Share

Perempuan Pilihan Istriku
Perempuan Pilihan Istriku
Author: Rumi Cr

Prolog

Prolog

 

Ryan mencengkeram lengan tangan Rani, menatap tajam seraya berkata, "Kau memang pernah menjadi wanita yang kucintai. Tapi jangan bermimpi bisa mengantikan posisi seorang Felliana di hatiku. Dia tidak pernah bisa tergantikan oleh siapapun."

Ryan hempaskan lengan Rani dengan kasar kemudian bergegas masuk ke rumah. Rani menatap punggung suaminya dengan hati nestapa. Ia berharap hatinya membatu oleh perlakukan kasar Ryan.

"Sesungguhnya Allah lebih mengetahui segalanya. Teruskan berdoa. Jangan pernah menyerah saat doa-doamu belum terjawab. Jika kamu mampu bersabar, Allah mampu memberikan lebih dari apa yang kamu minta."

Nasehat serta kasih sayang dari Bu Ilmi yang membuatnya mampu bertahan. Selama seratus hari ini menjadi istri seorang Ryan Edogawa. Pria yang pernah ditolak lima tahun lalu saat hendak meminangnya.

"Ingat, Nak! Dosa dzolim mengabaikan istri, terlebih berperilaku kasar. Jangan kau kira mama tidak tahu apa yang kau lakukan pada Rani. Selama kalian tinggal di rumah mama tiga bulan ini. Mama ridho kamu memboyong anak dan istrimu kemari. Karena memang rumah ini sudah kau siapkan lama untuk keluargamu."

"Iya, Ma."

"Bukankah salah satu alasan kamu menikahinya. Karena Rani perempuan pilihan istrimu. Walaupun mama yang memilih dia mengasuh anak-anak kalian. Bukan berarti, mama akan diam saat kau menyakitinya. Liana tidak akan sembarangan memilih ibu penganti untuk anak-anakmu.

Mama akan mengawasi kalian. Tiga bulan kau tidak merubah sikapmu pada Rani. Ceraikan dia. Mama akan meminta Umar menikahinya," ancam Bu Ilmi sebelum mengenakan kacamata hitamnya.

Bu Ilmi menghampiri Rani yang sedang menenangkan kedua cucunya. "Mama pamit dulu, Rani. Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi mama, ya."

Bu Ilmi memeluk Rani dengan mata berkaca. Sungguh berat sebenarnya amanah yang ia dan anaknya berikan kepada gadis yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri itu. Menikah dengan menantunya, menggantikan posisi putrinya yang telah tiada.

Umar membukakan pintu belakang untuk tante, Bu Ilmi. Setelah menutup pintu mobil, ia mendekati Ryan seraya berbisik, "Jika sampai Mas Ryan menyia-nyiakan Rani. Aku orang pertama yang akan meminta Tante Ilmi untuk memisahkan kalian berdua. Itu artinya tidak ada kesempatan Mas Ryan bersama kembar. Karena kedua keponakanku itu, akan kuasuh bersama perempuan pilihan kak Liana."

Ryan hanya menanggapi dengan tatapan dinginnya. Diliriknya Rani yang mengendong Fathiya sedangkan tangan kanannya dipegang oleh Fatih. Kedua anak kembarnya dengan dokter Felliana, almarhumah istri pertamanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status