My Psychopath Husband

My Psychopath Husband

By:  Ayjune  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
2.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Myra menikah dengan penulis novel misteri yang terobsesi dengan fantasinya sendiri yang membuat Myra terjebak dengan cinta sepihak. Regan, memiliki trauma masa lalu yang disebabkan oleh kematian orang tuanya. Ketakutannya akan orang-orang yang ingin membunuhnya membuatnya menjadi pribadi kejam. Sikapnya dingin terhadap istrinya, walaupun di balik itu semua, dia menyimpan perasaan luka yang mendalam dan hanya Myra yang mampu menyembuhkannya dan menghibur kesepiannya.

View More
My Psychopath Husband Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
9 Chapters
Prolog
Malam semakin larut dan angin kencang berembus menerbangkan partikel-partikel debu ke udara. Menggesek rerumputan dan menggoyangkan dahan-dahan pepohonanmenciptakan harmonisasi bertemankan sunyi yang mencekam. Pria mengenakan mantel hujan berwarna hitam itu menginjak-injak gundukan tanah yang terdapat di sebuah lahan kosong penuh ilalangberada di pinggir sebuah jalanan sepi. Karena tempatnya tertutupi oleh ilalang, tak ada yang akan melihat apa yang dilakukannya di sana. Terlebih karena sudah larut dan kondisi jalanan memang selalu sepi dan sunyi, karena daerah itu adalah tempat terpencil yang jarang dilalui oleh kendaraan. Pria bernama Regan itu terus menginjak-injakkan kakinya di gundukan tersebut guna memadatkannya supaya tak begitu kentara. Diambilnya bebatuan yang sudah disiapkannya, pun rumput-rumput guna menutupi gundukan tersebut. Setelah selesai, diambilnya sekop yang digunakannya untuk menggali kemudian berjalan ke mobil yang terparkir di pinggir j
Read more
Percobaan Ranjang
Hujan turun sangat deras pada pukul sembilan malam. Saat ini aku telah berada di depan pintu kamar Mr. Regan sambil  ragu-ragu ingin mengetuknya atau tidak. Aku takut mengganggu aktivitas Mr. Regan yang  sore tadi berpesan pada pelayan di rumah itu  bahwa ia tak bisa diganggu. Meski begitu aku sangat cemas Mr. Regan belum makan apapun sejak sore. Kini dari luar pintu itu yang terdapat kaca patri, aku dapat melihat Mr. Regan tengah berada di meja kerjanya sambil menghadap pada layar Laptop. Netra di balik kacamatanya tampak serius, membuatku bertambah ragu.Aku melihat nampan berisi makanan dan juga teh madu untuk menghangatkan tubuh Mr. Regan apalagi hujan begitu derasnya turun. Menikmati teh adalah cara paling jitu untuk membantu menyingkirkan penat. Aku berpikir beliau pasti sangat lelah karena harus menyelesaikan beberapa bab untuk novel terbarunya. Ya, Mr. Regan merupakan seorang novelis bertema misteri ternama yang kar
Read more
Pria itu gila? 18+
“Aku masih mempertanyakan alasanmu," ucapku ketika sesi sarapan bersama pagi itu.Setelah dikejutkan dengan apa yang aku lihat di layar Ms. Wordspikiranku mulai kacau diserbu berbagai macam hipotesis yang gila. Apakah dia menggunakanku demi kepentingan imajinasinya? Apakah dia benar-benar menuliskan tentang proses bagaimana dia akan membunuhku pada akhirnya? Apakah Mr. Regan adalah pria gila?Kupikir aku berhak mengajukan pertanyaan. Aku harus mengkonfirmasi bahwa aku hanya memikirkan hal konyol.Namun, sekian lama jeda waktu yang ada, tidak ada jawaban sepatahpun barangkali keluar dari bibir yang tadi malam menjamahku habis-habisan itu. Yang menciumku sangat menggebu, yang menyentuh setiap inci kulitku sampai merah-merah seperti habis disengat lebah.Aku menyentuh leherku yang masih nyeri di beberapa titik, lantas menyalahkan diri karena tak dapat mengumpat sebab aku tak memiliki nyali yang cukup untuk mengajukan pertanyaan kedua. Entah pemikiran absurd da
Read more
Ya. Dia memang gila
Tuan Regan baru kembali dari arah halaman belakang. Aku memperhatikannya dari rooftop saat mencari udara segar di pukul sepuluh pagi ini. Dia membawa bunga Lavender di tangannya. Aku bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan hari ini. Apakah dia akan mengurung diri di ruang kerjanya lagi? Aku menghela napas sambil melihatnya menghilang di balik pintu belakang. Lantas aku mengalihkan diri.  Kutatap pemandangan sekitar dan tiba-tiba mengingat apa yang dia lakukan padaku kemarin. Sejak saat itu, aku tidak berbicara dengannya. Aku akan makan kalau dia sudah selesai makan. Meskipun dia memang selalu mengabaikanku, bahkan ketika kami berpapasan bertemu di dapur ketika mengobrol dengan Bibi Claire, atau di ujung tangga ketika aku hendak naik ke kamarku. Ini sungguh menyebalkan. Aku sangat takut berhadapan dengannya.  Dan aku sungguh ingin bertemu ibuku. Ini seperti penjara yang sangat mengerikan dimana aku merasa aku tidak aka
Read more
Sebuah fakta
Pukul delapan malam. Aku hanya meringkuk di atas ranjang seusai kejadian di kamar mandi siang tadi. Bantal yang kugunakan basah oleh air mata dan rasanya mataku perih karena tak bisa berhenti menangis. Kudengar pintu kamarku diketuk, dan hal itu membuatku terkejut. Seketika melihat ke arah pintu dengan tatapan ngeri. "Nyonya." Aku menghela lega. Ternyata suara Lena. "Ya?" jawabku lemah sambil kembali menempelkan pipi ke bantal lembab. "Saya boleh masuk? ada perintah dari Mr. Regan." Mendengar namanya saja membuat moodku bertambah turun. Sejak tadi terus-menerus terjebak overthinking, lantaran aku merasa sudah tak berguna. hidupku yang tumbuh dan dibesarkan oleh orang tuaku terasa sia-sia. Dua puluh tiga tahun yang indah itu, runtuh di bawah kuasa seorang pria berhati dingin berkepala batu. Berjiwa kejam dan tidak berperikemanusiaan. Oh, yeah dan dia adalah seorang maniak."Masuklah," jawabku pada akhir
Read more
Hukuman
Jalanan yang kami lalui sama mengerikannya dengan kesunyian yang Mr. Regan ciptakan. Aku tak punya minat sama sekali untuk membuka pembicaraan. Terlebih tidak ada topik yang menarik untuk dibahas dengannya, sebab segala hal dimulai dari pertemuan kami adalah hal yang sama sekali tak menyenangkan untuk dibicarakan. Termasuk pada bayang-bayang omongan Lena.Rasanya begitu dingin di sini padahal penghangat menyala dengan semestinya. Lalu, kuputuskan untuk melihat di sekitar, sebagai upaya mengalihkan diri dari perasaan tak enak. Tetapi, aku tak dapat menemukan apapun selain pepohonan pinus tua yang diselimuti kegelapan malam. Batang-batang pohonnya membuatku membayangkan tentang sesuatu yang akan muncul dari sana. Perlahan aku teringat tentang kisah yang selalu dibicarakan oleh nenekku dahulu sebelum tidur. Meskipun bukan cerita pengantar tidur yang menyenangkan karena ini adalah cerita tentang mahluk penghuni pohon
Read more
Tersiksa
From Lucas : Ini aku Lucas. aku meminta nomermu dari ibu. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu karena aku akan selalu membantumu.Sebuah notifikasi pesan masuk dari nomer tidak dikenal sebelumnya membuatku terkejut. Namun, ketika aku membaca isinya, mendadak hatiku merasa sedikit lega. Entah kenapa begitu, tapi aku memang selalu menginginkan seseorang membantuku mengatasi kekesalan atau apapun jenisnya. Kami sudah kembali dari pesta setelah tiga puluh menit di sana tanpa apapun yang berarti. Hanya mengakibatkan aku kembali pada situasi menyebalkan di mana Mr. Regan bersikap seperti semuanya adalah salahku. "Aku sudah memperingatkanmu tentang Lucas," ucap Mr. Regan memecah hening. Aku menoleh padanya kesal setelah menyimpan kembali ponselku ke dalam tas kecil yang kugunakan. "Ini semua juga salahmu,"balasku. Dia diam dan aku juga diam. Kami terjebak di lautan sunyi ke sekian di dalam mobil yang mel
Read more
Malam indah
Sejak kejadian di malam itu, Mr. Regan bersikap lembut padaku seperti apa yang telah dia katakan sebelumnya. Meski tanpa bicara sama sekali pun, dia tetap akan mengajakku menghabiskan waktu. Mulai dari sarapan pagi, membiarkan aku duduk di kamarnya dan melihatnya membaca buku, memeriksa barang-barangnya termasuk mencoba Teleskopnya meskipun itu adalah siang hari yang terik dan waktu yang aneh untuk melihat bintang. Hari berikutnya kami duduk di bangku pinggir kolam tanpa mengatakan apapun. Mr. Regan membaca buku favoritnya, dan aku kikuk di sampingnya membisu seperti ranting pohon yang kaku. Sesekali hanya memperhatikannya dan merenungkan beberapa hal. Lalu, karena Mr. Regan memiliki tiga ekor kuda, aku menemaninya memberi makan binatang-binatang itu di kandangnya. Aku selalu mengekorinya di belakang, seperti seorang pengamat pria berkacamata tersebut. Matahari terbit, matahari terbenam, malam berlalu, pagi pun datang. Detik ke menit yang merangkak pada akhirnya menghanta
Read more
Menyebalkan
Sial, adalah yang kurasakan ketika tak sengaja tersandung kaki sendiri saat hendak menyusul Mr. Regan  yang melangkah cepat di depanku. Aku tersungkur dengan lutut dan kedua tangan  mendarat di tanah lembab. Pria dingin itu menoleh ke belakang sambil memberikan tampang datar bertanya, “Apa kau ingin menangkap kodok?”Aku menatapnya sebal seraya mendesis, kemudian perlahan duduk sambil membersihkan telapak tanganku yang kotor.  Rasanya lumayan sakit. Apa aku terlihat sedang mencari kodok? kesalku. Mempertanyakan isi kepalanya. Namun, dia hanya melejitkan bahu lalu berbalik meninggalkanku tanpa perasaan. Oke baiklah. Begini awal mula kenapa aku bisa mengekorinya di jam  5 pagi kala matahari belum terbit. Dimana dedaunan musim semi masih sangat lembab oleh embun, dan kabut masih sedikitnya melingkupi pemandangan. Ternyata, selama ini Mr. Regan suka pergi ke suatu tempat kala hari masih gelap, sambil membawa kamera dan seb
Read more
DMCA.com Protection Status