Share

6. Mandi atau Mandi Bersama

“Kamu tahu? Aku paling benci ditantang.” Kana memperingati Angel.

Mendengarnya, Angel sedikit tersentak. Takut apabila lelaki itu telah mengetahui siapa dirinya. Tidak. Tidak mungkin Kana yang hanya beban keluarga bodoh bisa tahu rahasia Angel.

Angel menolehkan kepalanya menatap Kana. Wajah mereka begitu dekat hingga gadis itu bisa melihat jelas fitur wajah sempurna milik Kana.

“Jadi, jangan mancing aku lagi atau kamu nggak selamat, Nona Angel.” Kana tersenyum manis. Seolah tidak pernah melakukan apapun kepada Angel. Lelaki itu lantas bangkit berdiri.

“Siapa juga yang lagi nantangin kamu,” Angel tersenyum sinis menatap Kana.

“Oke. Jadi masih mau lanjut ngerasain badan yang bikin mata kamu sawan ini?” Kana melipat tangannya di dada. Menatap Angel yang masih terbaring di atas ranjang. Membungkuk hendak kembali menindih badan gadis itu.

Sigap, Angel menahan.

“Hei!” pekik Angel.

“Kamu yang minta, Angel,” Kana tersenyum miring.

“Dengar! Aku tahu kalau kamu travel blogger yang gemar jalan-jalan ke luar negeri dan hidup dengan bebas. Tapi itu kamu, Kana. Bukan aku yang hanya pelayan rendahan dan miskin yang kalau pulang malam sedikit akan dikatai oleh tetangga. Lalu dicap tidak benar,” cerocos Angel yang mengundang tawa Kana.

“Kamu harus tahu bahwa kamu itu lucu, Angel,” ucap Kana disela tawanya.

“Dan profesi ini sama sekali tidak cocok untuk kamu,” lelaki itu kembali berujar dengan penuh maksud.

“Ma- maksud kamu apa Kana?” gagap Angel.

“Ya, sepertinya kamu lebih cocok menjadi pelawak daripada waitress,” Kana kembali berdiri sembari tersenyum.

Tidak mau kembali kecolongan, Angel memanfaatkannya untuk kembali duduk dan merapikan penampilannya yang kusut.

“Aku mau mandi. Mau ikut?” tawar Kana antara terlalu baik hati atau terlalu kurang ajar.

“Nggak!” gadis itu mendengus dan membuang mukanya.

Kana menahan senyumnya melihat Angel yang memasang wajah cemberut.

Tanpa berkata lagi, Kana pergi ke kamar mandi dan meninggalkan Angel yang masih terdiam.

“Cih! Dasar!” dengus Angel.

***

Saat keluar dari kamar mandi, hal pertama yang Kana dapati adalah pemandangan Angel yang tengah tertidur di atas ranjang dengan nyaman. Gadis itu bahkan belum mengganti pakaiannya. Kana menggeleng.

Lelaki itu melempar handuk lembab yang usai dipakainya untuk menggosok rambutnya.

Angel gelagapan ketika dirinya merasa pengap. Dirinya tidak bisa bernapas dengan bebas karena ada sesuatu yang menghambat oksigen di sekitarnya. Dengan panik Angel membuka matanya dan justru mendapati kegelapan. Tangan Angel meraba sekita dan merasa sesuatu yang dingin menyentuh permukaan tangannya.

Rasanya benda itu begitu familiar bagi Angel. Keningnya berkerut samar hingga sebuah suara mampir di telinganya.

“Puas merabanya, Nona?”

Kegelapan yang melingkupi Angel sebelumnya mendadak raib. Mata Angel bertemu dengan mata tajam milik Kana. Menunduk, Angel melihat sesuatu apa yang sejak tadi dirinya raba bahkan gadis itu juga meremasnya untuk memastikan sesuatu.

Angel membelalak dan langsung menurunkan tangannya dari dada telanjang Kana. Kini Angel tahu kenapa rasanya begitu familiar karena beberapa saat yang lalu gadis itu juga baru saja memegangnya.

“Kok?” kepala Angel meneleng heran.

“Mandi!” Kana melempar kembali handuk yang tadinya sudah dirinya ambil ke wajah Angel.

“Kana!” geram Angel ketika handuk lembab mendarat di wajahnya.

Kana yang sudah bangkit berdiri menuju walk in closet di kamar Saka menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.

“Kenapa?” tanya lelaki itu polos.

“Kenapa?” Angel membeo tidak percaya.

“Kamu itu jorok! Masa melempar handuk bekas pakai ke wajah aku?” Angel tidak terima.

Kana justru mengedikkan bahu acuh sembari lanjut berjalan.

“Suami istri kan sudah seharusnya terbiasa untuk berbagi.”

What?” Angel menatap tidak percaya ke arah lelaki itu.

Buru-buru Angel bangkit berdiri dan menyusul. Di sana, dirinya melihat Kana mengambil satu kaus berwarna abu-abu di walk in closet.

“Itu kan baju Saka!” ujar Angel.

“Lalu? Aku harus kembali ke kamarku dan berakhir dicurigai orang gitu?”

Angel terdiam sejenak. Benar juga apa yang diucapkan oleh si beban keluarga itu.

“Cepat mandi!” perintah Kana lagi.

Angel masih tidak bergeming. Tidak mengiyakan ataupun menolak. Kana yang kesabarannya setipis tisu yang dibelah menjadi dua tanpa aba-aba mengangkat badan Angel. Menumpukan perut Angel di bahunya sehingga kepala Angel terbalik menatap ke bawah dalam gendongan ala karung beras lelaki itu.

“Kana! Turunin! Pusing tahu!”

Angel tidak berbohong saat mengatakannya karena kini kepalanya benar-benar terasa berkunang-kunang. Kana sialan!

Berkali-kali Angel berteriak bahkan memukul lelaki itu, Kana tidak bergeming dan tetap bisa menggendong Angel dengan mudahnya menuju kamar mandi.

“Kana! Dasar tidak waras! Turunin!”

“Kamu harus mandi, Angel! Aku nggak mau satu kasur sama orang yang belum mandi.”

Angel terus memekik minta diturunkan.

Angel tidak tahu, olahraga semacam apa yang dilakukan oleh Kana si blogger tidak terkenal hingga bisa mendapatkan keseimbangan sebagus ini meski Angel telah memberontak dengan memukul dan menendang lelaki itu dengan brutal.

Angel curiga, Kana sebenarnya seorang atlet alih-alih seorang blogger. Tenaga dan stamina lelaki itu sangat patut diacungi jempol.

Kana membuka pintu kaca bening di dalam kamar mandi yang di dalamnya adalah ruang untuk mandi dengan menggunakan shower. Sedang di luar kotak yang terbuat dari kaca itu terdapat jacuzzi mewah, wastafel, juga closet dengan penataan yang begitu indah dan terbuat dari marmer berkualitas.

Lelaki itu meletakkan badan Angel di bawah shower. Mundur beberapa langkah ke belakang dan menyalakan shower hingga badan Angel terguyur oleh shower. Buru-buru Kana keluar dan menutup pintu kaca itu.

“Kana! Brengsek! Buka pintunya!” teriak Angel sembari berusaha menarik pintu kaca geser tersebut.

Sialan sekali! Hanya perkara mandi saja sampai seperti ini.

Kana menahannya. Tenaga lelaki itu sangat kuat.

“Mandi Angel. Atau kamu mau aku masuk dan kita mandi bersama? Aku sama sekali nggak keberatan,” ujar Kana dengan asal.

Angel melotot sebal mendengarnya.

“Dasar gila!”

Kana tidak tersinggung saat mendengarnya.

Maybe,” ucap lelaki itu enteng dan pandangannya terpaku pada satu titik.

Tersenyum aneh, Kana melihat ke arah bagian dada Angel. Baju berbahan kain shifon milik Angel membuat bagian atas tubuhnya tercetak jelas dan bahkan tampak dalaman apa yang dikenakannya saat ini. Meski warnanya tidak terlihat jelas karena bajunya berwarna peach, tetapi tetap saja bagian tubuhnya tercetak jelas.

Segera, Angel membalikkan badannya.

“KANA MESUM! KELUAR SEKARANG!” Angel berteriak keras yang disambut gelak tawa dari arah belakangnya.

“Makanya, mandi sebelum tidur di kasur. Badan kamu itu kotor.”

Selesai mengatakan hal tersebut, Kana keluar dari dalam kamar mandi. Begitu mendengar suara pintu tertutup, Angel baru membalikkan badannya.

Mau tidak mau, gadis itu mandi meski sambil menyumpah serapahi Arkana Lazuardi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status