Share

Awan Berarak

Suasana halaman sekte Naga Hitam menjadi kacau, semua orang berusaha untuk menyelamatkan diri masing-masing. Sementara itu, Wang Lian masih tampak membeku dan berdiri menatap langit yang semakin menggelap.

“Ada apa sebenarnya? Mengapa awan ini datang begitu tiba-tiba?” tanya Wang Liang bingung.

Bught!

Seseorang yang berlari masuk ke dalam ruangan utama menabrak Wang Lian, dia sedang berusaha melindungi diri.

“Hei Bodoh! Langit ingin kau mati, sana pergi ke tengah!” teriak seseorang yang tidak lain adalah Zhan Lan, salah seorang murid utama dia Sekte Naga Hitam dan yang selama ini selalu berusaha menarik perhatian Li Ning. Bahkan Zhan Lan mendorong tubuh Wang Lian agar pergi ke bawah awan hitam itu.

Jedaarr!

Kembali suara petir menggema dan kali ini lebih keras daripada yang pertama, suasana semakin kacau. Zhan Lan segera meninggalkan Wang Lian, dia ingin menyelamatkan dirinya sendiri.

Konon kabarnya, kalau saat terjadinya pernikahan adanya awan berarak yang muncul maka pernikahan itu akan penuh dengan masalah dan menimbulkan bencana.

Wang Lian tersentak, dia baru sadar kalau saat ini sedang terjadi bencana. Dan tiba-tiba, pandangan Wang Lian tertuju kepada Li Ning yang masih di tempatnya karena kesusahan bergerak akibat gaun pengantin yang cukup besar itu.

Wang Lian merasa dia harus melindungi Li Ning, sehingga dengan memberanikan diri langsung mengangkat tubuh Li Ning masuk ke dalam kamar mereka.

“Hei, lepaskan aku!” teriak Li Ning memberontak karena sangat terkejut dengan aksi Wang Lian yang menggendongnya secara tiba-tiba.

“Diamlah, Li Ning! Disini sangat berbahaya, kita harus segera berlindung,” jawab Wang Lian.

Li Ning melengos dan akhirnya hanya bisa pasrah berada dalam gendongan Wang Lian. 

"Tidak ada seorang lelaki pun yang masuk ke dalam kamar saat adanya bahaya. Betapa tidak bergunanya kau! Saat ada awan berarak kau malah masuk ke kamar! Lihatlah mereka semua mencoba melindungi semua orang dengan kemampuannya," ujar Li Ning saat mereka sudah berada di kamar. 

Saat ini Li Ning duduk di ujung pembaringan dengan tatapan mata yang sangat tajam ke arah Wang Lian. Sepertinya Li Ning sangat kesal dan membenci Wang Lian.

"Aku harus melindungi kamu," jawab Wang Lian pelan.

"Melindungi dengan masuk ke kamar? Kau lihat di dalam kamar ini bahkan tidak ada satupun perisai yang kau pasang. Apa yang kau lindungi!" teriak Li Ning marah.

“Dan lihatlah semua orang, mereka melindungi dirinya dengan kemampuan yang dimilikinya! Sedangkan kau? Apa yang kau bisa? Astaga, mengapa aku harus menikah dengan lelaki seperti ini?” lanjut Li Ning menggerutu.

Wang Lian tampak terdiam, dia tidak tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Li Ning, sebab semua itu benar. Dia melihat ke sekeliling kamar yang memang tidak terpasang perlindungan.

"Tenanglah Ning, aku akan berusaha," ujar Wang Lian yang kemudian berusaha segenap tenaganya untuk mengeluarkan kekuatan spiritualnya agar kamar itu terpasang dengan perlindungan.

“Uuurght!”

Sekuat apapun Wang Lian berusaha, tetap saja dia tidak bisa mengeluarkan perisainya untuk melindungi Li Ning. Semua itu karena kekuatan spiritualnya tidak bangun dan juga karena memang ilmu yang dimilikinya hanyalah ilmu dasar.

“Tidak usah kau lakukan, semua tetua di luar sudah memberikan perlindungan di paviliun ini,” ujar Li Ning sinis saat melihat Wang Lian gagal melindungi kamar itu.

"Dasar tidak berguna! Apa yang kau bisa, hah?! Kalau bukan karena terpaksa, aku jijik menikah denganmu!" teriak Li Ning yang membuang ludahnya tepat di depan Wang Lian.

Wang Lian terdiam, hatinya terasa berdenyut ngilu mendengar hinaan yang dilontarkan oleh sang istri. Dia juga merasakan dadanya begitu sakit, bahkan seluruh tubuhnya tiba-tiba bergetar. Wang Lian tidak tahu, ada apa dengan tubuhnya. Wang Lian memegang dadanya yang semakin terasa panas, bahkan setiap kali dia menahan emosi dan marahnya, dadanya pasti terasa sakit yang hebat hingga keringat sebesar-besar biji jagung memenuhi keningnya.

Wang Lian mencoba merebahkan tubuhnya dikamar pengantin yang sudah disiapkan itu. Agar tubuhnya kembali normal. Dan juga untuk saat ini tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu awan hitam itu menghilang. Dan mendatangkan matahari.

Wang Lian menghempaskan tubuhnya dikasur empuk yang bertaburan bunga, yang memang disiapkan oleh keluarga Li untuk pernikahan mereka. Walaupun di dalam hati Wang Lian masih menyimpan berbagai tanya, terutama Li Fang yang tampak sangat bahagia.

Melihat Wang Lian berbaring di sebelahnya, suara Li Ning kembali melengking..

"Jangan tidur disana! Aku jijik! Seorang murid rendahan tidak pantas tidur disana!" teriak Li Ning dengan ekspresi jijiknya menunjuk kasur tempat Wang Lian berbaring. Dan itu sontak mengagetkan Wang Lian yang sudah hampir terlelap.

"Baiklah," jawab Wang Lian lemah sambil turun dari ranjang. Karena saat ini detak jantungnya masih belum teratur. Wang Lian tidak mau dadanya terasa sakit akibat menahan emosi kepada Li Ning. Namun, lagi-lagi dia tidak tahu cara untuk meluapkannya. Sehingga yang bisa dia lakukan hanyalah menahan sakitnya.

Keringat yang membanjiri keningnya sudah mulai mereda, dan Wang Lian berbaring di lantai dengan beralaskan karpet tipis untuk menahan dingin yang terasa menusuk hingga ke tulang.

Setelah Wang Lian turun, Li Ning segera menguasai ranjang tersebut. Dia berbaring dengan begitu nyaman menunggu hujan reda dan awan pekat itu menghilang.

Wang Lian memejamkan matanya. Dia sedang berusaha mengembalikan kondisinya ke kondisi normal dengan menghela nafas berkali-kali agar terasa lebih lega dan perlahan-lahan rasa sesaknya mulai menghilang. Dia kembali tenang.

"Selama hidupku baru kali ini aku melihat awan berarak, warnanya begitu pekat dan mengerikan. Kira-kira apa yang akan terjadi?" tanya Wang Lian dalam hatinya.

Yang ditakutkan adalah kalau awan berarak datang bersamaan dengan angin, biasanya setelahnya akan ada serangan gaib. Yang menjadi sasarannya adalah sekte-sekte yang ada. Serangan gaib yang hingga saat ini tidak diketahui dari mana asalnya. Dan yang pasti belum ada satu sekte pun yang bisa menangkal serangan gaib itu.

Dan beruntungnya, diantara pimpinan sekte yang hadir hari ini, beberapa diantaranya menguasai ilmu perlindungan dengan cahaya putih yang setidaknya bisa melindungi dari serangan gaib. Namun, belum ada bukti kalau ilmu itu benar-benar bisa melindungi mereka sepenuhnya. Bisa saja, serangan gaib menembus berbagai lapisan perlindungan yang mereka buat, tergantung siapa yang menjadi tujuannya.

Wang Lian melirik Li Ning, perempuan cantik yang saat ini sudah sah menjadi istrinya. Dan dia yakin banyak sekali pemuda yang merasa sakit hati karena dia berhasil menikahi sang primadona. Tapi, Wang Lian yakin kalau ketua sekte Naga Hitam pasti memiliki tujuan tertentu dengan pernikahan ini. 

“Aaarght!”

Di tengah suasana yang kacau, dan awan pekat yang masih menyelimuti bumi terdengar raungan dari salah seorang yang berada di kediaman Sekte Naga Hitam.

“Tolooong!”

****

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bea Abineno
ya ampun siapa yang diserang
goodnovel comment avatar
Hedi Rachdiana
pembukaan yang bagus
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status