Share

17 - Warisan

"Mas, kamu dengar sendiri cerita Gala sama Gina, kan?" Mas Huda mengangguk pelan. Kedua matanya masih tak lepas dari layar ponselnya.

"Terus gimana? Aku tahu Mbak Sinta nggak akan pernah menyerah sebelum keinginannya terwujud."

"Maksudmu?"

"Iya begitu. Dia mempermasalahkan soal rumah ini, kan? Kalau kita terus diam, justru dia yang akan bergerak. Menggunakan berbagai cara agar kita tak hanya diam saja menerima semua fitnahannya."

"Terus kita harus gimana? Rumah ini hak ibu, bukan hak dia juga bukan hak kamu, kecuali ibu sudah memberikan wasiat khusus. Kamu bilang aja sama ibu, kalau kita nggak akan mengusik rumah ini, Sayang."

"Udah, Mas. Tadi pagi aku juga udah bilang begitu, tapi Mbak Sinta nggak akan percaya omongan kita."

"Habis maghrib nanti, kita ke rumah Mbak Sinta dulu, gimana? Besok sore kita kan ke Jakarta. Setidaknya kita sudah berusaha membicarakan masalah ini sama Mbak Sinta, supaya dia nggak koar-koar di luar sana."

"Iya, Mas. Nanti aku ngomong sama ibu dulu. Emm ... men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status