Share

Pernikahan dengan Anak Ketua Sekte

Wang Lian mencubit tangannya untuk memastikan kalau permintaan Li Fang itu benar adanya, dan bukan khayalannya semata. Dan ternyata dia merasakan sakit pada kulitnya, itu artinya dia tidak sedang bermimpi. Semuanya benar, dia akan menikah dengan gadis dambaan semua pemuda di dalam maupun di luar sekte.

Hingga itulah Wang Lian juga tidak akan mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi menantu ketua sekte dan memiliki istri yang cantik. Walaupun nanti mungkin akan mendapat gelar pasangan ‘si bodoh dan si cantik’.

Walaupun Wang Lian tahu, Li Ning terkenal sangat cantik, dan pastinya tidak akan mungkin mau menikah dengan Wang Lian yang memiliki predikat 'murid bodoh'. Dan Wang Lian yakin kalau gurunya memiliki tujuan tertentu menikahkan mereka. Dia tidak peduli, yang penting saat ini dia akan menjadi menantu ketua sekte.

"Apakah aku boleh tahu alasannya? Bukankah selama ini katanya murid utamalah yang akan menjadi suami Li Ning?" tanya Wang Lian dengan takut-takut.

Walaupun Wang Lian sangat senang bisa menikah dengan Li Ning, tapi dia merasa dia harus tahu apa alasan pernikahan itu. Dan sudah pasti pernikahan itu tanpa persetujuan Li Ning. Sebab seperti itulah gosip-gosip yang di dengarnya selama ini. Bahkan murid rendahan sepertinya, jangankan menikahi Li Ning, bertemu Li Ning saja itu tidak akan mungkin.Mereka bagaikan langit dan bumi, Li Ning tidak pernah mau bertemu dengan murid yang masih berada di level dasar.

"Kau tidak perlu bertanya. Semua karena aku ingin kau menjadi menantuku," jawab Li Fang, namun terlihat kalau itu bukanlah jawaban yang sebenarnya. Matanya tidak bisa menyembunyikan jawaban bohong tersebut.

"Kau hanya perlu menikahi Li Ning!" lanjut Li Fang.

Li Fang langsung menentukan hari baik untuk pernikahan Wang Lian dan Li Ning. Dan semua terkesan terburu-buru.

Duar! Duar!

Suara gemuruh yang saling bersahutan tidak pernah berhenti hingga hampir dua jam lamanya.

Langit seolah sedang meluapkan kemarahannya kepada alam dan kepada manusia. 

Bertepatan hari ini, akan ada pernikahan antara Li Ning, anak tunggal dari pemimpin sekte Naga Hitam dengan Wang Lian, lelaki biasa yang merupakan murid rendahan di sekte itu.

"Alam sepertinya menolak pernikahan mereka," ujar salah satu tamu kehormatan yang datang sambil berbisik ke salah satu temannya.

"Entah mengapa Tuan Li Fang mau menikahkan anaknya dengan muridnya sendiri. Padahal kita tahu kalau putrinya itu adalah primadona, bahkan semua sekte berusaha untuk menjadikannya menantu," ujar yang lainnya.

Dimana saat ini mereka sedang menunggu kehadiran pengantin pria, Wang Lian.

Memang sejak dua tahun lalu, Wang Lian tidak tinggal menetap di sekte Naga Hitam. Dia memilih tinggal di desa masa kecilnya mengabaikan penolakan demi penolakan penduduk desa, walaupun harus mendapatkan hinaan setiap saat. Namun, Wang Lian ingin mengenang ibu dan neneknya. Makanya dia memilih tinggal disana.

"Jemput dia! Pernikahan harus segera dilaksanakan!" teriak Li Fang, pimpinan sekte Naga Hitam. Dia meminta para muridnya yang lain menjemput Wang Lian yang di desa Maina, satu jam dari tempat tinggal pimpinan sekte.

"Baik, Tuan!"

Satu kelompok anak buah Naga Hitam menembus hujan segera pergi untuk menyeret pengantin pria.

Akhirnya Wang Lian tiba di rumah pemimpin sekte dengan wajah yang menunduk. Dia tidak tahu apa tujuan gurunya meminta dia menikahi putri semata wayangnya, yang nantinya akan mewarisi menjadi pemimpin Naga Hitam. Sedangkan Wang Lian bukanlah murid utama.

Di halaman rumah mewah pemimpin sekte dipenuhi dengan riuh rendah suara semua yang hadir. Entah siapa mereka Wang Lian juga kebanyakan tidak mengenal mereka kecuali beberapa orang yang sering dijumpainya.

Bahkan selama ini Wang Lian tidak tahu yang mana Li Ning, karena sejak awal tinggal di sekte Naga Hitam sampai diminta menikahi Li Ning tidak sekalipun mereka bertemu. Bahkan pernikahan ini semuanya sudah dipersiapkan oleh Li Fang, mertuanya. 

"Baiklah kita akan mulai pernikahannya sebelum hujan membanjiri desa ini," ujar Li Fang saat melihat Wang Lian sudah siap di tempat duduknya.

Dan pernikahan dilanjutkan tanpa hadirnya pengantin wanita dihadapan mereka membuat Wang Lian kian penasaran seperti apa rupa wanita yang akan menjadi istrinya nanti.

Tak lama kemudian seorang wanita dengan mengenakan gaun putih panjang, keluar dari bilik dalam dengan dibantu dua orang yang bertugas mengangkat gaun tersebut apabila dia mau berjalan. 

Tampak perempuan muda dan cantik dengan wajah tirus, memiliki kulit yang putih dan kuku-kuku yang panjang terawat. Namun, tidak sedikitpun senyum menghiasi bibirnya.

Wang Lian tertegun beberapa saat. melihat wanita yang nyaris sempurna kecantikannya, karena di desanya dan bahkan seumur hidupnya, Wang Lian tidak pernah melihat perempuan secantik dia.  

"Pernikahan kalian sudah sah, selanjutnya diharapkan kalian akan menjadi pasangan suami istri yang saling melengkapi, dan menjadi penerus Naga Hitam," ujar Li Fang dengan suara yang bergema.

Wang Lian hanya menunduk, dia tidak berani terlalu menunjukkan kebahagiaannya. Apalagi saat tatapan matanya dan Li Ning bertemu, perempuan cantik itu seperti sedang mengintimidasinya.

Prok! Prok! Prok!

Tepuk tangan memenuhi ruangan itu sebagai pertanda pernikahan sudah terjadi. Senyum terkembang di bibir Li Fang, namun terlihat kelicikan di balik senyumnya.

"Selanjutnya mari kita bersulang untuk merayakan pernikahan ini," ujar Li Fang sambil mengangkat gelas di tangannya kepada para tetamu yang datang sebagai penghormatan.

"Selamat kepada Tuan Li Fang," ujar para tamu secara bersamaan, membuat Li Fang tampak tertawa sumringah mendengarnya.

Jedarr!

Bersamaan dengan itu tiba-tiba petir besar menyambar sebuah pohon besar yang berada tepat di halaman paviliun Naga Hitam.

"Awan berarak!" teriak para murid sekte yang berjaga diluar dan segera mencari perlindungan.

"Tutup semua pintu!" teriak Li Fang.

Suasana yang semula tenang, akhirnya tampak kepanikan di semua wajah tamu yang ada.

Awan hitam pekat semakin menyelimuti dunia, bahkan semula yang tampak terang benderang walaupun sedang hujan deras, saat ini yang ada hanyalah kegelapan. Dan lentera pun tidak ada yang mau menyala.

Whussss!

Awan berarak itu bukan hanya berwarna hitam, tapi juga membawa angin yang cukup dahsyat.

"Semua berlindung!" perintah para ketua sekte saat merasakan awan itu semakin mengamuk.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status