Share

Takdir Yang Tertulis (Ending)

"Eh Paman, serius dengan perjodohan ini. Ntu sekalinya betulan ABG. Baru masuk kelas 12. Hari ini dilamar, baru nikahnya tahun depan gitu," ucap Anida melirik ke arah pamannya.

"Mana, Paman tahu." Umar menatap lekat Denok yang berjalan di depan mereka.

Setelah menaruh barang bawaan mereka. Anida menghampiri Denok meminta izin untuk ke belakang.

"Paman tungguin ya, sekalian ajak pedekate calon bibiku." Kerling Anida sebelum berlalu.

Ingin rasanya Umar menjitak anak semata wayang kakaknya itu.

Denok mengangguk sopan berjalan ke arah Umar. Gadis basa-basi menyapa sebelum berlalu meninggalkan kedua tamu.

"Maaf, saya tinggal masuk dulu ya, Mas. Mau bantu nyiapin makan siang." Pamit Denok ketika akan melewati Umar.

"Tunggu!" cegah Umar.

Denok berhenti sekitar tiga langkah dari Umar.

"Iya, Mas."

Huuffts

Umar menghembuskan nafas, untuk mengurangi sesak di dadanya sedari tadi.

"Maaf sebelumnya, tapi saya harus mengatakan ini. Saya pribadi keberatan dengan perjodohan ini. Beberapa minggu yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status