Share

14 - Utang

DIHINA MISKIN KARENA MOTOR JADUL PADAHAL PUNYA SHOWROOM MOBIL

Hari-hariku di kampung memang tak seindah yang kubayangkan. Namun lama-lama aku juga sudah kebal dengan aneka sindiran dan cibiran. Anggap saja semua adalah camilan yang akan mengidealkan badan.

Aku heran, padahal mereka juga melihat usahaku laris dan banyak paket yang terkirim setiap harinya, tapi tetap meremehkan. Bahkan menganggap usahaku itu untungnya tak seberapa. Jadi, habis untuk kehidupan sehari-hari karena Mas Huda pengangguran.

Aku memang tak mengizinkan siapa pun kredit gamis yang kujual. Kapok rasanya pernah kreditin barang dulu bukannya untung justru zonk. Aku pun malas menagih, yang ada justru seperti pengemis. Lebih galak mereka dibandingkan penjualnya.

Otomatis mereka makin kesal. Sering menyindir bahkan menuduhku macam-macam, sesuai prasangka mereka sendiri. Ah, entahlah.

Ribet ternyata hidup di kampung. Meski kekeluargaannya cukup erat tak seperti di kota yang cenderung individualis, tapi di sini salah se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Menuk Umamussyafaah
bagus ceritanya beda tdk cinta2an terus.cerita2 sehari hari
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status