Share

Part 4. Wanita itu ternyata

"Aku tidak mabuk," bantah Kevin sebenarnya siapa wanita yang ada di depannya dan apa maunya Kevin menjadi penasaran dengan Endrea. 

"Bajumu bau alkohol," ucap Endrea. 

"Ah... sudahlah saya tidak punya waktu untuk meladeni anak kecil sepertimu," geram Kevin dengan mendorong tubuh mungil Endrea. 

"Heh setidaknya kamu bisa lebih sopan," teriak Endrea sebelum Kevin masuk ke dalam mobilnya. 

"Kenapa kamu mencampuri urusanku hah, apakah kamu cucunya?" tanya Kevin dengan sombong. 

"Iya aku cucunya, memang kenapa?" tanya Endrea dengan nada menantang. 

"Kalo begitu kamu harus ganti rugi," ketus Kevin.

"Ganti rugi." ucap Endrea mengulangi perkataan Kevin. 

"Apa aku tidak salah mendengarnya. yang salah itu anda berkendara dengan keadaan mabuk seharusnya kamu yang meminta maaf, kalo tidak Aku bisa saja melaporkanmu ke pihak kepolisian," bisik Endrea ditelinga Kevin.

Kevin yang merasa kalah berdebat dengan gadis itu memilih untuk meminfa maaf "Maafkan saya Pak tadi saya sedang terburu-buru," ucap Kevin kemudian membuka pintu mobilnya. 

Kepalanya sedikit pusing karena terlalu banyak minum, kevin memijit pelan pangkal hidungnya Kevin memaksakan dirinya untuk mengendarai. Endrea melihat dari kaca mobil Kevin tengah memijit pelan pangkal hidungnya Endrea mengetuk pelan mobilnya. 

Kevin melihat ke arah luar dan melihat wajah imut Endrea yang sangat dekat dengannya, hanya ada kaca mobil sebagai pembatas "Ada apa?" tanya Kevin dan membuka jendelanya. 

Triing... Triing... 

Ponsel milik Kevin berdering "Halo.. ada apa?" tanya Kevin ketika teleponnya sudah tersambung.

Endrea tidak tahu pasti apa yang dikatakan orang diseberang sana, tapi Endrea yakin itu bukan kabar baik terlihat dari berubahan raut wajah kevin.

Kepala Kevin menjadi semakin pusing, setelah mendengar kabar dari Papanya yang terus mendesak untuk merestui pernikahannya.

'Kenapa hanya nikah dan nikah terus yang Papa pikirkan, apa Papa tidak memikirkan bagaimana perasaan Mama diatas sana,' batin Kevin tangannya mencengkeram kemudi. 

"Saya bisa Membawa mobil, jika anda tidak keberatan saya bisa anda ke rumah," ujar Endrea siapa tahu Kevin mau diantar olehnya. 

Kevin menatap Endrea cukup lama, melihat dari atas sampai bawah tidak ada salahnya untuk mengiyakan kepalanya saat ini semakin sakit.

"Baiklah saya akan menerima tawaran anda, antar saya ke alamat ini," pinta Kevin dan memberikan selembar alamat hotel terkenal disana kepada Endrea. 

Kevin keluar dari mobilnya dan membuka pintu bagian tengah, sebelum masuk ke dalam mobil Kevin melihat ke arah Pak Dimas dengan tatapan tajam.

"Maafkan istri saya, Tuan," ucap Paman Dimas dengan menunduk, Kevin mengangguk sebagai jawabannya.

Melihat Endrea menjauh dari mobilnya Kevin mengeluarkan ponselnya dan memotret Endrea, kemudian mengirimkan pesan ke orang kepercayaannya untuk mencari tahu idetitas Endrea.

Endrea berjalan ke arah Paman Dimas, mendengar Pamannya memanggil pemuda itu dengan sebutan Tuan.

"Mengapa Paman memanggilnya Tuan?" bisik Mira ditelinga Paman Dimas.

"Sebenarnya pemuda itu, Anak dari bos paman." jawab Paman Dimas. 

Endrea mengangguk mengerti kemudian pamit ke Paman Dimas, Endrea berjalan ke arah mobil Kevin dan masuk ke dalamnya,  Endrea menjalankan mobilnya dengan perlahan.

Endrea melihat alamat hotel yang diberikan Kevin sungguh anak orang kaya pikir Endrea. hotel ini adalah hotel bintang lima hanya orang tertentu yang bisa memasukinya, Endrea melihat Kevin dari spion meski Kevin selalu melihat keluar Endrea dapat melihat dari pancaran matanya Pria itu sedang sedih. 

"Apakah ada masalah?" tanya Endrea yang tidak bisa membendung rasa penasarannya. 

"Bukan urusanmu," jawab Kevin ketus. 

Endrea tidak bertanya lagi dirinya memilih untuk diam, satu jam kemudian mobil mereka sudah sampai diloby hotel.

"Sampai," ucap Endrea ke arah Kevin. 

Endrea keluar dari mobil begitu juga dengan Kevin. 

"Apakah kamu ingin menemaniku makan siang?" tanya Kevin dan mencodongkan wajahnya ke arah Endrea. 

"Tidak, terimakasih." jawab Endrea kemudian berlari meninggalkan loby hotel. 

Karena uang yang Endrea pegang sekarang tidak cukup untuk membayar taksi, jadi Endrea berjalan ke arah halte bus dan menunggu disana. disaat dirinya sendirian pikiran tentang meninggalnya Adelard dan juga mengetahui Papanya sudah meninggal kembali berputar dipikirannya. Endrea mulai menangis tersedu-sedu disana. 

Endrea tidak menyadari ada seorang yang melihatnya dari tadi, dia adalah Kevin Lii jaraknya tidak jauh dari Endrea. Kevin mengejar Endrea ingin menanyakan siapa nama gadis itu. 

Siapa yang akan menyangka gadis yang terlihat begitu ceria di depan banyak, orang tapi menyimpan banyak luka dihatinya pikir Kevin lii. 

Sudah lama menangis Endrea mengusap air matanya dan bertepatan dengan itu ada bus yang lewat Endrea langsung masuk ke bus dan duduk dibagian tengah. 

Setelah Endrea sudah tidak telihat lagi Kevin kembali ke hotel masuk ke lift dan menekan tombol lima belas, pintu lift terbuka Kevin turun dan masuk ke dalam kamarnya ada ranjang dan juga televisi yang serba king size, Kevin berjalan ke arah sofa warna abu yang lembut dan duduk disana. 

Kevin tidak ada niat untuk pulang ke rumah, karena jika dirinya pulang Papanya pasti akan terus membicarakan masalah pernikahan yang keduanya, itu sangat menyebalkan pikir Kevin. 

Karena pusing Kevin tertidur disofa, Kevin terbangun karena mendengar dering telepon. 

 

Tanpa melihat siapa yang meneleponnya Kevin langsung mengangkatnya "Halo..." ucap Kevin.

Mendengar perkataan lawan bicaranya Kevin langsung duduk "Aku akan sampai tiga puluh menit lagi." ujar Kevin dan langsung mematikam sambungan teleponnya.

Kevin langsung berganti baju mengambil kunci mobil Kevin mengendarai mobolnya dengan kecepatan sedang. tiga puluh menit kemudian Kevin sudah sampai di Kafe tempat mereka janjian Kevin yang melihat orang suruhannya sudah menunggunya langsung menghampirinya.

Kevin duduk disana dan berkata "Jadi apa yang kamu dapatkan?" tanya Kevin. 

Orang suruhan Kevin langsung membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah foto keluarga, ada seorang gadis yang duduk ditengah kedua orang tuanya usia gadis itu sekitar delapam belas tahun. 

Kevin menautkan kedua alisnya, Kevin tidak tahu apa yang dimaksud dengan foto itu. 

"Jadi gadis itu bernama Endrea Kim penerus ketiga yang sah atas harta keluarga Kim, tapi gadis itu tidak mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya, Endrea diusir dari rumah keluarga Kim karena perbuatan Ibu tirinya dan saudara tirinya, membuat gadis ini bekerja dengan keras untuk membiyayai hidup dan juga kuliahnya kemarin dirinya baru saja kehilangan pacarnya, dan yang paling mengejutkan adalah gadis ini juga calon saudara tiri Tuan, itu yang saya dapat Tuan" jelas orang suruhan Kevin. 

Mendengar perkataan yang terakhir mata Kevin langsung melotot, jadi gadis yang malang itu calon saudara tirinya batin Kevin. 

"Apa pekerjaan Endrea?" tanya Kevin. 

"Dia sebagai pelayan direstoran milik Pak Arga ini alamatnya." jawab orang itu dan memberikan nama lengkap restoran tempat Endrea bekerja. 

"Bagus terimakasih kerjamu sangat bagus kali ini," Kevin mengeluarkan amplop coklat dari dalam jasnya dan memberikan kepada orang itu.

Orang itu menerimanya "Terimakasih Bos, saya pamit dulu." pamit Pria itu dan langsung pergi dari hadapan Kevin. 

"Tunggu Aku gadis kecil, Aku akan membantumu mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapatkan," gumam Kevin, bibirnya terangkat saat melihat foto Endrea yang tadi pagi dirinya Ambil.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status