Share

Pergi Ke Lembah Bambu

Wang Lian tidak melihat ke arah Li Ning yang tidak meneruskan perkataannya. Karena saat ini mereka sudah kembali berada di tengah-tengah para tamu undangan yang mulai beranjak pulang, dan sebelumnya mereka memberikan ucapan selamat dan mendoakan kebahagiaan Wang Lian dan Li Ning.

"Cukup diam, dan pasang senyum bahagia. Dan kau tunjukan senyumanmu itu kepada Tuan Muda sekte Salju. Agar dia melupakanmu," bisik Wang Liang kepada Li Ning.

Karena memang selama ini semua orang tahu kalau Li Ning dan Tuan Muda Sekte Salju memiliki hubungan yang cukup dekat. Bahkan kabar yang beredar pun mengatakan kalau mereka akan melangsungkan pernikahan. Namun, siapa sangka kalau ketua Sekte Naga Hitam malah menikahkan putrinya dengan muridnya sendiri.

"Dasar bedebah tidak tahu diri!" gerutu Li Ning kesal.

Acara yang akhirnya menjadi sedikit berantakan karena kondisi alam yang secara tiba-tiba membuat mereka panik itu akhirnya selesai. Semua tamu akhirnya meninggalkan paviliun Naga Hitam dan memberikan ucapan selamat atas pernikahan Wang Lian dan Li Ning. Termasuk Tuan Muda Sekte Salju, Xu Ming. Namun, bukan selamat yang dia berikan tapi sebuah ancaman kepada Wang Lian.

“Jangan merasa bangga, aku akan merebutnya darimu!” bisik Xu Ming. Tatapan mata Xu Ming begitu tajam saat menatap Wang Lian. Dia terlihat seperti menyimpan dendam yang besar karena Wang Lain telah menikahi kekasih hatinya.

Wang Lian tidak menjawab, dia hanya memberikan seulas senyum kepada Xu Ming. Dan sudah pasti hal itu membuat Xu Ming semakin meradang, apalagi saat melihat tatapan penuh cinta dari Li Ning untuknya. Rasanya Xu Ming ingin segera merampas Li Ning dari tangan Wang Lian.

Hingga saatnya makan malam tiba di keluarga pimpinan sekte Naga Hitam. Dan seperti biasa mereka akan menghabiskan makan malam bersama dengan meja kecil berada di hadapan masing-masing. Namun, anehnya hanya ada tiga meja disana. Itu membuat Wang Lian bingung.

Saat Wang Lian masih berdiri dalam diam, tiba-tiba sebuah suara merdu keluar dari mulut Li Zhan, ibu mertuanya.

"Tidak ada meja untukmu disini, kau silakan makan bersama para pelayan!" ucap ibu mertuanya sambil memandang tajam ke arah Wang Lian.

"Baik, Bu," jawab Wang Lian pelan.

"Panggil saya nyonya, saya tidak sudi dipanggil ibu oleh kamu, saya jijik," kembali hinaan terlontar dari bibir mertuanya.

Wang Lian hanya diam dan mengikuti apa kemauan dari mertuanya. Dia tidak akan melawan, walaupun dia harus sekuat tenaga menahan sesak di dadanya.

Malam pertama yang harus dilalui oleh Wang Lian dan Li Ning. Kalau pengantin pada umumnya mereka akan menghabiskan malam pertama ini dengan berbagi kehangatan. Tapi, tidak dengan keduanya. Saat ini Li Ning duduk di pinggir jendela kamarnya yang dibiarkan terbuka, sedangkan Wang Lian hanya berdiri menatap sang istri dengan mata tidak berkedip.

"Ayah mengatakan kalau kau memiliki sesuatu yang berharga. Tapi, aku hanya melihat sampah pada dirimu!" ujar Li Ning akhirnya memecah kesunyian kamar itu.

"Apa?"

"Kau yang memilikinya, mengapa malah bertanya! Siapa kau sebenarnya?" tanya Li Ning penasaran.

"Bukannya kau sudah tahu siapa aku? Aku adalah Wang Lian, murid rendahan yang tidak dibutuhkan di Naga Hitam," jawab Wang Lian pelan.

"Semua orang sudah tahu siapa aku. Bahkan seluruh anggota sekte menyebutku 'Si Bodoh', apalagi yang mau kau ketahui?" tanyanya.

"Kenapa kau mau menikah denganku?" selidik Li Ning.

"Aku tidak mungkin menolakmu. Bahkan semua orang ingin mempersuntingmu, apakah aku harus menyia-nyiakan kesempatan untuk menikahi dengan gadis pujaan semua lelaki? Ini adalah kesempatan, seorang yang tidak berguna memiliki istri yang hebat," jawab Wang Lian dengan santai.

"Dan sekarang tujuanku dengan pernikahan ini menjadi sebuah ambisi. Aku menginginkan kekuatan dan kekuasaan karena aku adalah menantu dari Ketua Sekte dan juga merupakan penerus Sekte ini," lanjut Wang Lian.

Li Ning semakin tersulut emosi dengan apa yang dikatakan oleh Wang Lian. Bahkan hingga saat ini, Li Ning belum menemukan sesuatu yang berharga seperti yang dikatakan Li Fang kepadanya.

"Apa yang kau miliki?" tanya Li Ning lagi. Dia sedang berusaha untuk mengorek informasi dari Wang Lian agar dia segera menemukan kelebihan Wang Lian, tujuannya agar dia memutuskan untuk membunuh Wang Lian atau mempertahankan sebagai suaminya. Li Ning tidak akan tinggal diam dengan pernikahan ini.

"Tidak ada!"

"Dasar tidak berguna! Mengapa aku bisa memiliki suami seperti ini! Sebaiknya kau pergi!" usir Li Ning kepada Wang Lian saking kesalnya. Bahkan Li Ning mendorong tubuh Wang menggunakan kekuatan spiritualnya saking kesalnya.

"Berapa banyak ilmu yang kau kuasai hingga kau berani bermimpi untuk meneruskan sekte ini? Kau terlalu tinggi bermimpi!"

"Hanya ilmu dasar, karena aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk naik tingkatan," jawab Wang Lian.

"Ya, karena kau bodoh!"

Wang hanya menghela nafas berat, karena memang seperti itu. Sejak dia bergabung di sekte Naga Hitam, pemimpin sekte tidak pernah memberikan dia kesempatan untuk mempelajari ilmu lainnya selain ilmu dasar. Ketua Sekte tidak mengizinkannya untuk belajar lebih baik. Dia hanya diperlakukan seperti pelayan.

"Tuan Wang Lian, anda dipanggil oleh Tuan Li Fang.” Suara seorang pelayan di luar ruangan memanggil Wang Lian.

Wang Lian mengernyitkan keningnya, dia heran entah untuk apa lagi Li Fang memanggilnya. Namun, dia tidak bisa membantah dan segera menemui Tuan Li Fang di ruang pribadinya.

"Tuan, Wang Lian datang menghadap."

"Masuklah!"

Didalam ruangan itu, Wang Lian melihat sang mertua sedang duduk di depan sebuah meja dengan tungku api yang menyala di sebelahnya. Sepertinya beliau sedang menghangatkan tubuhnya.

"Pergilah ke Lembah Bambu, temui pemimpin sekte Merak Emas. Dan belajarlah disana ilmu pengendali iblis," ujar Li Fang setelah beberapa saat menatap Wang Lian dengan tatapan tajam.

Wang Lian terkejut bukan main, sekte yang dimaksud memanglah sekte kecil. Tapi, mereka terkenal dengan ilmu pengendali iblis, dan itu bukanlah hal yang mudah dipelajari. Akan butuh waktu yang lama, bahkan sampai puluhan tahun. Sedangkan saat ini dia sudah menikahi Li Ning. “Apakah dia mengusirku?"

“Mengapa?” tanya Wang Liang akhirnya memberanikan diri bertanya kepada sang mertua.

“Pergilah besok pagi sebelum fajar menyingsing, dan Li Ning tetap tinggal disini! Sekarang silakan keluar!” ujar Li Fang yang mengabaikan pertanyaan dari Wang Lian.

****

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bea Abineno
astaga .....pernikahan seperti apa ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status