Share

Bab 8 Melahirkan Anak Untukku

Setelah meninggalkan rumah sakit, ponsel Nova berdering.

Terdengar suara Cindy yang disertai kecemasan.

"Bu, ayahmu mencari masalah lagi di perusahaan. Kamu cepat ke sini, kalau Pak Brian ketahuan pasti murka lagi."

Nova mengerutkan kening dan mengakhiri panggilan dengan tergesa-gesa menuju perusahaan.

Begitu masuk ke aula resepsionis, langsung melihat Gary sedang duduk di sofa sambil merokok.

"Padamkan rokok."

Raut wajah Nova sangat muram.

Gary tersenyum. "Oke, aku turuti semua yang dikatakan putriku."

Nova merasa sakit kepala saat melihat dia seperti ini.

"Kita bicara di luar."

Nova membawa Gary ke sebuah kafe di lantai bawah perusahaan.

Baru masuk, Gary langsung tertawa.

"Sekarang putriku sudah sukses, sudah bisa keluar masuk ke tempat kelas atas seperti ini."

Nova menatapnya. "Kalau kamu nggak takut sama Brian, kelak bisa cari aku terus."

Gary mencibir. "Apa kamu sedang menakutiku? Apa Brian berhak mengaturku untuk mencari putriku?"

"Kamu boleh saja mencobanya, lihat bagaimana respons Brian. Jangankan salahkan aku nggak ingatkan kamu, kalau Brian murka, bukti sakit jiwa pun nggak berguna!"

Dulu setelah ibu Nova didorong oleh Gary dan mengalami kecelakaan mobil, Nova bertekad untuk memasukkannya ke sel.

Namun, entah dari mana Gary mendapatkan bukti sakit jiwa dan lolos dari hukuman begitu saja.

Justru karena itu, Nova sangat dendam padanya.

Saat melihat Nova tidak seperti lagi bercanda, Gary sontak marah.

"Kamu kasih aku uang, asalkan kamu kasih aku uang, aku nggak bakal ke sini untuk seumur hidup!"

"Aku nggak punya uang!" jawab Nova.

Akhir-akhir ini Gary kecanduan judi dan bukan satu kali meminta yang kepadanya.

Nova juga benar-benar tidak ada uang. Agar Gary tidak meminta uang padanya, dia menggunakan semua uangnya untuk membayar biaya medis ibunya.

"Bohong!" Gary membentak, "Kamu bekerja di perusahaan kelas atas seperti ini, bagaimana mungkin nggak ada uang?"

Orang-orang yang lalu lalang semua menoleh ke arah mereka.

Nova menahan amarah di dalam hatinya dan berusaha menenangkan hati dirinya.

"Apa kamu tahu berapa biaya medis ibuku sebulan? Sejak ibuku mengalami kecelakaan, apa kamu pernah memberikan satu sen untuk biaya medisnya? Kenapa kamu nggak merasa malu untuk meminta uang padaku?"

"Atas dasar apa aku membayar biaya medisnya?" Suara Gary sangat keras. "Dia bahkan nggak melahirkan anak untukku, masih berharap aku membayar biaya medisnya? Bermimpi!"

Nova menatapnya. "Kalau begitu, kenapa kamu minta uang padaku? Aku juga bukan anak kandungmu!"

"Kamu bermarga Jacklin, karena aku adalah ayahmu!"

Usai berbicara, Gary tiba-tiba teringat sesuatu dan tersenyum dengan cabul.

Dia meraih tangan Nova. "Nova, bagaimana kalau kamu melahirkan anak untukku? Asalkan kamu melahirkan anak untukku, aku pasti akan menjaga ibumu! Bagaimanapun, dia bakal menjadi mertuaku."

Nova merasa jijik dan menjauhkan diri darinya, lalu menamparnya.

Tidak sedikit orang yang lalu lalang di kafe.

Tamparan Nova ini sontak menarik perhatian semua orang.

"Murahan! Berani kamu menamparku!" Gary langsung mencengkeram kerah baju Nova, lalu menampar pada Nova.

Namun, tamparan ini gagal, karena seseorang meraih pergelangannya.

"Siapa yang campur tangan urusanku?"

Gary berteriak, lalu menoleh ke belakang dan bertatapan dengan Brian.

Saat melihat Brian, sekujur tubuh Gary bergetar.

Tatapan Brian sangat muram.

Pergelangan tangannya tiba-tiba mengerahkan tenaga, lalu Gary pun mengerang.

Brian membuang tangan Gary dengan ekspresi sinis.

"Pergi dari sini! Kelak kalau aku lihat kamu muncul di sekitar perusahaan lagi, bukan masalah satu lengan lagi."

Gary kesakitan dan wajahnya pucat, tetapi tidak berani berbuat apa-apa terhadap Brian.

Dia menahan sakit dan memelototi Nova sebelum pulang.

Kedua mata Nova agak merah dan dia berusaha menenangkan emosi dirinya.

"Terima kasih, Pak Brian."

Sekujur tubuh Brian memancarkan aura dingin dan berekspresi datar. "Biasanya dia pernah menyentuhmu di rumah?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status