"Saya... Saya...." Endrea menghentikkan ucapannya saat sebuah tangan kekar menggengam tangannya.
Endrea melihat ke arah Kevin kemudian mengibaskan tangannya dengan berkata "Tidak usah pegang-pegang," ujar Endrea kemudian meletakkan tangannya diatas pangkuannya.
Kevin yang tidak pernah ditolak oleh seorang wanita hatinya merasa sakit apa lagi penolakan itu tepat di depan Pamannya, sedangkan Arya tersenyum melihag bagaimana cara wanita itu memperlakukan keponakannya.
"Saya Endrea Kim," ucap Endrea dengan lantang.
Arya cukup terkejut mendengar marga wanita yang ada di depannya sekarang, apa wanita ini adalah darah daging kandung Abraham Kim setahu Arya Abraham hanya memiliki satu anak kandung.
"Jadi apa yang kamu inginkan?" tanya Arya dengan menurunkan sebelah kakinya.
"Gini Paman meski Endrea saudara tiri yang bisa dibilang sangat jauh denganku, tapi Aku ingin Paman membantunya agar dia mendapatkan apa yang seharusnya,"
"Endrea Kim," teriak seorang wanita dengan pakaian kantornya berdiri di depan pintu yang digunakan untuk interview.Mendengar namanya disebut jantung Endrea berdetak lebih cepat dari sebelumnya, Endrea melihat ke arah Yuda yang juga sedang menatapnya."Semangat," ujar Yuda tanpa suara.Endrea mengangguk kemudian menghela nafasnya dan berkata "Saya," ujarnya dengan berdiri menghampiri wanita itu."Ikuti Aku ya," ucap wanita itu ramah dan ngan menepuk pelan pundak Endrea.Wanita itu membawa Endrea ke ruangan yang ditempatkan untuk interview calon karyawan baru, di dalam ruangan yang lumayan luas itu terdapat tiga orang yang tengah duduk dikursi, masing-masing memberikan jarak duduk dua diantaranya laki-laki yang sudah berumur diatas tiga puluh tahun dan terlihat sangat berwibawa.Satu wanita duduk ditengah-tengah wanita itu masih berumur dibawah tiga puluh tahun, disamping kiri terdapat meja panjang dan ada satu kaos se
Endrea memberanikan dirinya mengangkat kepalanya, dan semakin dibuat tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat.'Benar keluarga Bibi Liana memang berencana mnguasai semua harta milik Papa, bagaimana bisa Bibi menempatkan Nina sebagai direktur,' batin Endrea tangannya terkepal merasa tidak rela dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa selama ini dirinya hidup dengan susah payah diluar sana, sedangkan Nina yang hanya anak tiri bisa duduk manis dimeja sebagai direktur diperusahaan milik Papanya."Khemm...." Nina berdehem kemudian membenarkan letak duduknya dengan memajukan bagian dadanya yang besar."Jadi ini Endrea, bagaimana kalo menurutmu Yuana?" tanya Nina kepada Yuana."Hasil dari penilaian kami semuanya bagus Bu, dan kami sangat berharap Ibu Nina berkenan menerima Endrea bergabung diperusahaan ini," jawab Yuana panjang lebar.Nina mengangguk mengerti kemudian mengalihkan pandangan ke arah Endrea dengan kemudiam
"Mbak," teriak seorang dari luar Endrea langsung meletakan ponselnya di dalam tas, Eva memberi kode lewat tatapan matanya agar Endrea yang menghampiri wanita itu.Endrea langsung membuka pintu dan berlari ke arah wanita yang tadi memanggilnya kemudian berkata."Iya ada yang bisa saya bantu?" tanya Endrea dengan sopan.Wanita itu melihat Endrea dari atas sampai bawah "Apa kamu bekerja baru disini?" tanya wanita itu sedikit ketus dan tatapan matanya mengarah ke meja."Iya saya baru bekerja mulai tadi," jawab Endrea sopan."Oh kebetulan tadi Yuana memerintahkanku untuk memanggilkan pekerja baru, jadi cepatlah datang sebelum kamu dipecat, itu ruangan Yuana bekerja," ujar wanita itu dengan menunjuk ke ruangan yang ada disana.Endrea mengangguk kemudian berjalan ke arah ruangan Yuana, sementara itu diruangan tadi Eva melihat Endrea penuh dengan senyum jahat dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya Endrea, jadi dirinya t
Tok... Tok... Tok..."Yuana... Yuana...." teriak seorang diluar ruangan Yuana dibarengi dengan gedoran dipintu."Nina," ucap Yuana dan Endrea bersamaan.Yuana langsung memberikan tisu kepada Endrea untuk membersihkan sisa air mata yang masih ada di pipi dan memberikan kain lap, kemudian menyuruh Endrea untuk membersihkan meja panjang yang berada dibelakang Yuana."Masuk Bu," seru Yuana dari dalam.Tidak lama kemudian Nina masuk ke ruangan Yuana dan terkejut melihat keberadaan Endrea diruangan Yuana, tidak biasanya orang lain diijinkan masuk ke ruangan ini pikir Nina."Aku mau pergi sama Dodi nanti kalau ada yang nanya bilang saya tidak ada," ucap Nina setelah itu pergi meninggalkan ruangan Yuana dengan menghentakkan kakinya."Endrea sini," panggil Yuana setelah Nina sudah tidak terlihat lagi."Untuk hari ini cukup besok kamu bantu saya disini sama satu lagi kalau ada yang tanya kenapa kam
Sementara itu dinegara lain seorang pria tangannya terkepal rahangnya mengeras, pipinya merah karena marah dan giginya bergemelutuk, melihat kejadian Endrea dengan Yuda tadi.Dia adalah Kevin, dirinya merasa cemburu melihat Endrea jalan dengan lelaki lain.'Bukannya dia bukan siapa-siapa kamu, tapi kenapa kamu marah Kevin,' gerutu Kevin dengan memukul pelan kepalanya."Kevin ayo kita harus melakukan pemotretan kembali," teriak Arya yang sudah berdiri dibelakang Kevin.Tapi melihat keponakannya hanya terdiam, Arya menjadi penasaran apa yang sedang dilihat Kevin diponselnya, Arya sedikit terkejut saat melihat vidio wanita kemarin yang baru saja bertemu dengannya dengan pria lain yang sedang diputar-putar oleh Kevin."Kevin, dia sudah memiliki pasangan ternyata lebih baik kamu melupakannya, disini banyak wanita yang lebih seksi dan cantik dari dia," ujar Arya.Kevin yang terkejut mendengar suara pamannya langsung mematikan pon
'Apa Yuda sadar dengan ucapannya, apa dia sedang mengigau,' batin Endrea."Hah," kejut Endrea tanpa bisa lagi mengeluarkan kata-kata."Kenapa, apa tidak boleh seorang lelaki jatuh cinta pada seorang perempuan?" tanya Yuda lagi."Tidak, itu semua boleh saja tapi kenapa," Endrea tidak lagi melanjutkan kata-kata karena mendengar suara Eva."Endrea Ayo kita kembali ke kantor, lima menit lagi kita harus mulai bekerja," ajak Eva kemudian Endrea berdiri dan berjalan dibelakang Eva meninggalkan Yuda yang masih menatapnya dengan menggelengkan kepalanya.Endre dan Eva sama-sama sibuk kesana kemari karena eman orang itu membuat mereka berdua tidak bisa duduk walau cuma lima menit, sesekali Endrea akan dipanggil oleh Yuana yang membuat Eva cemburu kenapa Endrea bisa sedekat itu dengan Yuana sedangkan dirinya tidak.Sampai jam sudah menunjukan jam lima sore pekerjaan Endrea belum juga selesai, Endrea berjalan menghampiri Eva
'Tunggu aku besok pagi aku akan pulang,' isi pesan yang dikirim oleh orang tidak di kenal, Endrea berusaha mengabaikan pesan itu tapi kepalanya selalu memikirkan isi pesan itu, siapa orang ini mengapa mempunyai nomor ponselku.Itu adalah pesan yang ditulis oleh Arya, meski terlihat Kevin sudah melupakan Endrea tapi tidak dirinya, Arya sudah berjanji untuk membantu Endrea sampai mendapatkan apa yang menjadi miliknya jadi dirinya tidak bisa lupa, tentu untuk mendapatkan nomor Endrea tidak sulit baginya.Hari berganti minggu sudah satu minggu Kevin berada di negeri orang dan selama satu minggu itu, dirinya sudah mulai melupakan Endrea semua itu juga karena terhasut ucapan Pamannya.Besok pagi Kevin dan Pamannya berencana untuk kembali ke indonesia, Kevin mulai sibuk memasukkan semua barang bawaannya ke dalam koper.Sementara itu di dalam kamar Endrea tengah berbahagia karena mendengar bahwa Kevin akan kembali ke indonesia, Endrea masih mengira pesan it
"Endrea, kita bertemu lagi disini," teriak seorang pria dari arah belakang Endrea,dengan ragu Endrea membalikkan tubuhnya dan matanya melebar melihat pria yang sedang berdiri dibelakangnya."Pak Arya," ujar Endrea setengah tidak percaya, dimana Kevin kenapa dia hanya sendiri dengan membawa tas yang lumayan besar dipunggungnya, Endrea mengira tas itu berisi peralatam untuk memeotret."Iya, bagaimana kabarmu?" tanya Arya basa basi."Baik, emmm dimana Kevin?" tanya Endrea awalnya dirinya ragu tapi rasa penasaran itu lebih besar."Ohh... kamu ingin bertemu dengan Kevin bukan denganku, datang malam ini ke klub ini," perintah Arya dengan memberikan alamat klub malam terbesar dikota.Endrea menerima itu dan langsung meninggalkan Arya masuk ke dalam angkot, kebetulan dengan dirinya menerima alamat itu angkot tujuan ke rumah Paman Dimas datang.Arya melihat Endrea penuh dengan kekaguman pantas saja keponakannya dibuat jatuh ci