Share

Bab 53 - Gadis kecil dari Orleans, Part 3: Menjual Teman.

Teutonic merupakan sekte Templar yang memiliki simbol salib berwarna hitam legam. Secara sederhana, tradisi mereka hampir sama seperti Templar. Bedanya adalah pengaplikasian penggunaan Kardinal yang kadang agak aneh daripada Templar. Seperti contoh penggunaan Katedral Delta sebagai patung pemeriksa setiap ada yang mau masuk ke istana. Kalau bukan Teutonic ataupun saudara Templar, Katedral Delta akan langsung membunuh di tempat. 

Teutonic juga memiliki penjara yang paling mengerikan, yaitu Waldgefängnis, atau biasa disebut sebagai Penjara Hutan. Penjara ini sangat mengerikan karena penjara ini bisa memakan jiwa manusia agar terus terperangkap di hutan tersebut tanpa bisa kabur sama sekali. 

Andreana juga mengajarkan bagaimana caranya untuk masuk dan keluar dari penjara ini kepada Ella dan Jeanne d'Arc. Kalau sewaktu-waktu mereka disuruh melakukan sesuatu ke penjara ini.

Selama Jeanne d'Arc di Kerajaan Teutonic. Dia juga berteman dengan salah satu Santo yang juga berasal sama dari Orleans. Yaitu Gilles de Rais Montmorency-Laval. Jeanne lebih sering memanggilnya Montmorency. 

Montmorency sendiri merupakan Santo yang berada di bawah pengajaran Grand Master yang disukai oleh Andreana, yaitu Richard Rainheart. 

Richard sering bersama Andreana ketika dalam tugas di medan perang. Itulah yang membuat Jeanne dan Montmorency saling kenal dan kadang melakukan pelatihan bersama di Teutonic. 

Jeanne d'Arc sering mendengar soal hubungan mesra antara Richard dan Andreana. Ada gosip juga kalau perang ini selesai, mereka akan meninggalkan Templar dan menikah. 

Jeanne d'Arc sedikit penasaran dengan yang namanya Richard ini. Dan saat dia melihat seperti apa Richard itu. Ternyata pria tersebut menakjubkan. 

Richard merupakan seorang pria yang tampan. Matanya kuning dengan rambutnya yang berwarna coklat. Perawakannya gagah dan penuh wibawa. Benar-benar pria yang cocok untuk perempuan secantik Andreana. 

Jeanne d'Arc juga sempat jatuh cinta dengan Richard. Dia juga sempat berpikir kenapa di kehidupannya dulu tidak ada Grand Master setampan dia. Apa mungkin karena dia terlalu fokus untuk membunuh saja, karena itulah dia tidak sempat merasakan jatuh cinta. 

Meskipun begitu, mau siapapun pria yang pernah dicintai Andreana. Takdirnya akan tetap jatuh kepada Muhanov apapun yang terjadi. 

Jeanne d'Arc di sini akan berusaha untuk membuat Andreana bisa hidup bersama Muhanov dengan lebih lama lagi dan menghindarkan dirinya lahir sebagai Dewi Terraria. 

Tapi daripada itu, Jeanne d'Arc sedikit bingung. Padahal dia sudah agak lama hidup di sini tapi Dewi Narrum tidak pernah menghubunginya. Parahnya lagi, penglihatan masa depannya hanya muncul satu kali saja saat dia dibaptis oleh Andreana. Tidak muncul lagi meskipun Jeanne d'Arc sudah berusaha melakukan beberapa kontak fisik kepada Andreana selama dia diajari oleh Andreana. 

Pada saat Jeanne d'Arc berumur 15 tahun. Pecahlah perang antara Kerajaan Suci Bismarck dan Kerajaan Warsawa yang bersekutu dengan Kerajaan Vangarian. 

Jeanne d'Arc bersama pemilik Keping Eden lainnya diterjunkan ke garis depan karena perintah Andreana. Meskipun garis depannya mereka lebih sering melihat Grand Masternya beraksi membunuh semua musuh. Terutama kehebatan Grand Master Richard dengan Grand Master Andreana yang beraksi bersama-sama mengalahkan banyak pasukan gabungan dari Kerajaan Vangarian dan warsawa yang selalu datang tanpa ada habisnya. 

Salah satu yang kadang membuat beberapa Grand Master kesusahan melawan dua Kerajaan tersebut adalah ketika Keluarga Iblis turun di medan perang. 

Keluarga Iblis, itulah sebutan Templar kepada Keluarga Tiga Bulan. Dan salah satu Keluarga Tiga Bulan yang paling sering membuat Grand Master Richard dan Andreana kesusahan adalah keluarga Merlinstone yang merupakan keluarga penguasa Kerajaan vangarian. 

Selain Keluarga Merlinstone. Sekutu Kerajaan Vangarian, yaitu Kerajaan Warsawa,  Kerajaan itu memiliki Ratu yang sangat jenius dalam strategi perang, yaitu Ratu Anastasia Nikolaevna Romanova. 

Kerajaan Warsawa sebenarnya bukanlah sebuah Kerajaan yang terlalu merepotkan untuk dilawan karena Kerajaan tersebut tidak memiliki Keluarga Tiga Bulan. Hanya saja, Grand Master Richard dan Andreana sering blunder dalam membuat strategi perangnya. Itu karena Kerajaan Warsawa memiliki orang yang sangat menakutkan dalam sejarah peradaban manusia. Yaitu Rak Maja, Sang Elf Legendaris. 

Rak Maja merupakan perempuan elf tertua di dunia. Umurnya diketahui hampir sama seperti peradaban manusia pertama, yaitu sekitar 8000 tahun lebih. Ada beberapa rumor juga Rak Maja sudah ada sejak lahirnya Dewi Narrum. Ada juga yang mengatakan kalau dia adalah Elf pertama di dunia. Ada juga yang mengatakan kalau ras Elf ciptaan Dewi Narrum berasal dari darahnya Rak Maja. Dan masih banyak lagi cerita tentang dia yang terdengar seperti sebuah legenda tapi nyata.

 Selain itu, Rak Maja juga menjadi satu-satunya Elf yang tidak dibenci oleh siapapun. Bahkan bagi para Templar tidak membencinya juga. Dia dikenal sebagai Elf paling cerdas dan bijaksana. Sehingga siapapun Kerajaan yang dilayani oleh dia, selalu akan diberikan kemenangan. 

Rak Maja kadang berkunjung ke Kerajaan manapun yang menjadi lawan dari Kerajaan yang dia layani. Entah untuk jadi mata-mata atau tidak. Tapi yang pasti dia lebih sering untuk bertamu tanpa ada tujuan yang jelas. Tidak hanya itu saja, tidak ada yang berani ingin melakukan pembunuhan kepada Rak Maja yang suka berkunjung ke Kerajaan-Kerajaan yang sedang berperang ini. bahkan Grand Master sekalipun tidak berani melakukannya.

Padahal Rak Maja hanyalah seorang perempuan elf kelas Bard yang kerjaannya lebih suka bermain musik dan bernyanyi. Dia tidak punya kemampuan bertarung sama sekali. Tapi entah kenapa, tidak ada yang berani melawan Rak Maja ataupun berusaha membunuhnya.

Hari ini juga Rak Maja juga berkunjung ke Kerajaan Suci Bismarck. Tapi lebih khusus hanya untuk bertamu ke Grand Master Richard dan Andreana. Entah apa yang dia diskusikan kepada dua orang tersebut. Bahkan Jeanne d’Arc sendiri tidak bisa mengetahuinya.

Saat Rak Maja berkunjung ke istana Teutonic, dia tidak sengaja bertemu dengan Jeanne d’Arc yang sedang memotong kayu. Dia merasa sedikit janggal dengan kehadiran perempuan itu. Karena itulah dia menghampirinya dan bertanya.

“Siapa kamu?”

Jeanne d’Arc juga aslinya mengenal Rak Maja saat di kehidupan sebelumnya. Hanya saja dia tidak pernah bertemu dengannya dan tidak pernah tahu apakah dia benar-benar ada atau tidak. Karena sama seperti di dunia ini, Rak Maja itu perempuan elf yang namanya hanya ada dalam legenda. Tapi dia tidak menyangka legenda itu ada di dunia ini.

Jeanne d’Arc berhenti sebentar dari memotong kayu. Dia lalu memperkenalkan dirinya.

“Jeanne, namaku Jeanne d’Arc.”

Rak Maja mengernyitkan dahinya sambil memandang wajah Jeanne dengan penuh curiga, “Tidak, aku tidak bertanya namamu. Siapa kamu sebenarnya? Entah kenapa aku seperti melihat sebuah cermin. Cermin yang berbeda dari dunia ini.”

Jeanne d’Arc sedikit terkejut dengan pertanyannya. Perempuan Elf berambut coklat ini membuat Jeanne sedikit takut. Soalnya, selain Rak Maja itu cerdas. Dia juga seperti tahu banyak hal di dunia ini. 

Jeanne jadi takut, apakah Rak Maja tahu kalau dirinya adalah Andreana dari semesta yang lain?

Jeanne d’Arc hanya bisa mematung dan tidak menjawab. Lidahnyapun terasa sangat kaku.

“Terserahlah, kau tidak perlu menjawabnya.” ucap Rak Maja sambil berjalan meninggalkan Jeanne. Tapi dia berhenti sebentar tanpa menoleh, “Jangan terlalu berlebihan. Lakukan saja apa yang kau bisa. Tapi aku sarankan jangan ikut jalan yang ada di depanmu, kau harus mengambil jalan lain. Dewi aneh itu tidak akan membantumu.”

Setelah mengatakan itu, Rak Maja lalu pergi dan meninggalkan Jeanne d’Arc yang kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Elf itu.

Jeanne d’Arc lalu merenung untuk memahami apa yang dikatakan oleh Rak Maja. apalagi sepertinya, elf itu juga kenal dengan Dewi Narrum. Dia berharap untuk bisa bertemu dengannya lagi, tapi sayangnya, itu adalah hari terakhir mereka bertemu. Karena kondisinya sekarang mulai menjadi lebih panas.

Tersiar kabar kalau Kerajaan Warsawa mulai memerangi Kerajaan Suci Bismarck dan Kerajaan Vangarian secara bersamaan. Ratu Anastasia mencoba mengambil wilayah yang pernah dikuasai oleh kedua kerajaan tersebut. Hanya saja Kerajaan Suci Bismarck memilih untuk berdamai dengan Kerajaan Vangarian dan memberikan sebagian wilayahnya kepada Ratu Anastasia.

Sebenarnya keputusan ini tidak dibuat oleh Kerajaan Suci Bismarck, tapi dibuat oleh Grand Master Andreana sebagai bagian dari strategi untuk mengalahkan Kerajaan Vangarian.

Awalnya banyak yang tidak setuju karena Grand Master Andreana dianggap bersekutu dengan makhluk kotor. Tapi mereka diyakinkan kalau Kerajaan Warsawa bukan Kerajaan yang mudah ditaklukkan. Apalagi ada Rak Maja yang melayani Ratu Anastasia. Meskipun pendapat Andreana masih sedikit kurang meyakinkan Templar dan Teutonic, untungnya Grand Master Richard membantu untuk meyakinkan semuanya dan akhirnya, Teutonic dan Templar menyetujui persekutuan dengan Kerajaan Warsawa. 

Di pihak Kerajaan Warsawa juga aslinya tidak menyetujui keputusan Ratu Anastasia. Mereka berpendapat ada kemungkinan kalau Kerajaan Suci Bismarck akan mengkhianati mereka karena Kerajaan Warsawa juga Kerajaan yang isinya makhluk ciptaan Dewi Narrum. 

Untuk menghilangkan kegalauan antara dua Kerajaan ini. Grand Master Andreana bersama pemilik Keping Eden berkunjung ke Istana Wil untuk bertemu dengan Ratu Anastasia. Ratu Anastasia juga menerima mereka dengan baik tanpa ada reaksi rasisme yang biasa dilakukan oleh Kerajaan Warsawa.

 Sesampainya mereka bertemu. Andreana melakukan hal yang tidak bisa diduga oleh pengikutnya ataupun ke Ratu Anastasia.

Andreana memberikan Ella kepada Ratu Anastasia untuk dinikahkan oleh salah satu seorang pejuang yang ada di Kerajaan Warsawa sebagai bentuk keseriusan persekutuan mereka.

“Kau seperti menjual temanmu. Apa kau tidak menyesal melakukan itu?” tanya Ratu Anastasia.

“Tidak. Lagipula, aku berbeda dari Templar yang lainnya.” jawab Andreana.

“Baiklah. Kalau begitu, tunjukkan siapa yang namanya Ella tadi.”

“Ella, majulah ke hadapan Yang Mulia.”

Ella lalu berdiri dan maju ke depan Ratu Anastasia. Setelah itu dia berhenti dan berlutut di depannya. Ratu Anastasia lalu berdiri dan menghampiri Ella. 

“Berambut hitam, berkacamata, hmmm. Wajahnya sedikit kekanak-kanakan dan tubuhnya juga montok dan bahenol. Baiklah, aku menerimanya. Dia barang yang bagus untuk kau ‘jual’, Andreana.” Ratu Anastasia lalu kembali duduk di singgasananya, “Jadi, siapa dari pejuangku di sini yang mau mengambilnya?”

Semua pria yang ada di sana langsung angkat tangan semua. Ella yang sempat melirik kepada mereka agak ketakutan karena yang angkat tangan semuanya berwajah seram, aneh, dan menakutkan. Terutama yang berasal dari Orc, goblin, dan Ogre. Wajah mereka yang haus akan perempuan juga terlihat jelas di mata mereka yang mulai meneliti tiap titik-titik tubuh milik Ella sekarang.

“Dasar kalian ini ya! Ada perempuan cantik langsung bernafsu semua. Bejat kalian semua ini ya!” timpal Ratu Anastasia.

Semuanya jadi tertawa dengan keras dan Ratu Anastasia juga ikut tertawa bersama mereka.

“Sepertinya perempuan yang namanya Ella ini populer ya, Andreana? Apa kamu yakin untuk memberikannya kepada salah satu dari mereka yang bejat ini?”

“Ya.” jawab Andreana dengan tegas. 

“Baiklah. Kalau begitu aku pilih….” Ratu Anastasia lalu mencoba memilah-milah dari mereka yang angkat tangan, “Kamu, Parliman. Ambil gadis ini.”

Ratu Anastasia menunjuk seseorang yang bersandar di pilar di belakang sendiri. Seseorang itu adalah pria botak yang hanya berpakaian celana saja. Tapi meskipun tidak berbaju, tubuh dan wajahnya dipenuhi dengan tato bergaris aneh.

Parliman terkejut ketika dia ditunjuk oleh Ratunya, “Apa? Aku tidak angkat tangan sama sekali Yang Mulia.”

“Tidak peduli. Ambil gadis ini sekarang!”

Dengan wajah agar kesal, dia berdecak dengan sedikit marah, “Baik, Yang Mulia.”

Parliman lalu menghampiri Ella yang masih berlutut di depan Ratu Anastasia. Dia lalu menarik tangan Ella.

“Hei, ayo! ikut aku!” paksa Parliman.

“Ba-baik.” jawab Ella dengan sedikit terkejut

Parliman lalu membawa Ella. dia membawanya kembali ke posisinya di belakang sendiri. Semua pria yang ada di sana melihat Parliman dengan wajah iri karena mendapatkan gadis cantik. 

Parliman jadi risih melihat mereka semua dengan wajah seperti itu. Apalagi Ratu Anastasia juga melihat dia sekarang dan sepertinya sedang menunggu dia melakukan sesuatu yang bisa mengejutkannya. Meskipun dia tidak suka dengan gadis yang sekarang dipegang tangannya ini. Tapi kalau begini lebih baik dia melakukan sesuatu sebelum hadiah yang diberikan Ratu ingin direbut oleh pria lain di sini.

Parliman lalu menarik Ella kedepannya. Setelah itu dia memeluk Ella dari belakang. Kedua tangannya lalu mulai menjamah buah dada dan dan kemaluan Ella. Berhubung Ella masih menggunakan seragam Templarnya, Parliman hanya bisa  menggesekkan jari jemarinya ke buah dada dan kemaluan milik Ella dan menggoda titik sensitifnya. Tubuh Ella yang lebih pendek dari Parliman mempermudah Parliman untuk menggerayangi bagian sensitif milik Ella.

Ella terkejut dan berteriak, “Kyaaahh! Ahhhnnn! Kumohon, jangan—Ahhhnn! Hentikan.” lirihnya sambil mendesah.

Ella lalu mencoba memegang kedua tangan Parliman dengan kedua tangannya berusaha menghentikan gerakan jemarinya. Tapi tidak berhasil karena tubuhnya mulai melemah bersamaan saat jemari Parliman menggoda dan menyentuh tepat di titik sensitifnya. 

“Diam kamu! Kamu ini milikku sekarang.” balas Parliman sambil mulai menggigit telinga Ella.

“Kyaaahh!! Hentikan, kumohon…. Ahhhnnn!” rintih Ella sambil mulai menangis.

“Oh, sudah dimulai ya?” timpal Ratu Anastasia sambil tersenyum melihat Parliman mulai menggerayangi Ella di depan Grand Master teman-temannya, “Sudah kuduga dia yang paling bernafsu daripada pria-pria di sini. Dasar pakai malu segala dengan tidak angkat tangan.” Ratu Anastasia lalu menoleh kembali ke Andreana dan pengikutnya, “Wah, wah, wah, menarik sekali. Aku melihat semua pengikutmu sepertinya berusaha menahan amarah ya, Andreana. Tangan mereka semua bersiap ingin mengambil senjata mereka, kau tahu?”

Andreana sedikit menoleh ke belakang. DIa lalu melihat wajah Remulta. Muka Remulta sekarang terlihat memerah mencoba menahan amarah besar yang akan keluar sebentar lagi. Andreana ingin menangkan Remulta, tapi Ella teriak lebih keras lagi membuat dia jadi teralih.

 Andreana melihat Ella yang sepertinya sudah dipaksa menungging. Kedua tangannya ditahan di belakang punggungnya oleh tangan kanan Parliman. Sedangkan tangan kiri Parliman mulai membuka rok Ella sampai terlihat celana dalamnya yang sedikit basah dan menunjukkan pahanya yang putih bersih. Dengan Ella masih memakai celana dalam, Parliman lalu mulai menggesekkan jemarinya di kemaluan Ella lewat celana dalam itu.

“To…tolong, tolong aku…” lirih Ella sambil menangis tidak berdaya.

“Wah mulai basah nih, ternyata tubuhmu tetap pelacur juga meskipun Templar.” balas Parliman.

Andreana mulai memalingkan wajahnya dan berusaha menahan amarah ketika melihat temannya mulai digerayangi di depan publik.

“Yang Mulia, bolehkah aku memperkosanya di sini?” tanya Parliman.

“Silahkan saja,” balas Ratu Anastasia, "Tolong bersihkan kalau sudah selesai."

"Baik."

Parliman lalu mulai menyentuh celana dalam Ella, bersiap untuk menariknya lepas dan memperlihatkan mahkotanya. Tidak hanya kepada Parliman. Tapi juga kepada semua orang yang hadir di sana. 

"Tu-tunggu. Kumohon hentikan!" teriak Andreana berdiri sambil berdiri dan memegang pedangnya tanpa mengeluarkannya dari sabuknya. 

Ratu Anastasia lalu memberikan isyarat untuk Parliman agar berhenti sebentar.

"Jadi, kau hanya pura-pura menjual gadis itu?" balas Ratu Anaatasia dengan nada marah. 

Para pejuang di istana itu, baik pria dan perempuan mulai waspada dan mempersiapkan senjatanya. 

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya meminta hentikan." ucap Andreana dengan sedikit gemetaran di tangannya, "Kumohon hentikan."

"Hentikan apa? Menghentikan pemandangan indah yang sedang ingin kusaksikan ini?"

"I-iya, kumohon hentikan. Kalau bisa…. Kalau bisa tolong lakukan setelah mereka berdua sudah dinikahkan."

Ratu Anastasia lalu menoleh kepada Rak Maja yang berdiri di sampingnya dan Rak Maja hanya mengangguk kecil kepadanya. 

"Baiklah. Parliman hentikan yang kau lakukan dan carilah saksi agar Dewi aneh itu menikahkanmu bersama Ella. Apa ada lagi yang kau inginkan, Andreana?" 

"Tolong setubuhilah gadis yang sudah kami rawat dengan baik ini di tempat yang lebih privasi."

"Privasi ya? Padahal seru melihat pemandangan itu. Baiklah," Ratu Anastasia lalu menoleh ke Parliman, "Parliman, perkosa gadis itu di tempat yang lebih nyaman dan tersembunyi. Agar Templar di depanku ini lebih puas."

"Baik, Yang Mulia," jawab Parliman, "Ayo berdiri! ikut aku!" ucapnya sambil menarik rambut Ella. 

"Ba-baik." balas Ella sambil berusaha menahan rambutnya yang ditarik Parliman. 

Parliman lalu membawa Ella keluar dari ruangan Anastasia sambil terus menarik rambut Ella. 

“Kalian boleh tenang. Dia akan membawanya untuk langsung menikahinya. Serta menyetubuhinya di tempat yang lebih privasi. Aku tidak akan berbohong dan dia tidak akan melawan perintahku.” ucap Ratu Anastasia, “Kalau begitu, aku sekalian saja memberikanmu seseorang sebagai jaminan bahwa aku memegang janjiku.” Ratu Anastasia lalu menoleh ke Lastina, “Lastina, pergilah bersama mereka.”

Gadis berambut hitam pendek dengan hiasan rambut berupa partikel salju itu mulai terkejut, “A-apa? Kenapa aku—” 

Ratu Anastasia lalu meliriknya dengan tajam.

“Ba-baik, aku akan ikut mereka.”

Lastina lalu maju dan mulai berlutut bersama Andreana dan pengikutnya. Setelah itu Andreana bersama pengikutnya lalu pamit meninggalkan ruangan Ratu Anastasia dan keluar dari kota Wisia.

Saat mereka meninggalkan Kota Wisia, Andreana sempat melihat ke belakang dengan perasaan sedikit khawatir kepada Ella. Setelah itu mereka langsung pulang menuju Kerajaan Suci Bismarck. 

Hanya saja saat mereka beristirahat selama perjalanan di dalam hutan. Remulta tiba-tiba menjadi marah dan langsung menghajar Andreana dengan keras. 

Andreana langsung terpental ke belakang dengan keras dan jatuh tersungkur. Pipinya mulai melebam dan hidungnya mulai keluar darah.

“Hei, Remulta! Apa yang kamu lakukan!” teriak Ardina yang langsung menghampiri Andreana, “Kau memukul Grand Master!”

“Memangnya aku peduli? Dia sudah menjual Ella yang sudah kuanggap sebagai anakku. Bahkan sampai membuat Ella dilecehkan seperti itu. Sekalian saja aku bunuh dia sekarang di sini!”

“Apa? Apa kau tahu kalau yang kau lakukan itu pengkhianatan?”

“Pengkhianatan? Aku tidak mengkhianati siapapun. Aku hanya akan menjadi algojo yang akan menghukum Grand Master bajingan ini.” Ardina lalu mengeluarkan Keping Edennya

“Kau gila—”

“Ardina, hentikan.” potong Andreana sambil berdiri dengan sedikit terhuyung, dia lalu maju perlahan menghampiri Remulta.

“Tunggu, Grand Master, dia mau—”

“Aku perintahkan kamu untuk diam, Ardina! Tidak hanya Ardina, tapi semuanya, kecuali Remulta!”

Ardina langsung terdiam dan mematung ketika Grand Masternya berteriak kepadanya. Dia hanya bisa berlutut sambil terus mengawasi Andreana yang terus maju mendekati Remulta. Jeanne d’Arc dan Eida juga sama, mereka hanya bisa berlutut mendengar perintah dari Andreana.

Saat Andreana sudah berada di depan Remulta. Dia lalu melebarkan tangannya.

“Silahkan, bunuh aku sekarang.” ucap Andreana sambil memandang wajah Remulta.

Remulta lalu mengangkat senjatanya dan bersiap akan menebas Andreana. Tapi saat senjatanya sudah diangkat keatas, dia hanya mematung saja tanpa bergerak sedikitpun. Wajahnya terlihat sangat marah dan tangannya mulai gemetaran. Setelah itu dia mulai menangis dan menjatuhkan Keping Eden ke depan Andreana.

Remulta lalu jatuh bersimpuh sambil mulai menangis dengan keras. Dia mulai memanggil nama Ella di tengah-tengah tangisannya.

Andreana yang melihat pengikut paling setianya sedang menangis, mulai berkata.

“Jika kau masih membenci dengan keputusanku. Aku memperbolehkanmu untuk tidak memaafkanku.”

Setelah kejadian itu, Andreana tidak pernah berkata apa-apa lagi. Dia lebih sering diam tanpa mengajak pengikutnya sebagai pemilik Keping Eden untuk berbicara selama perjalanan pulang menuju ke Kerajaan Suci Bismarck. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status