Share

Bab 52 - Gadis kecil dari Orleans, Part 2: Kapak Emas.

Setelah beberapa saat, Jeanne d’Arc lalu terbangun dari pingsannya. Saat dia bangun kepalanya entah kenapa rasanya sakit sekali. Dia mencoba mengumpulkan pikirannya satu per satu dan mencoba mengingat apa yang baru saja terjadi. Hanya saja saat dia mencoba mengumpulkan semua ingatannya, ada ingatan lain yang juga muncul dari dirinya. Ingatan ini bukan ingatan dari dirinya tapi dari—

“Akhirnya selesai juga.” ucap Andreana yang baru saja datang.

“Grand Master, selamat atas kerja kerasmu.” tanya Remulta yang menghampirinya dan mencopot jubah Andreana.

“Aku tidak menyangka kalau sebanyak itu anak-anaknya.”

“Jangan mengeluh Grand Master, itu tugasmu.”

“Aku tidak mengeluh, Remulta. Justru aku senang melakukan hal seperti ini daripada aku disuruh ke medan perang terus-terusan.”

“Baguslah. Oh ya, Grand Master. Tadi Ardina sudah sampai ke sini.”

“Oh benarkah? Mudah-mudahan dia tidak lupa membawa Salmiakki. Oh ya, bagaimana dengan gadis yang pingsan tadi.”

“Itu tadi, kayaknya baru saja bangun.”

Andreana lalu menghampiri Jeanne d’Arc. Hanya saja saat Andreana menghampirinya, wajah Jeanne d’Arc terlihat seperti terkejut dan ketakutan. Seperti memandang monster.

Jeanne d’Arc sendiri sekarang baru menyadari saat Andreana menghampirinya. Awalnya sih dia agak terkejut kenapa dia melihat dirinya sendiri menghampirinya. Tapi dia ingat, dia bukanlah Andreana. Dia sudah lahir menjadi orang lain dan Andreana yang ada di depannya adalah Andreana dari semesta ini. 

Yap, Jeanne d’Arc sudah mengingat siapa dirinya dan kenapa dia bisa ada di tempat ini tiba-tiba.

“Kamu tidak apa-apa, gadis kecil? Jangan khawatir, aku tidak menakutkan kok.” ucap Andreana sambil menghampirinya perlahan. 

Jeanne d’Arc mencoba menenangkan dirinya dan lalu melihat dirinya yang dari semesta yang lain.

“Maaf, aku hanya sedikit terkejut.” ucap Jeanne d’Arc.

“Siapa namaku gadis kecil?” tanya Andreana.

“And—” hampir Jeanne menyebut namanya di kehidupan sebelumnya, dia lalu menelan ludahnya. Setelah itu dia mulai melanjutkan kalimatnya, “Jeanne, namaku Jeanne d’Arc.”

Andreana lalu berlutut di depan Jeanne, “Jeanne d’Arc. Nama yang bagus.”

Andreana lalu berdiri, setelah itu dia menghampiri gadis berambut hitam yang di peluk oleh Remulta.

“Siapa namamu?” tanya Andreana. 

Gadis itu masih tidak menjawab dan masih takut berhadapan dengan Andreana.

“Aku rasa biarkan dia tenang dulu, Grand Master.” ucap Remulta sambil terus mengelus kepala gadis itu.

“Baiklah.”

Setelah itu kembalilah Eida bersama dua orang yang ada di belakangnya. Jeanne d’Arc mengenal dua orang yang dibelakang Eida, itu ibu dan ayahnya.

“Grand Master, aku kembali membawa orang tua dari salah satu anak di sini.” ucap Eida sambil memberi hormat kepada Andreana.

“Salah satu? Kok cuman salah satu?”

“Sepertinya ada dari mereka yang tidak punya orang tua. Atau kalau boleh saya bilang ada yang menyusup kemari.”

Andreana langsung paham. Dia lalu menoleh ke gadis berambut hitam. “Begitu ya, baiklah. Jadi kedua orang ini, pasti ayah ibunya Jeanne d’Arc ya?”

“I-iya, kami orang tua Jeanne d’Arc. Apa anak kami tidak apa-apa?” tanya Jacques.

“Ayah, ibu!” Jeanne d’Arc lalu turun dari tempat tidur dan memeluk kedua orang tuanya.

“Kamu tidak apa-apa, Jeanne? Kamu tidak apa-apa?” tanya Isabelle.

“Kamu tidak nakal kepada Grand Master kan?” tanya Jacques.

“Nggak kok ayah, ibu. Grand Master sangat baik, dia bahkan memberikan tempat tidurnya.”

“Ah, maafkan anak kami, Grand Master. Dia pasti nakal kan ya?” ucap Isabelle sambil menunduk.

“Tidak, jangan khawatir. Dia tidak nakal sekali. Tapi daripada itu, ada sesuatu yang harus aku bicarakan kepada kalian.”

Andreana lalu membawa keluarga Jeanne d’Arc menuju ke tenda yang lain. Tenda itu ada di sebalah tenda Andreana dimana tenda itu berisi sebuah meja dan sofa yang mewah. Di sana Andreana mempersilahkan keluarga kecil itu masuk. Setelah itu dia menyiapkan beberapa kue dan teh buatan Andreana sendiri kepada mereka.

Andreana lalu berbicara kepada Ayah dan Ibu Jeanne d’Arc dimana anaknya mendapatkan bayangan pohon Apel Eden. karena itulah Jeanne d’Arc akan di bawa Andreana dan meninggalkan Frank untuk sementara waktu. Berita buruknya, Jeanne d’Arc akan langsung dibawa hari ini tanpa persiapan apapun.

Awalnya Ayah dan Ibu Jeanne agak bimbang dengan hal tersebut. Tapi Jeanne d’Arc meyakinkan mereka kalau dia akan baik-baik saja dan tidak akan nakal. Setelah berdiskusi agak lama, mereka lalu berpelukan sambil mengucapkan kata perpisahan. Setelah itu ayah dan ibu Jeanne d’Arc pulang.

“Kau punya orang tua yang baik, Jeanne d’Arc.” ucap Andreana.

“Terima kasih, Grand Master.”

Meskipun Jeanne d’Arc mengerti kalau dirinya adalah Andreana dari semesta lain. Tapi tetap saja, dia pernah menjadi bagian dari keluarga kecil d’Arc. Dia sendiri bisa merasakan rasa sedih dan rindu kepada orang tuanya sekarang meskipun mereka baru saja pergi.

Andreana lalu membawa Jeanne d’Arc kembali ke apartemennya. DI sana mereka bertemu dengan Eida, dan Remulta yang masih mengelus kepala gadis kecil berambut hitam tersebut. Sedangkan Ardina duduk di tempat tidur milik Grand Master.

Saat Ardina melihat Andreana. Dia langsung memberikan sebungkus Salmiakki kepada Andreana. Andreana dengan senang menerima bungkusan permen itu dan langsung menyimpannya ke dalam [Inventory]. Setelah itu dia menghampiri gadis berambut hitam tersebut.

Andreana lalu memandangi gadis berambut hitam tersebut yang masih ketakutan kepada Andreana. Setelah itu dia memutuskan untuk mengadopsi gadis berambut hitam itu oleh Templar atas namanya sendiri. Berhubung gadis itu tidak memiliki orang tua dan ternyata menyusup ke tempat pembaptisan. 

Andreana meminta Remulta memberikan gadis tersebut kepadanya untuk bergantian mengelusnya. Awalnya gadis itu takut dan tidak mau lepas dari Remulta. Tapi dia mulai agak tenang setelah dielus juga oleh Andreana.

Andreana lalu menanyai lagi siapa namanya. Tapi gadis itu tidak bisa menjawab. Wajahnya seperti kebingungan antara sedih dan takut. Andreana bertanya sekali lagi, tapi sedikit berbeda sekarang.

“Apakah kamu punya nama?”

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. Akhirnya Andreana berinisiatif memberikan nama kepada gadis tersebut. 

“Ella, namamu sekarang adalah Ella. Apa kamu setuju dengan nama itu?”

Gadis berambut hitam tersebut hanya merespon dengan sedikit bingung. Tapi setelah itu dia tersenyum kecil. Dia akhirnya menerima dirinya bernama Ella. 

Setelah acara pembaptisan tersebut. Jeanne d’Arc dan Ella mulai dibawa Andreana pergi menuju Kerajaan Briton. Mereka dibawa ke tempat kelahiran Andreana yaitu kota Sheffield. Kota ini juga sekaligus sebagai kota pusatnya Istana Templar. 

Ella yang tidak pernah sekalipun pergi kemana-mana merasa sangat takjub dengan megahnya Istana Templar di kota tersebut. Sedangkan Jeanne d’Arc terkesan biasa saja karena sebagai Andreana dari semesta lain, yang dia lihat pemandangannya juga sama.

Meskipun kebanyakan sama, ada hal yang berbeda. Yaitu soal Keping Eden. 

Saat Jeanne d’Arc menjadi Andreana di semesta lain. Dia tidak pernah tahu jika Apel Eden bisa dipecah kekuatannya dan dibagikan kepada beberapa pengikutnya. Yang dia tahu hanyalah bahwa Apel Eden adalah senjata suci. Tidak lebih, tidak kurang.

Keping Eden ini diberikan kepada mereka yang memiliki bayangan pohon Apel Eden saat pemegang Apel Eden menyentuh pengikutnya. Jeanne d’Arc bersama Ella juga akan diberikan Keping Eden oleh Andreana nantinya.

Menariknya, setelah dia diberi Keping Eden. Jeanne d’Arc dan Ella langsung naik pangkatnya menjadi Ksatria Kudus. Karena hal ini jugalah, Jeanne d’Arc dan Ella menjadi Ksatria Kudus termuda. 

Meskipun mereka berdua menjadi Ksatria Kudus. Mereka sama sekali tidak di tempatkan di tempat pelatihan seperti para Ksatria Kudus lainnya. Tapi langsung diajarkan secara pribadi oleh Andreana. 

Pengajaran pribadi langsung oleh Andreana dengan pengajaran secara umum benar-benar berbeda. Dua gadis ini baru tahu kalau Andreana mengajar dengan sangat keras dan kejam kepada Santa dan Ksatria Kudus wanita. Sedangkan kepada pemilik Keping Eden, Andreana mengajar dengan baik dan halus. 

Ella kadang masih agak takut kepada Andreana sehingga dia lebih sering meminta Remulta yang mengajarkan dia daripada Andreana. Andreana tidak keberatan dan tidak marah. Dia lalu meminta Remulta untuk mengajarkan Ella, sedangkan Jeanne d’Arc masih mengikuti Andreana.

Remulta akhirnya menjadi sosok “Ibu” bagi Ella. Meskipun Remulta sampai sekarang tetap menjadi perawan, dia senang ada seseorang yang bisa dianggapnya sebagai “anak” untuknya. 

Jeanne d’Arc kadang juga ditemani oleh salah satu pemilik Keping Eden, yaitu Ardina. Hanya saja, Jeanne d’Arc tidak menyukai Ardina karena Ardina itu orangnya egois, mau menang sendiri dan nggak memperbolehkan Jeanne d’Arc mendekati Andreana. 

Meskipun Jeanne d’Arc agak jengkel kepada Ardina. Tapi dia mencoba untuk tidak memusuhinya dan tetap berusaha mendekati dirinya sendiri yang ada di semesta ini. 

Selama 2 tahun Andreana mengajarkan Jeanne d’Arc dan Ella. Jeanne d’Arc tidak mendapatkan kembali penglihatan yang sama seperti lagi. Yang dia dapatkan adalah sesuatu yang berbeda dari dirinya yang berasal dari semesta ini. Sesuatu itu adalah tentang pemahamannya kepada ciptaan Dewi Narrum yang diberikan oleh Andreana.

“Aku rasa perang ini terasa terlihat tidak berguna. Membenci ciptaan Dewi kotor itu bahkan sampai mengorbankan nyawa seperti ini… entah kenapa terasa sangat sia-sia. Karena itulah, aku selalu bilang kepada kalian kan. Kalau sebenarnya musuh kita bukanlah mereka. Mereka itu sama seperti kita. Makhluk hidup yang tinggal di dunia ini dan berusaha mendapatkan kedamaian di tanah ini. Lalu siapa sebenarnya musuh kita sebenarnya itu? Musuh untuk kita, sebagai Templar, ataupun musuhnya mereka? Aku sampai sekarangpun tidak mengerti. Hanya saja, aku akan terus memberikan pesan ini kepada kalian kapanpun ketika aku mengajarkan kalian. Jika suatu saat kita semua mendapatkan kesempatan untuk hidup bersama dengan mereka—tentu saja yang aku maksud, menikahi mereka—Tolong dengan sangat, terimalah! Terimalah mereka tanpa ada rasa penolakan. Sekalipun kita hanyalah seorang perempuan Templar yang setelah menikah pasti kita tidak akan mendapatkan kebebasan seperti ini lagi, karena harus wajib menurut dan ikut kepada suami. Kita harus bisa hidup berdampingan dengan mereka. Tidak ada perang, tidak ada kebencian.”

“Jika suatu saat Grand Master akan menikahi salah satu dari mereka. Maka Grand Master juga akan melakukannya?” tanya Jeanne d’Arc.

“Aku rasa aku sudah memberikan kata “kita”, Jeanne. Apa kamu tidak mendengarkan?”

“Maafkan aku.”

“Tapi tidak apa-apa. Itu pertanyaan bagus. Dan aku akan memperjelas lagi. Jika suatu saat aku menikah dengan salah satu ciptaan Dewi Narrum juga. Kalian harus merelakannya, kalian tidak boleh memusuhi siapapun suamiku jika berasal dari ciptaan Dewi Narrum. Aku akan menjadi miliknya dan aku akan memberikan tubuhku kepadanya. Mulai dari wajah, bibir, buah dada, sampai mahkotaku di bawah sini.” Andreana menunjuk tepat dimana posisi vaginanya, “Aku akan memberikannya dengan ikhlas dan semuanya akan menjadi milik suamiku kelak.”

“Tapi Grand Master. Bukannya kamu menyukai Richard? Memangnya kamu tidak berharap menikah dengannya?” celoteh Ardina sambil bersuit kepadanya.

Muka Andreana langsung memerah karena malu, “Sssshhh! Sudah cukup Ardina! Jangan menyebut namanya di sini.”

“Jangan malu-malu begitu dong, Grand Master. Kami semua mendukungmu kok. Ya nggak Remulta?”

“Ya, Grand Master Andreana benar-benar cocok bersama Grand Master Richard. Mereka pasangan yang serasi. Aku harap aku masih bisa memiliki umur panjang untuk melihat pernikahan kalian nanti.”

Muka Andreana tambah memerah dan kini ia menutup wajahnya sambil duduk, “Hentikan, uuhhh, kalian ini!”

Semuanya lalu ikut tertawa sambil menghampiri Andreana dan mulai berpelukan. Remulta bahkan mengelus wajah Andreana yang masih memerah karena malu tersebut. Sedangkan Ardina masih menggoda lagi Andreana.

Jeanne d’Arc yang melihat itu tersenyum dengan Andreana yang berada di semesta ini. Andreana di semesta ini berbeda dengan dirinya saat di kehidupan sebelumnya sebagai Andreana. Dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk menyukai seorang pria. Bahkan satu-satunya pria yang pernah dia cintai, hanyalah seorang pria yang menjadi pemilik dirinya, yaitu Muhanov Merlinstone. Jeanne d’Arc di kehidupan lamanya sebagai Andreana hanyalah seorang budak seks dan pelayan milik Muhanov.

Richard ya? Jeanne d’Arc jadi heran, apakah di kehidupan lamanya yang dulu juga ada yang bernama Richard juga. Dia tidak terlalu ingat karena fokus ingin membasmi semua makhluk ciptaan Dewi Narrum.

Bicara soal membasmi semua makhluk ciptaan Dewi Narrum. Andreana tidak mengajarkan soal hidup bersama mereka ketika dia tidak mengajar para pemilik Keping Eden. Saat Jeanne d’Arc melihat bagaimana Andreana mengajar. Dia jadi teringat masa lalunya sebagai Andreana di kehidupannya yang lama. Begitu keras, kejam, dan tidak berperasaan. Andreana di kehidupannya yang baru? Sama seperti dia di kehidupannya yang lama.

Bahkan kadang Andreana sampai pernah membunuh salah satu santa atau Ksatria Kudusnya sendiri karena tidak patuh kepadanya ataupun kepada Templar. Benar-benar terlihat seperti orang garis keras. Jeanne d’Arc tidak menyangka kalau dirinya sebagai Andreana juga pernah menakutkan seperti itu. 

Setelah pengajaran selama 2 tahun itu juga. Jeanne d’Arc dan Ella lalu mulai diberikan Keping Eden. Andreana lalu menjelaskan soal Keping Eden yang akan mereka.

Keping Eden merupakan sebuah pecahan kecil yang bisa diambil dari senjata suci Apple of Eden. Karena Apel Eden merupakan perwujudan dari sebuah pohon apel yang sangat besar, daun Apel yang lahir dari pohon itu disebut sebagai Keping Eden.

Keping Eden memiliki kekuatan yang hampir sama seperti Apel Eden, tapi memiliki batasan tersendiri saat kekuatannya dikeluarkan tergantung bagaimana kekuatan sumber sihir seseorang ketika menerima Keping Eden. 

Sayangnya Keping Eden hanya bisa diberikan kepada mereka yang memiliki bayangan pohon Apel Eden. Andreana menemukan fakta ini saat dia berlatih bertarung bersama Eida. Saat itu pecahan Apel Eden mengenai Eida dan muncullah bayangan tersebut. Pecahan itu lalu memberikan senjata baru kepada Eida dan berubah menjadi pedang yang sama seperti yang dimiliki oleh Andreana. Selain Eida, Remulta juga mendapatkan Keping Eden dan memiliki senjata yang sama.

Awalnya Andreana berpikir kalau senjatanya hanya memiliki bentuk yang sama seperti induknya karena Eida dan Remulta mendapatkan bentuk yang sama. Tapi itu semua berubah ketika Ardina menjadi pemilik Keping Eden ketiga. Bentuk Keping Eden yang dihasilkan olehnya adalah sebuah tombak sabit berwarna putih. 

Andreana lalu menjelaskan lagi kalau keping Eden juga memiliki efek samping yang hampir sama seperti Apel Eden, yaitu bisa merusak tubuh penggunanya. Bedanya tidak akan memberikan kutukan “Diberikan sesuatu yang dibenci” seperti Apel Eden. Contohnya seperti Andreana yang benci rambut pendek dan dikutuk memiliki rambut panjang yang tidak bisa dipotong. Pemilik Keping Eden tidak mendapatkan kutukan itu.

Jeanne d’Arc yang mendengarkan penjelasan itu sedikit ingin tertawa karena dia baru tahu kalau dirinya yang dari semesta ini benci rambut panjang. Padahal saat dia dulu menjadi Andreana di kehidupannya yang dulu, dia suka dengan rambut panjang. Selain itu, dia baru dengar kalau Apel Eden juga punya kutukan. Aneh juga.

Setelah penjelasan tersebut. Andreana lalu memulai membuat pecahan dari Apel Eden dengan membuat Apel Edennya beradu dengan Keping Eden milik Ardina. Pecahan itu lalu ditangkap oleh Ella dan Jeanne d’Arc.

Saat Ella menangkapnya, pecahan itu lalu bercahaya dan membentuk sebuah lingkaran pipih. Setelah itu lingkaran pipih itu berubah dan menghasilkan bentuk senjata yang sama seperti milik Andreana. 

Jeanne d’Arc juga sama saat pecahan itu mendarat itu di tangannya. Bedanya pecahan itu memberikan jenis senjata yang berbeda daripada milik Ella. Senjata itu adalah sebuah kapak besar berwarna putih yang bilahnya berbalut emas.

Semua orang termasuk Andreana begitu takjub ketika melihat senjata tersebut. Bahkan Jeanne d’Arcpun sendiri juga terkejut kenapa bentuk Keping Eden bisa menjadi Kapak.

“Apa mungkin karena kebiasaan Jeanne d’Arc sendiri ya?” celoteh Eida. 

“Apa maksudmu, Eida?” tanya Andreana.

“Dia kan di baraknya dikenal sebagai gadis si pemecah kayu. Dia sampai mengalahkan rekor pemotong kayu terbanyak di Istana ini yang pernah dipegang oleh Rina."

"Kau hebat juga Jeanne," puji Andreana, "Padahal tubuhmu kecil tapi kuat juga."

"Dulu di Rumah aku sering membantu ayahku, Grand Master."

"Sekarang kau mungkin bisa tambah cepat memotong kayu dengan kapak itu, Jeanne." balas Eida. 

"Yah, masa aku harus menggunakan kapak ini untuk memotong kayu. Jadinya malah lucu dong. Ini senjata suci kan?”

“Jangan khawatir Jeanne, kau boleh melakukan apapun yang kamu suka dengan Keping Eden.” balas Andreana, “Tapi unik juga Keping Edenmu berbentuk kapak. Tapi masih kalah unik dengan milik Ardina yang berbentuk tongkat sabit besar."

Setelah pemberian Keping Eden itu. Andreana lalu membawa semua pemilik Keping Eden menuju ke medan perang. Terutama untuk membantu Kerajaan Suci Bismarck yang masih berperang dengan Kerajaan Warsawa. 

Meskipun begitu, Jeanne d'Arc dan Ella masih ditaruh di garis belakang karena mereka masih terlalu muda. Tapi mereka juga sempat dikenalkan oleh saudara Templar dari Kerajaan Bismarck. Yaitu, Teutonic.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status