Share

Bab 6A

SETELAH KITA BERPISAH 6

**

PoV Rizka. 

Aku tersentak kaget ketika Bang Hans menuduh seperti itu. Apalagi dia mengatakan kalau Bang Zaki menyukaiku? Yang benar saja. Dia hanya mencari-cari alasan untuk menutupi kesalahannya. 

"Jaga bicara kamu, Hans!" 

"Gak usah munafik, Bang. Aku tahu kalau kamu itu suka sama istriku. Padahal kamu tahu sendiri kan kalau dia itu nggak bisa punya anak. Tapi tetap Kamu suka sama dia karena alasan ini kamu nggak nikah-nikah dari dulu!" 

Bang Hans seenaknya saja menuduh. Aku melirik Bang Zaki. Lelaki itu tertunduk sebentar. Apakah benar apa yang dikatakan Bang Hans tapi aku tidak percaya. Setahuku memang Bang Zaki itu belum menikah karena belum bertemu jodoh yang pas karena itulah dia belum menikah. 

Tapi nggak mungkin juga karena aku. Dia tidak menikah. Bang Zaki adalah lelaki yang cukup tampan dan mapan. Dia memang bukan pegawai pemerintah seperti Bang Hans. Dia hanya seorang laki-laki biasa yang bekerja di Toko bangunan miliknya sendiri. Dia membangun Toko itu dengan susah payah dari modal kecil dari ayahnya. 

Sebenarnya keluarganya itu lebih senang Kalau Bang Zaki bisa lolos menjadi pejabat publik seperti suamiku. Namun, tidak rezekinya sehingga dia mencari jalan lain untuk bisa sukses. Kesuksesan yang dibangunnya dengan susah payah. Akhirnya berbuah hasil juga. 

Beberapa kali ibu mertua menjodohkan Bang Zaki dengan perempuan yang dianggap cocok untuk mendampinginya. Namun, sampai sekarang Bang Zaki belum bertemu dengan jodoh yang tepat karena dia selalu menolak perempuan yang dijodohkan oleh ibu mertua. 

 Tidak mungkin itu alasan Bang Zaki menyukaiku. Bang Hans ini hanya mencari-cari alasan semata untuk menutupi semua kesalahan yang dia lakukan kepadaku serta kepada keluarganya. 

"Cukup, Bang. Kenapa kamu harus melibatkan orang lain dalam hal ini. Jelas-jelas kamu yang salah. Kamu harus sadar diri. Kamu sebaiknya introspeksi diri kalau kamu itu udah pernah berzina dengan Delia dan kamu nggak mengakuinya di mana pikiran kamu. Kamu suruh pula aku berbohong dan memohon kepada petugas agar tidak mencambukmu. Ini adalah hukuman yang tepat untukmu, supaya dosa kamu lebih ringan nanti di akhirat!" 

Aku buka suara karena geram dengan Bang Hans yang tetap tidak merasa bersalah dalam hal ini. Apa sebenarnya mau suamiku itu? Ibu mertua tetap menangis memikirkan nasib anaknya yang akan malu di depan semua orang karena anaknya itu adalah anak kebanggaan, pejabat publik yang selalu dibangga-banggakannya di depan tetangga.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status