Share

Bab 4 Pergi ke Perusahaan Lain

Nova sangat kecewa.

Dia mengerti maksud Brian.

Asalkan dirinya mengangguk, makan Brian tidak akan melarang.

Pria ini sama sekali tidak peduli dengan kepergiannya.

Dia tidak bermaksud seperti itu terhadap Stephen.

Jika pada masa lalu, dia juga akan menolak tanpa ragu-ragu.

Namun, hari ini tiba-tiba tumbuh semacam niat nakal padanya.

Dia tidak ingin seperti ini terus.

Tangannya mengelus perutnya secara refleks.

Dia tidak ingin mempergunakan anak ini untuk memaksa Brian bertanggung jawab padanya. Ini hanya sebuah permainan, sehingga tidak perlu dipertanggungjawabkan.

Lagi pula, dia juga tidak bisa memaksa pria seperti Brian.

Nova juga bukan mesti melahirkan anak ini.

Hanya saja, jika membuang anak ini, bagaimana dengan berikutnya?

Selama ini Brian benar-benar sedang menghindari kehamilan.

Dalam hal ini, dia sangat berhati-hati. Dia tidak memperbolehkan Nova hamil.

Sebab itu, setiap kali dia akan mengenakan kondom.

Kecuali terakhir kali pada bulan lalu, dia melakukannya dengan kejam, sehingga melepaskan kondom.

Namun, setelah selesai dia segera menyuruh Nova untuk menelan obat pencegah hamil.

Namun, obat pencegah kehamilan pun gagal menghalangi kedatang anak ini.

Dia tahu bahwa anak ini pasti tidak bisa dipertahankan.

Namun, siapa bisa menjamin bahwa setelah membuang anak ini dan kelak takkan hamil lagi?

Nova telah menghabiskan masa muda untuknya, sehingga tidak ingin menguras kesehatan tubuhnya juga.

Tabungan untuk biaya medis ibunya sudah cukup.

Dia juga bisa melihat kedinginan Brian.

Dia tidak ingin membuang waktu padanya.

Awalnya tidak bisa membuat keputusan.

Sekarang Brian sudah berkata seperti itu, maka Nova pun tidak ingin bertahan lagi.

Dia mendongak dan saling bertatapan dengan Brian. "Apa asalkan aku mengangguk, maka bisa ikut Pak Stephen pergi?"

Brian agak menyipitkan mata dengan kejam. "Kelihatannya, Bu Nova memang ada maksud seperti ini?"

Nova tersenyum masam dan mengatakan sesuatu yang tidak pernah dia katakan selama ini.

"Kalau tawaran dari Pak Stephen lebih baik, aku bisa mempertimbangkannya."

Terdengar bunyi "Plak!" Gelas bir di meja tiba-tiba disapu oleh kaki Brian.

Ruangan yang barusan tadi sangat ramai seketika menjadi senyap.

Mata Brian basah, tetapi mukanya tetap begitu dingin.

Akan tetapi, orang yang memahami kepribadiannya sangat jelas bahwa dia sudah marah.

"Ternyata sejak awal Bu Nova sudah berharap untuk pindah ke perusahaan lain?"

Usai berbicara, dia mencibir, "Kalau begitu, besok Bu Nova pergi urus administrasi resign saja."

"Baik." Nova mengiakannya sambil tersenyum, lalu berdiri.

"Selamat menikmati, Pak Brian. Aku agak lelah, jadi mau pulang dulu."

Nova tidak menoleh ke arah Brian lagi.

Dia takut begitu menoleh ke belakang, maka akan merasa tidak tega.

Bagaimanapun, sudah lama dia memendam perasaan pada pria itu.

Asalkan memberikan pandangan, maka akan membuat Nova berkorban deminya.

Malam ini Nova begitu bernyali, bisa dikatakan seketika dikendalikan emosi.

Namun, dia tidak akan menyesal.

Dia juga tidak akan memperbolehkan dirinya menyesal.

Dia tidak boleh membiarkan dirinya terjatuh padanya lagi, sedangkan Brian malah seperti seorang penonton yang menyaksikan dia terjatuh ke dalam jurang dan tidak bisa menyelamatkan diri.

Setelah Nova pulang, ruangan menjadi sangat senyap.

Ekspresi wajah Brian sangatlah dingin.

Stephen juga tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.

Simon menatap kakaknya dengan ketakutan. Sepertinya kali ini candaannya berlebihan.

Beberapa teman di sampingnya juga tidak berani bersuara.

Hanya selebriti yang duduk di samping Brian itu yang mengerti situasi dan ingin mempergunakan kesempatan ini untuk menggantikan posisi Nova.

"Pak Brian, gantikan saja wanita yang nggak menurut seperti itu."

"Pergi dari sini!" Terdengar suara dalam ruangan yang senyap.

Selebriti itu tercengang dan belum menyadarinya. "Kenapa marah pula ...."

"Pergi dari sini!" Selama ini Brian tidak menunjukkan emosinya di wajah, tetapi sekarang kedua matanya agak merah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status