah menghubungi atasannya sesuai dengan permintaanku ketika suamiku memarkirkan mobilnya. Saat itu aku disuruh Mila menunggu sebentar untuk melihat apakah yang mereka kerjakan itu. Karena tidak masuk akal saja pria dan wanita berada di suatu tempat yang sunyi di dalam mobil. Oleh karena pertimbangan itulah Mila menghubungi atasannya untuk menggerebek mereka apalagi Bang Hans adalah pejabat publik dalam artian dia seorang abdi negara yang harusnya patuh pada aturan kerja.

Sekitar enam orang turun dari mobil khas SatPol PP beserta Polisi Syariat untuk menggrebek Bang Hans. Dia sungguh merasa terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Karena sudah ada orang berpakaian seragam menyuruhnya turun dari mobil.

"Keluar, Pak! Cepat! Apa yang anda lakukan di sini."

"Tapi, Pak!"

"Keluar!" Polisi itu berkata dengan garang ke Bang Hans. Suamiku tak bisa berkutik lagi.

Dia terpaksa keluar dengan pakaian yang ala kadarnya. Bang Hans keluar dari mobil tersebut. Aku tahu pakaiannya itu pasti baru dipakainya setelah tadinya m**um dengan Delia.

"Ada apa ini, Pak!" Bang Hans mencoba tenang. Dia memandang wajah orang-orang yang menggrebek nya satu persatu.

"Kami mendapat laporan kalau Bapak melakukan hubungan terlarang di daerah sini. Ingat ya Pak ini adalah daerah syariat dan Bapak tidak bisa melakukan hubungan seperti itu di sini. Oleh karena laporan tersebut Bapak kami tangkap."

"Gak seperti itu, Pak. Saya gak melakukan hubungan apa-apa di sini." Bang Hans mencoba membela diri.

"Ibu bisa keluar!" Petugas berkata dengan tegas sekalian memerintah.

Mereka berdua di amankan. Petugas lalu membongkar apa isi di dalam mobil mereka. Apa yang kulakukan ini membuat Bang Hans memandang diriku dengan tajam. Dia tidak suka kebohongannya ketahuan apalagi akulah yang membuat kebohongan dia ketahuan.

"Hei, apa yang Bapak lakukan!" Bang Hans gak terima saat dua anggota memeriksa mobilnya.

"Kami harus mencari bukti."

"Tidak ada bukti apa-apa di dalam mobil saya, Pak!" kata Bang Hans marah.

"Diam, Pak. Biarkan petugas kami bekerja. Karena sudah banyak sekali laporan warga yang meresahkan kalau di tempat ini beberapa kali ada orang parkir sembarangan dan mobil bergoyang. Tugas kami adalah menindak perbuatan perzinahan jadi tolong jangan halang-halangi pekerjaan kami!"

"Tapi saya dan Delia tidak memiliki hubungan apa-apa. Hubungan kami hanya sebatas rekan kerja tidak lebih. Kami hanya ingin berangkat ke kantor tetapi mobil memang mogok sehingga kami memiliki kendala untuk pergi ke sana."

Delia hanya tertunduk dalam sekali dia menatapku dengan pandangan nanar. Begitupun aku yang menatapnya dengan pandangan jijik. Tidak sangka dia yang sudah memiliki suami bahkan tega menghianati suaminya demi bersama dengan suamiku.

Apa dia nggak merasa kasihan dengan keluarganya. Dengan anak-anaknya dan dengan suami yang diakhianati seperti halnya diriku. Bang Hans sama sekali tidak pernah memandangku sebagai istrinya. Dia selalu pojokkan aku karena sampai sekarang aku belum hamil.

Awal mula dia dingin padaku karena memang sampai hari ini kami belum punya anak. Tidak sangka Bang Hans benar-benar mengkhianati aku seperti ini. Bang Hans dengan terang-terangan atau secara halus memang mempertegas aku mandul. Jika kami bertengkar dia akan ngatai aku mandul. Sakit hatiku diperlakukan kayak gini sama suamiku.

"Tapi mobil lancar, Pak. Gak mogok sama sekali juga gak ada ban kempes. Jadi Bapak jangan mengelak lagi. Boleh saya lihat KTP Bapak dan Ibu," kata petugas pada Bang Hans dan Delia.

"Tapi, Pak."

"Lihat KTP, Pak!" kata tugas itu lagi dengan tegas Bang Hans tidak bisa mengelak lagi.

Dia kemudian mengambil ktp-nya dan juga Delia untuk diserahkan kepada petugas itu. Beberapa saat petugas mengamati KTP Bang Hans dan juga Delia.

"Saya gak melakukan apapun, Pak. Kalian menangkap saya seperti ini maka kalian bisa saya adukan atas perbuatan tidak menyenangkan!"

Bang Hans gak terima. Dia mulai mengancam petugas.

"Maaf ya, Pak. Kami tidak menangkap orang secara sembarangan kami melakukan ini karena ada pelaporan dan istri ada sendiri yang melaporkan. Baru saja dia mengirimkan video kalau anda sedang berbuat mesum di dalam mobil. Di mana mobil itu bergoyang seperti di dalam rekaman tersebut. Jadi kami memiliki bukti untuk menangkap anda. Bagaimana petugas?" tanya kepala petugas menangani kasus ini setelah dia berbicara dengan Bang Hans barusan.

Dia memang menyuruh dua petugas untuk mencari bukti yang ada di dalam mobil.

"Di temukan bekas k o n d o m sudah dipakai, Pak. Ini, Pak. Bungkus nya juga ada diluar." Petugas lain memberikan laporan.

Wajah Bang Hans pias. Kini dia gak bisa berkutik lagi karena punya hubungan terlarang dengan Delia.

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status