Share

2. Satu Milyar

“Astaga! Serius kamu tidak tahu siapa aku, Nona?” tanya Kana masih dengan senyum dan juga tatapan tajamnya.

Angel menggeleng yakin.

Kana mengulurkan tangannya. Malas, Angel menyambutnya.

“Arkana Lazuardi. Adik Saka beda lima menit. Tiga puluh dua tahun dan seorang travel blogger,” Kana tersenyum sombong. Entah apa yang ingin disombongkan oleh lelaki itu.

Tentu saja Angel sudah tahu mengenai hal-hal yang disebutkan oleh Kana tadi. Bahkan yang tidak disebutkan pun Angel tahu.

Sejak usia dua puluh lima tahun Kana sudah tinggal di luar negeri dan berpindah-pindah tempat. Lelaki itu memiliki profesi sebagai seorang blogger bidang travel yang tidak cukup terkenal.

Dengan kata lain, Arkana Lazuardi hanyalah beban keluarga yang berjalan-jalan menghamburkan uang keluarganya. Mungkin itu juga alasan mengapa keluarga Lazuardi seolah menyembunyikan kehadirannya. Karena mereka tahu betapa tidak kompetennya Kana dan memandangnya sebagai parasit di keluarga Lazuardi.

“Dibanding Saka, harusnya kamu lebih tahu aku. Aku bahkan punya channel youtube berisi vlog solo traveling.”

Oh, ya! Sayangnya punya channel youtube tidak berarti banyak yang menonton dan terkenal bukan? Kana adalah salah satu yang tidak terkenal.

“Oke, Saka memang terkenal di Indonesia. Tapi aku terkenal hingga ke mancanegara.”

Angel meringis mendengar jawaban sombong Kana. Mana ada yang mengenali lelaki itu.

Tidak banyak orang yang tahu bahwa Saka, sang pewaris Lazuardi grup memiliki saudara kembar. Belum lagi keluarga Lazuardi memang hanya memperkenalkan Saka kepada publik. Sedang Kana? Bahkan sepertinya pekerja di rumah keluarga Lazuardi tidak tahu jika Saka memiliki kembaran.

“Jadi istri, siapa nama kamu? Atau haruskah aku memanggil kamu istri saja dan tidak perlu repot-repot tahu nama kamu?”

Suara Kana membuat Angel tersentak dari lamunannya.

“Angel. Kamu bisa memanggilku seperti itu.”

“Malaikat ya?” Kana tersenyum geli mengetahui arti nama Angel.

“Sangat cocok buat kamu,” lelaki itu masih memandangi Angel dengan sorot tajam tetapi bibirnya tersenyum geli.

Menurut Angel ekspresi Kana cukup janggal. Bagaimana bisa lelaki itu tersenyum geli dan berkata dengan nada ramah tetapi tatapan matanya tetap konsisten tajam seperti itu?

“Dari awal aku juga sudah merasa bahwa kamu malaikat. Lihat! Karena kamu, dua nama baik keluarga yang cukup terpandang bisa terselamatkan.”

Senyum sinis terpatri pada bibir Angel yang terbalut lipstik berwarna pink natural.

Orang kaya dan segala jenis nama baiknya.

“Jangan lupa ada harga yang harus anda bayar untuk ini, Tuan,” tenang Angel menjawabnya. Tidak lupa gadis itu menampilkan senyum manisnya.

Kana terkekeh geli.

“Tentu, Nona. Anda jangan khawatir. Keluargaku pasti akan membayar kamu, Nona. Tiga ratus juta. Lumayan bukan? Ya, meski begitu, aku tidak punya uang sebanyak itu. Jadi, bayarannya minta ke Papa aku saja,” ucap Kana enteng.

Angel jadi tidak heran mengapa keluarga Lazuardi menyembunyikan lelaki ini dengan sangat rapat. Memang sangat tidak bisa diandalkan!

“Baik. Lalu, sekarang mana bayarannya?” tagih Angel.

“Wow! Santai Nona. Kenapa kamu buru-buru? Kita bahkan belum melewatkan malam pertama kita. Tidak berniat mencobanya terlebih dahulu?”

Angel merasa terlecehkan. Apa maksud lelaki itu? Memangnya Angel perempuan macam apa? Kana benar-benar ingin lehernya dipatahkan. Bagi seorang agen level satu seperti Angel, itu bukan hal yang sulit.

“Tidak tahu malu!” dengus Angel.

Kana tersenyum mendengarnya.

“Ngomong-ngomong, keluargaku ingin bicara. Kamu bisa meminta bayaranmu saat bertemu dengan mereka.”

Kemudian, Angel mengikuti langkah lelaki itu keluar dari ruangan. Sembari tetap berusaha mencari kesempatan untuk berbicara dengan seseorang yang masih tersambung dengan dirinya. Entah kenapa sejak tadi tidak ada perintah lagi untuknya. Ada apa ini?

Kana membawa Angel menuju restoran yang ada di hotel tersebut dan membawa Angel masuk ke dalam sebuah privat room. Ternyata disana semua orang sudah menunggu mereka. Ada empat orang disana. Siapa lagi jika bukan para orang tua dari pihak laki-laki dan perempuan.

Angel duduk di salah satu kursi yang ada di meja melingkar itu. Sedang Kana sendiri, memilih mengambil tempat di sebelah kanan Angel.

Danu berdehem. Kepala keluarga Lazuardi itu mencoba mengawali pembicaraan ini.

“Jadi begini, Nona. Dalam pernikahan tadi ternyata ada pihak media yang berhasil menerobos ke dalam. Wajah kamu sudah tertangkap dan tentunya kini seluruh negeri ini mengenal wajah kamu sebagai Felicia Wijaya. Putri tunggal keluarga Wijaya sekaligus menantu keluarga Lazuardi.”

Angel tetap diam menyimak. Dalam hati merutuki media yang berhasil menyorot gambarnya.

Kembali terdengar suara. Namun kali ini berasal dari chip yang terpasang di telinga Angel. Sayangnya itu hanya suara-suara kecil dan Angel sama sekali tidak bisa menangkapnya. Apa yang sedang terjadi di markas?

“Nona, kami punya penawaran lagi,” kali ini Bastian yang bersuara.

Sebelah alis Angel naik. Menandakan bahwa gadis itu bertanya.

“Berpura-puralah menjadi putri kami juga istri dari Kana. Kalian harus bersandiwara sampai Saka dan Feli ditemukan,” Kartika mengeluarkan suaranya.

“Benar. Hanya ini satu-satunya cara,” ucap Ratna.

“Kenapa begitu? Lalu bagaimana jika mereka kembali?” Angel jadi tidak paham dengan jalan pikir para orang kaya ini.

“Kami butuh kalian tetap seperti ini agar kondisi saham perusahaan stabil. Jika media tahu bahwa sebenarnya kedua pengantin pergi, apalagi Saka, maka pasti akan banyak yang memanfaatkan situasi ini,” jelas Danu.

“Apa untungnya buat saya?” Angel tersenyum miring.

Gadis itu sudah menduga bahwa semua ini demi perusahaan. Angel memang tidak begitu terkejut, tetapi tetap saja fakta bahwa orang-orang tua ini lebih asik memikirkan saham daripada nasib anaknya sendiri yang entah bagaimana agak membuat Angel miris.

Kana di sisi Angel sama sekali tidak bergabung dalam obrolan. Lelaki itu justru asik menyesap wine miliknya.

Cih, dasar beban satu ini!

Angel mendengus dalam hati. Kana memang benar-benar tidak bisa diandalkan. Setidaknya para orang tua disini masih memikirkan perusahaannya. Sedangkan lelaki itu? Tampak begitu santai dan tidak memikirkan apapun. Seolah apatis dengan segala keadaan di sekitarnya saat ini.

“Lima ratus juta. Bagaimana? Apakah anda tertarik?” Danu menatap Angel penuh percaya diri. Uang lima ratus juta pasti sudah cukup banyak untuk gadis di depannya.

Senyum tipis tercetak pada bibir Angel. Tahu bahwa orang-orang disini pasti meremehkannya. Lima ratus juta? Ah, itu masih terlalu kecil untuk misi yang tidak tahu kapan selesainya ini bagi Angel.

“Terima tawaran mereka dan masuk ke rumah keluarga Lazuardi!”

Perintah dari seberang lagi-lagi membuyarkan rencana Angel yang ingin menolak tawaran dari orang kaya di depannya. Gadis itu mendengus kesal. Biar begitu, Angel memang tidak bisa berbuat apa-apa bukan?

“Satu milyar. Deal!”

Angel mengulurkan tangannya dengan percaya diri.

Satu milyar sepertinya lumayan juga bukan?

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status