Share

Delapan

"Apa katamu?"

Begitu kata itu terucap, Norman gemetaran. Cepat Mikail beranjak, lalu melemparkan gelas yang dipegangnya ke dinding. Tak sempat bagi Norman untuk bergidik, sebab Mikail langsung meraih lehernya dan mencekiknya.

"Pelayan di rumah ini banyak, bagaimana kalian bisa seteledor itu, hah?" bentak Mikail, matanya nyalang mengerikan.

Cekikan dari tangan kekar Mikail tak begitu kencang, sehingga Norman masih bisa sedikit bernapas, meskipun agak sulit untuk berbicara. "Ma... ma... maafkan saya... Tuan," jawabnya tercekat. "Saya akan memaksimalkan penjagaan."

Sayangnya, Mikail tak mudah dibujuk, ia belum puas jika kemarahannya belum dilampiaskan dulu, barulah ia menghempaskan Norman hingga terjungkal.

Mikail melirik dingin pada Norman yang tengah merangkak di bawah kakinya. "Pastikan bahwa hal itu bukan sekadar ucapan!"

Ancaman yang cukup membuat tubuh Norman menggigil di balik sikap dan ucapannya yang tenang. "Baik, Tuan."

Mikail mengibas-kibaskan tangannya, menyuruh Norman eny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status