Share

CHAPTER 7. MENEMUKAN CELAH

Sebuah penginapan sudah dipesan oleh Hamish untuk mereka menginap beberapa hari di sana. Keduanya hanya istirahat sebentar karena mereka sudah ada janji dengan pemilik tanah yang akan mereka beli. Obrolan itu berlangsung cukup lama. Sampai kesepakatan tentang harga di dapat oleh kedua belah pihak.

Hamish dan Kenzie kembali ke penginapan untuk beristirahat. Mereka juga mendapatkan informasi tentang tukang yang akan bertanggung jawab untuk pembangunan penginapan milik Kenzie. Dan yang membuat Hamish heran adalah, Kenzie ingin mengawasi sendiri pembangunan itu sampai selesai.  Tentu saja hal itu semakin membuat pria super teliti itu merasa curiga. Kenzie biasa tidak akan turun tangan sendiri. Dia biasanya hanya akan terlibat di awal dan menerima laporan dari kantor saja. Tapi, kali ini berbeda. 

“Minta mereka untuk mengurus semuanya, Ham,” titah Kenzie pada asistennya dan mendapat anggukan dari pria itu. Ia menghampiri asistennya tersebut dan menepuk pundak Hamish. “Kau istirahat saja. Aku masih ada urusan.”

“Kau mau ke mana?”

“Ada urusan sebentar. Jangan menelponku.” Kenzie melangkah meninggalkan  Hamish dan hanya mendapat helaan napas berat dari pria itu. Semakin memperkuat kecurigaannya pada pria itu. 

***

Mendekati Elena adalah salah satu cara Kenzie untuk mencari tahu lebih dalam tentang Kiya. Mencari tahu tentang Elena tidak sesulit mencari tahu tentang Kiya. Setelah mendapatkan informasi dari salah satu orang suruhannya yang  ia minta untuk mencari tahu tentang wanita itu, di sinilah sekarang Kenzie berdiri. Di depan rumah bercat biru muda yang berpagarkan bambu.  

Kenzie menyapa wanita itu dan mengatakan jika mereka pernah bertemu. Setelah Elena mengingatnya dan mempersilakan untuk masuk, Kenzie mulai memberitahu maksud kedatangannya ke sana. Pria itu tidak suka basa-basi, apalagi pada seseorang yang tidak terlalu akrab dengannya. 

Elena tentu saja sangat terkejut saat Kenzie dengan jujur mengungkapkan ketertarikannya pada Kiya dan bermaksud ingin mengenal lebih dalam lagi sahabatnya. Mereka memang baru bertemu beberapa kali, itulah yang membuat Elena merasa ragu. Namun, Kenzie meyakinkan wanita itu  jika dia memang tertarik dengan Kiya tanpa mempunyai maksud jahat apa pun. Senang tentu saja. Selama ini tidak ada laki-laki yang berani mendekati Kiya selain Amar yang masih keukeuh memperjuangkan cintanya untuk Kiya. Para lelaki itu terlalu takut pada Kiya. 

Namun, Elena merasa tidak ada salahnya memberi Kenzie kesempatan, Ia pun menceritakan sedikit tentang sahabatnya itu pada Kenzie. Berharap itu akan menjadi bahan pertimbangan Kenzie untuk melanjutkan niatnya mendekati Kiya. Syukur-syukur pria itu mau menerima kekurangan sahabatnya.  

Dari cerita Elena ia mendapat informasi jika Kiya adalah wanita yang sulit untuk didekati. Wanita itu hanya mau bicara dengan ibu dan sahabatnya saja. Tidak banyak yang Elena ceritakan tentang Kiya pada Kenzie, tetapi wanita itu berjanji akan membantu Kenzie jika ia benar-benar serius dengan Kiya. Tentu saja Kenzie tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

“Kiya sebenarnya adalah wanita yang ceria dan ramah. Sebuah kejadian di masa lalu membuat dia berubah. Maaf, aku tidak bisa menceritakan lebih jauh tentangnya. Jika kamu memang serius padanya, biarkan saja dia yang menceritakan semua. Atau kamu bisa bertanya pada ibunya. Biar dia yang menentukan apakah kamu pantas untuk mendengar kisah itu atau tidak," tutur Elena saat Kenzie sengaja menemuinya. 

Hanya informasi itu yang Kenzie dapatkan dari Elena. Sepertinya memang ada rahasia besar yang tidak bisa diceritakan pada sembarang orang. Sebenarnya kisah Kiya yang menyedihkan itu sudah menjadi rahasia umum di desanya.  Kenzie megakhiri pertemuannya dengan Elena hari itu.

Nyatanya Kenzie tidak bisa kembali ke Jakarta lebih cepat. Ia tidak bisa ikut bersama Hamish untuk kembali ke sana. Masih ada sesuatu yang harus diselesaikan di desa itu. Bukan hanya penginapan miliknya, tetapi juga tentang hatinya.

Kenze menyewa salah satu rumah penduudk yang biasa disewakan untuk para pengunjung di sana. Ia menyewa tempat itu untuk beberapa bulan sampai pembangunan penginapan miliknya selesai.

Pembangunan dimulai dan Kenzie sendiri yang mengawainya. Banyak cara yang pria itu lakukan untuk mencari celah mendekati wanita yang berhasil mengusik hatinya. Kenzie tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun sebelumnya. Baginya cinta dan wanita itu sangat rumit. Ia yang menyukai kebebasan tidak ingin diganggu oleh rengekan para wanita yang meminta dimengerti dan dinomor satukan olehnya. Baginya wanita yang perlu ia utamakan adalah ibu dan kaka perempuannya.

Kenzie tidak pernah berpikir akan tertarik dengan wanita aneh yang baru tiga kali ia temui, tetapi berhasil mengusik hatinya dan membuat rasa penasaran akan sosok itu semakin besar.

Beberapa kali  Kenzie kembali bertemu dengan Kiya saat wanita itu mengantar pesanan makan siang untuk para pekerja yang bekerja di penginapan tersebut. Pria itu sengaja menggunakan jasa ibu Kiya atas usul dari Elena. Dengan begitu, ia bisa semakin sering bertemu wanita itu.

Kiya selalu bersikap dingin padanya. Tak jarang ia mengabaikan sapaan Kenzie. Hingga seorang pria pauh baya yang merupakan teman dari ayah Kiya menghampiri Kenzie.

"Hei," sapa Kenzie pada wanita cantik yang sedang berjalan mengantar makan siang untuk para pekerja. "Apa kamu tidak mengingatku?" tanya Kenzie yang kini sudah mengimbangi langkah Kiya. Pria itu terus berceloteh mengingatkan pertemuan mereka. 

Kiya menghentikan langkahnya, membuat Kenzie melakukan hal yang sama juga. Pria itu tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya saat Kiya menoleh dan menatap tajam ke arahnya.

"Berisik!"

Bukannya berhenti, Kenzie justru senag mendnegar Kiya menaggapi ucapannya walaupun dengan nada jutek. "Siapa namamu?" tanyanya masih mengimbangi langkah Kiya.

Kiya terus berjalan mengabaikan Kenzie. Tidak peduli  denan ocehan pria itu yang terdengar sok akrab dengannya.

Tanpa keduanya sadari ada sepasang matab yang terus mengawasi mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status