Part 5
"Tunggu Aku gadis kecil, Aku akan membantumu mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapatkan," gumam Kevin, sebelah bibirnya terangkat saat melihat foto Endrea yang tadi pagi dirinya Ambil.
Pagi ini Endrea membantu Bibi Mun masak, sebenarnya Bibi Mun sudah menolaknya tapi Endrea bersikeras membantu.
"Endrea tolong antar ini ke meja makan ya, sebentar lagi Paman akan keluar," perintah Bibi Mun tangannya menunjuk ke mangkok yang berisi sup.
"Iya Bi," jawab Endrea kemudian melakukan apa yang seharusnya.
Tidak lama kemudian Paman Dimas keluar dari kamar dan duduk dikursi.
"Endrea," panggil Paman Dimas.
"Iya Paman, ada apa?" tanya Endrea saat dirinya sudah kembali dari dapur, dan duduk dikursi yang ada disana.
"Tadi Tuan Kevin telepon ke Paman, dan meminta paman untuk mengantarkanmu ke rumahnya," jelas Paman Dimas.
"Apa... kenapa harus aku datang ke sana Paman?" tanya Endrea, dirinya masih belum mengerti apa mangsud pemuda kemarin memintanya untuk datang ke rumahnya.
"Apa kamu melakukan kesalahn kemarin?" tanya Paman Dimas dengan menatap Endrea.
Endrea menggeleng, kemarin dirinya hanya mengantarnya sampai hotel setelah itu dirinya pergi jadi aku tidak melakukan kesalahan bukan pikir Endrea.
Mereka bertiga sarapan dengan diam, selesai sarapan Paman Dimas mengajak Endrea untuk tetap ikut bersamanya. meski keberatan Endrea tidak ingin membuat Paman Dimas jadi sulit jadi dirinya tetap ikut dengan Pamannya.
Setengah jam kemudian mobil yang dikendarai Paman Dimas berhenti di depan rumah dengan dua lantai, tidak terlalu besar dan rumah ini terlihat begitu sepi seperti tidak ada yang tinggal di dalamnya.
Endrea melihat ke arah Paman Dimas yang sedang menelepon seseorang dan sedikit menjauh darinya, Endrea tidak tahu apa yang dibicarakan Pamannya tapi Paman Dimas menganggukkan kepalanya.
Pak Dimas berjalan ke arah Endrea dan berkata "Endrea ini rumah Tuan Kevin dan dia sudah menunggumu di dalam, maaf Paman hanya bisa mengantarmu sampai disini," jelas Paman Dimas.
"Iya Paman." jawab Endrea.
Pak Dimas meninggalkan Endrea disana sendiri, cukup lama Endrea berdi diri disana dirinya ragu untuk masuk ke dalam sekali lagi Endrea melihat ke sekeliling rumah.
'Rumah ini benar-benar seperti tidak berpenghuni,' batin Endrea.
Endrea melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, tangannya memegang knop pintu yang tidak terkunci.
"Permisi apa ada orang di dalam." teriak Endrea, Suaranya menggema diseluruh ruangan membuat bulu kuduk endrea berdiri.
"Masuk saja ke dalam saya ada di ruang makan!" teriak seorang pria dari dalam rumah, memgejutkan Endrea yang masih berdiri diambang pintu.
Endrea membiarkan pintunya terbuka siapa tahu nanti ada orang jahat di dalam, jadi Endrea bisa langsung lari keluar tanpa harus susah payah membuka pintunya.
Endrea masuk ke ruangan yang terlihat seperti ruang makan ada empat kursi yang melingkari meja bundar, terdapat meja bar dipojok samping kanan ruangan dengan berbagai fasilitas memasak.
"Endrea Kim!" teriak seorang yang sudah berdiri di belakang Endrea.
Endrea yang terkejut langsung berbalik, dan mendapati Kevil Lii sudah berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di dada.
Endrea menghela nafas panjang "Kamu hampir membuatku terkena serangan jantung," gerutu Endrea.
Kevin berjalan dan duduk ke salah satu kursi yang ada disana "Duduk," perintah Kevin.
Endrea memajukan bibirnya dan menghentakan kakinya "Sebenarnya maumu apa, siapa dirimu mengapa kamu memintaku untuk datang kesini?" tanya Endrea dengan perasaan sebal karena melihat wajah Kevin yang terlihat begitu santai.
"Duduk!" perintah Kevin lagi dengan nada yang dibuat setegas mungkin.
Endrea menuruti perkataan Kevin dan duduk dikursi yang menghadap ke Kevin, ada dua pelayan yang mengantarkan minuman.
Sebelah alis Endrea terangkat dirinya bingung. ada banyak pelayan di rumah ini mengapa membiarkan dirinya masuk sendiri tadi, bukankah jika ada tamu satu pelayan akan menjemputnya dan mengantarkan ke Tuan Rumah pikir Endrea.
"Ada apa?" tanya Kevin yang melihat tatapan Endrea terpaku ke dua pelayan tadi.
"Tidak ada." jawab Endrea kemudian mengalikan tatapannya ke arah Kevin.
"sebenarnya kamu siapa?" tanya Endrea.
'Kenapa Dia tahu namanya apa Paman Dimas yang memberitahunya,' batin Endrea.
"Aku Kevin Lii." jawab Kevin tangannya terulur ke arah Endrea.
Endrea yang melihat itu menyambut tangan Kevin dan langsung melepasnya, Kevin hanya tersenyum melihat tingkah Endrea.
"Kevin... Kevin sepertinya Aku tidak kenal denganmu," ucap Endrea, pikiranya berusaha keras memikirkan nama Kevin, siapa tahu Kevin ini teman sekolahnya.
"Iya Aku tahu kamu tidak mengenalku, begitu juga denganku yang tidak mengenalmu." jawab Kevin kemudian menyeruput minuman miliknya.
"Kalo begitu aku harus pergi untuk bekerja, aku tidak punya waktu untuk meladeni orang yang tidak aku kenal," ucap Endrea kemudian dirinya berdiri, tapi tidak jadi pergi saat tangannya dipegang oleh Kevin.
"Lalu ada keperluan apa kamu memintaku datang kesini?" tanya Endrea dan menatap Kevin dengan bingung.
"Tapi sebentar lagi kita akan saling mengenal dan akan menjadi saudara," ujar Kevin tangannya mengambil roti dan melahapnya.
Endrea semakin dibuat bingung dengan perkataan Kevin "Apa mangsudmu, coba jelaskan lagi aku masih belum mengerti, mengapa kamu akan menjadi saudara tiriku. bagimana bisa?" tanya Endrea.
"Papaku akan menikahi Mamamu bulan depan, itu berarti kita menjadu saudara kan?" tanya Kevin.
Pikiran Endrea melayang pada perkataan Bibi Mun kemarin, jadi benar Bibi Liana akan menikah lagi itu artinya dirinya akan memiliki banyak saudara tiri, Endrea memijat pelipisnya yang terasa pusing.
"Lalu apa urusannya denganku?" tanya Endrea punggungnya disandarkan ke kursi.
"Tentu itu akan menjadi masalah untukmu, kamu keturunan yang sah ke tiga kekayaan Kim. kamu akan mrmbiarkan orang-orang itu menikmati apa yang seharusnya kamu miliki," ujar Kevin yang merasa tidak rela, separuh hatinya mengatakan kasihan kepada gadis yang ada di depannya.
"Bukankah Aku sudah tidak memiliki hak, saat Papaku mengusirku dari rumah itu dan memberi surat agar aku tidak mendapatkan hartanya sepeserpun dan Aku menandatanginya," jelas Endrea ke Kevin.
"Tentu kamu bisa mendapatkannya kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu," ucap Kevin dirinya kembali tersenyum saat seorang terlitas dipikirannya.
Dia pasti bisa membantunya pikir Kevin.
Mendengar perkataan Kevin membuat Endrea tersenyum dirinya merasa mendapatkan cahaya ditengah lorong kegelapan yang begitu panjang, itu artinya rencana untuk balas dendam semakin dekat dengannya saat harta itu sudah kembali ditangannya.
Endrea menatap balik mata Kevin "Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Endrea ke Kevin.
"Sebentar." jawab Kevin kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja.
Kevin mengetik beberapa pesan kemudian mengirimkan kepada seorang, tidak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi Kevin tersenyum senang saat melihat balasan dari orang itu.
"Nanti temani Aku makan malam, Aku akan mempertemukanmu dengan seorang," ujar Kevin, dirinya berdiri dan berjalan ke arah Endrea.
"Ikut Aku." Kevin langsung menarik tangan Endrea fan membawanya ke lantai dua.
Kevin dan Endrea berdiri di depan pintu kamar, Kevin mengambil kunci yang ada dilaci dan membuka kamar itu, mata Endrea langsung melotot melihat isi kamarnya.
Kevin dan Endrea berdiri di depan pintu kamar, Kevin mengambil kunci yang ada dilaci dan membuka kamar itu, mata Endrea langsung melotot melihat isi kamarnya. "Ini apa?" tanya Endrea yang melihat isi kamarnya penuh dengan perlengkapan wanita, ada ranjang king size warna abu ditengah ruangan ada juga televisi yang besar dan sofa. masuk ke dalam ruangan dibalik dinding televisi terletak lemari dengan berbagai perlengkapan wanita dari kepala sampai kaki semuanya ada, dan semua barang-barang bermerek. "Ini untukmu, karena Paman Arya mau membantumu jadi penampilanmu harus memukau saat bertemu dengannya nanti malam," jelas Kevil Lii.Endrea melihat isi kamar dengan tatapan kagum, meski dulu dirinya anak orang kaya tapi belum pernah merasakan fasilitas semewah ini. Triinng... Triingg...Ponsel Kevin berdering, nama Papanya terpampang dilayar depan dengan malas Kevin mengangkat sambungan teleponnya. "Halo... Pa," ucap Kev
Endrea," suara bariton memanggil namanya, Endrea memalingkan wajahnya ke arah suara."Ada apa Emue?" tanya Endrea kemudian berjalan ke arah Emue yang sedang berdiri disamping lemari sepatu yang terletak disamping pintu masuk.Lemari sepatu dilengkapi dengan pintu kaca jadi tidak perlu membukanya untuk melihat sepatu di dalamnya, dari sepatu sampai heals dari toko-toko bermerek semuanya ada disana."Ayo Endrea pilih terserah kamu mau pakai yang mana, aku mau lihat tas disana" ucap Emue kemudian dirinya pergi ke lemari tas dan meninggalkan Endrea disana.Endrea melihat ke arah Emue kemudian berpindah lagi ke tempat sepatu, mata Endrea langsung tertuju ke arah sepatu kats warna putih dengan merek terkenal Endrea membuka pintu lemari dan mengambil sepatu itu."Aku mau pakai yang ini saja Emue," ucap Endrea, Emue yang sedang berdiri di depan lemari tas langsung memalingkan wajahnya dan melihat ke arah sepatu yang
"Saya... Saya...." Endrea menghentikkan ucapannya saat sebuah tangan kekar menggengam tangannya.Endrea melihat ke arah Kevin kemudian mengibaskan tangannya dengan berkata "Tidak usah pegang-pegang," ujar Endrea kemudian meletakkan tangannya diatas pangkuannya.Kevin yang tidak pernah ditolak oleh seorang wanita hatinya merasa sakit apa lagi penolakan itu tepat di depan Pamannya, sedangkan Arya tersenyum melihag bagaimana cara wanita itu memperlakukan keponakannya."Saya Endrea Kim," ucap Endrea dengan lantang.Arya cukup terkejut mendengar marga wanita yang ada di depannya sekarang, apa wanita ini adalah darah daging kandung Abraham Kim setahu Arya Abraham hanya memiliki satu anak kandung."Jadi apa yang kamu inginkan?" tanya Arya dengan menurunkan sebelah kakinya."Gini Paman meski Endrea saudara tiri yang bisa dibilang sangat jauh denganku, tapi Aku ingin Paman membantunya agar dia mendapatkan apa yang seharusnya,"
"Endrea Kim," teriak seorang wanita dengan pakaian kantornya berdiri di depan pintu yang digunakan untuk interview.Mendengar namanya disebut jantung Endrea berdetak lebih cepat dari sebelumnya, Endrea melihat ke arah Yuda yang juga sedang menatapnya."Semangat," ujar Yuda tanpa suara.Endrea mengangguk kemudian menghela nafasnya dan berkata "Saya," ujarnya dengan berdiri menghampiri wanita itu."Ikuti Aku ya," ucap wanita itu ramah dan ngan menepuk pelan pundak Endrea.Wanita itu membawa Endrea ke ruangan yang ditempatkan untuk interview calon karyawan baru, di dalam ruangan yang lumayan luas itu terdapat tiga orang yang tengah duduk dikursi, masing-masing memberikan jarak duduk dua diantaranya laki-laki yang sudah berumur diatas tiga puluh tahun dan terlihat sangat berwibawa.Satu wanita duduk ditengah-tengah wanita itu masih berumur dibawah tiga puluh tahun, disamping kiri terdapat meja panjang dan ada satu kaos se
Endrea memberanikan dirinya mengangkat kepalanya, dan semakin dibuat tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat.'Benar keluarga Bibi Liana memang berencana mnguasai semua harta milik Papa, bagaimana bisa Bibi menempatkan Nina sebagai direktur,' batin Endrea tangannya terkepal merasa tidak rela dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa selama ini dirinya hidup dengan susah payah diluar sana, sedangkan Nina yang hanya anak tiri bisa duduk manis dimeja sebagai direktur diperusahaan milik Papanya."Khemm...." Nina berdehem kemudian membenarkan letak duduknya dengan memajukan bagian dadanya yang besar."Jadi ini Endrea, bagaimana kalo menurutmu Yuana?" tanya Nina kepada Yuana."Hasil dari penilaian kami semuanya bagus Bu, dan kami sangat berharap Ibu Nina berkenan menerima Endrea bergabung diperusahaan ini," jawab Yuana panjang lebar.Nina mengangguk mengerti kemudian mengalihkan pandangan ke arah Endrea dengan kemudiam
"Mbak," teriak seorang dari luar Endrea langsung meletakan ponselnya di dalam tas, Eva memberi kode lewat tatapan matanya agar Endrea yang menghampiri wanita itu.Endrea langsung membuka pintu dan berlari ke arah wanita yang tadi memanggilnya kemudian berkata."Iya ada yang bisa saya bantu?" tanya Endrea dengan sopan.Wanita itu melihat Endrea dari atas sampai bawah "Apa kamu bekerja baru disini?" tanya wanita itu sedikit ketus dan tatapan matanya mengarah ke meja."Iya saya baru bekerja mulai tadi," jawab Endrea sopan."Oh kebetulan tadi Yuana memerintahkanku untuk memanggilkan pekerja baru, jadi cepatlah datang sebelum kamu dipecat, itu ruangan Yuana bekerja," ujar wanita itu dengan menunjuk ke ruangan yang ada disana.Endrea mengangguk kemudian berjalan ke arah ruangan Yuana, sementara itu diruangan tadi Eva melihat Endrea penuh dengan senyum jahat dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya Endrea, jadi dirinya t
Tok... Tok... Tok..."Yuana... Yuana...." teriak seorang diluar ruangan Yuana dibarengi dengan gedoran dipintu."Nina," ucap Yuana dan Endrea bersamaan.Yuana langsung memberikan tisu kepada Endrea untuk membersihkan sisa air mata yang masih ada di pipi dan memberikan kain lap, kemudian menyuruh Endrea untuk membersihkan meja panjang yang berada dibelakang Yuana."Masuk Bu," seru Yuana dari dalam.Tidak lama kemudian Nina masuk ke ruangan Yuana dan terkejut melihat keberadaan Endrea diruangan Yuana, tidak biasanya orang lain diijinkan masuk ke ruangan ini pikir Nina."Aku mau pergi sama Dodi nanti kalau ada yang nanya bilang saya tidak ada," ucap Nina setelah itu pergi meninggalkan ruangan Yuana dengan menghentakkan kakinya."Endrea sini," panggil Yuana setelah Nina sudah tidak terlihat lagi."Untuk hari ini cukup besok kamu bantu saya disini sama satu lagi kalau ada yang tanya kenapa kam
Sementara itu dinegara lain seorang pria tangannya terkepal rahangnya mengeras, pipinya merah karena marah dan giginya bergemelutuk, melihat kejadian Endrea dengan Yuda tadi.Dia adalah Kevin, dirinya merasa cemburu melihat Endrea jalan dengan lelaki lain.'Bukannya dia bukan siapa-siapa kamu, tapi kenapa kamu marah Kevin,' gerutu Kevin dengan memukul pelan kepalanya."Kevin ayo kita harus melakukan pemotretan kembali," teriak Arya yang sudah berdiri dibelakang Kevin.Tapi melihat keponakannya hanya terdiam, Arya menjadi penasaran apa yang sedang dilihat Kevin diponselnya, Arya sedikit terkejut saat melihat vidio wanita kemarin yang baru saja bertemu dengannya dengan pria lain yang sedang diputar-putar oleh Kevin."Kevin, dia sudah memiliki pasangan ternyata lebih baik kamu melupakannya, disini banyak wanita yang lebih seksi dan cantik dari dia," ujar Arya.Kevin yang terkejut mendengar suara pamannya langsung mematikan pon