Share

BAB. 3 Hampir Saja

"Ha-ha-ha-ha! Dasar pecundang!" 

Lalu salah satu dari bodyguard itu, masuk ke dalam gudang itu.

"Silakan lakukan, semaumu!" Seru yang lainnya. Namun dia terlihat sedang menelpon seseorang saat ini.

Cyra yang sedang menangis langsung kaget saat ada seorang pria bertubuh tegap dan berisi masuk ke dalam ruangan itu.

"Tuan, apakah Anda datang untuk mengeluarkan saya dari tempat ini?" Tanyanya, penuh harap.

Namun sang bodyguard tersebut tidak menyahut. Dia fokus melihat wajah berantakan dari Cyra yang semakin membuat hasratnya naik ke angkasa tinggi.

"Nona Cantik. Aku tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkanmu dari ruangan ini. Tapi aku akan memberimu satu kenikmatan yang tiada tara dan mungkin tidak akan Anda lupakan selamanya, Nona!"

"Anda mau ngapain! Jangan mendekat!" Namun bodyguard itu tidak menggubris perkataan Cyra. Dia mulai menanggalkan pakaian yang melekat di tubuhnya, satu per satu.

"Nona, tolong bekerja samalah. Biar Anda juga merasakan kenikmatan."

"Tidak, jangan lakukan ini kepada saya, Tuan. Saya gadis baik-baik!" Isaknya, semakin menjadi-jadi.

Langkah Cyra terus mundur sampai tubuhnya terbentur tembok, tidak ada lagi jalan untuk lari. Sementara tubuh tegap itu terus saja maju. Dia mulai melepas resleting celananya, dan ingin segera

menyerang Cyra.

Namun satu gedoran dari arah pintu gudang itu mengagetkan keduanya.

Wajah beringas Felix terlihat menyeramkan. 

"Tu ... tuan," seru sang bodyguard, dengan wajah pucat pasi.

"Apa yang Lo lakukan bajingan!" Setelah berkata begitu, dia pun segera menghampiri bodyguard itu dan menghajarnya habis-habisan. 

Cyra yang melihat kekejaman Felix menjadi sangat takut.

Dia bisa melihat tubuh kaku bodiguard itu bersimbah darah, tak berdaya di lantai gudang itu. 

"Bereskan kekacauan ini!" Serunya, kepada para anak buahnya.

"Dan buat Lo! Perempuan murahan! Gue akan membuat hidup Lo bagai di neraka mulai saat ini!"  Ujarnya menusuk sambil menatap wajah Cyra yang menangis tanpa suara.

"Bersihkan dia! Dan masukan ke salah satu kamar!" 

"Baik, Tuan Muda." Jawab, Bik Upik.

Felix langsung keluar dari ruangan pengap itu dan menuju ke dalam rumah tepatnya ke dalam ruang pribadinya.

Dia sangat lega, ternyata Mopi masih bisa diselamatkan. Akan tetapi anjing kesayangannya itu, memerlukan perawatan intensif saat ini, karena kedua kaki depannya mengalami patah tulang, dan salah satu harus diamputasi.

Anjing itu adalah pemberian seorang gadis bermata sendu yang pernah dia temui di suatu tempat, saat dirinya masih kecil.

Mungkin saja Felix sudah jatuh cinta dengan gadis itu. Karena sampai saat ini, dia masih berstatus jomlo.

Mami dan papinya, sampai kebingungan menghadapi sikap Felix yang selalu dingin terhadap wanita. Sudah banyak wanita yang dikenalkan oleh kedua orang tuanya kepadanya namun tidak ada satu pun yang mengena di hatinya. 

Sementara itu, Cyra di bawa oleh dua orang perempuan lainnya selain Bik Upik. Dirinya di bawa masuk ke dalam sebuah kamar yang terbilang sangat mewah.

"Duduklah dulu, Nona. Kami akan mempersiapkan perlengkapan mandi untuk Anda." Ujar Bik Upik, lalu berlalu dari situ.

Setelah semuanya sudah disiapkan, 

Mereka pun memanggil Cyra untuk masuk ke dalam toilet besar itu.

"Silakan masuk Nona, dan segera tanggalkan pakaian Anda." Ujar salah satu, dari mereka.

"Memangnya saya mau ngapain, Bik?" Tanyanya.

"Anda harus membersihkan diri Anda, Nona. Tuan Felix ingin menemui Anda. Jadi kami mohon kerjasamanya. Kami juga memiliki pekerjaan lainnya yang harus segera kami lakukan." Seru salah satu, dari mereka.

"Ta-pi bagaimana saya mau mandi, jika kalian masih di sini?"

"Baiklah, kami akan membalikkan badan." Seru Bik Upik, lalu memerintahkan kedua pelayan lainnya untuk membelakangi Cyra.

"Sial! Kenapa Papi dan Mami semakin mencampuri urusan pribadiku!" Ujarnya, marah.

"Tuan Muda. Tolong jaga emosi Anda! Ingat kata dokter." Seru Peter khawatir.

"Diam, Lo! Jika tidak bisa membantu gue!" Kesalnya.

Bagaimana Felix tidak marah. Minggu depan kedua orang tuanya yang selama ini tinggal di luar negeri akan kembali ke Indonesia dan berencana akan menjodohkannya dengan seorang wanita pilihan sang papi dan mami.

"Sial! Apa yang harus gue lakukan! Berpikirlah Peter!" Serunya, lagi.

Karena di desak terus oleh Felix. Tiba-tiba muncul ide gila dari dalam otak Peter.

"Tuan Muda, bagaimana jika Anda memanfaatkan wanita itu." Tutur, Peter.

"Perempuan yang mana maksud Lo, hah? Emangnya Lo pernah melihat gue selama ini bersama seorang wanita? Jangan ngaco Lo, kalau ngomong! Kepala gue sudah mau pecah karena memikirkan nasib Mopi. Jangan nambah, Lo!" Hardiknya, semakin marah.

"Tuan Muda, wanita yang saya maksud adalah wanita yang menabrak Mopi. Anda bisa memanfaatkan wanita itu untuk menjadi istri pura-pura, Anda. Setelah orang tua Anda percaya jika Anda sudah menikah. Anda bisa mencampakkan wanita itu. Tentunya setelah Anda mengambil keuntungan dari tubuhnya. Anggap saja Anda sedang membalaskan dendam Mopi kepadanya." Ternyata rencana gila Peter, langsung disambut antusias oleh Felix.

"Brilian! Ternyata otak Lo, pintar juga!" Serunya kepada Peter. 

"Gue setuju dengan ide, Lo! Siapkan semua dokumen pernikahan. Gue mau semua asli! Lo tahu kan jelinya kedua orang tua gue." Tutur Felix panjang lebar.

"Kapan semuanya dilakukan, Tuan Muda?" Tanya, Peter.

"Ya sekaranglah! Jangan sampai perempuan itu tahu jika dia sedang menandatangani dokumen pernikahan. Apakah Lo sudah mengantongi identitas wanita itu?" 

"Sudah, Tuan." Lalu Peter mengeluarkan KTP Cyra yang dia telah rampas dari dalam tas gadis itu.

"Ternyata Lo bisa diandalkan juga! Segera urus semua ke kantor catatan sipil!" Ujarnya sambil melempar KTP nya, di hadapan Peter.

Peter segera berlalu dari situ. Dan digantikan oleh Bik Upik yang masuk ke dalam ruang pribadi Felix.

"Tuan Muda, Nona Cyra sudah selesai kami bersihkan seperti keinginan Anda, Tuan."

"Antar jalang itu ke sini!" Hardiknya marah.

Felix membuka laci mejanya, lalu memegang beberapa lembar bukti foto-foto Mopi yang sedang terluka.

 "Nona, Tuan Felix ingin bertemu dengan Anda." Lalu kedua pelayanan itu setengah menyeret tubuh Cyra yang terlihat mulai berontak.

"Tolong lepaskan Aku! Aku tidak mau bertemu dengannya." Lirihnya, sedih.

"Bik, Bik Upik. Tolong lepaskan saya." Lirihnya sambil terus berontak.

"Nona, sebaiknya Anda menurut saja. Jangan semakin membuat Tuan Felix emosi." Ujar Bik Upik, bijak.

"Tapi Bik. A ... aku takut kepadanya. Aku sama sekali tidak pernah menyakiti anjing peliharaannya. Tolong kalian dengarkan penjelasanku dulu."

 Namun kekuatan tubuh Cyra sangat terbatas. Sejak tadi malam dia belum makan, demi menghemat uang belanja yang harus dia kirim tiap bulan kepada ibunya di kampung.

"Tuan Muda. Nona Cyra sudah datang." Ujar kedua pelayan itu. Sementara Bik Upik, terlihat mulai berjaga-jaga di depan pintu.

"Tinggalkan kami berdua!" Serunya dingin.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
ginare
next kk yuuu
goodnovel comment avatar
ZekWar
Keren.......
goodnovel comment avatar
Zekwar77
Lanjut.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status