Share

My Mate is a Wolf
My Mate is a Wolf
Author: Emily Septiana

Bab 1

"Bagaimana ini, Ayah? Aku tidak mau mati!" Teriakan para penduduk manusia serigala itu membuat suasana semakin kacau. Mereka berlarian, mencari tempat yang aman. Juga para orang tua melindungi anak mereka, itu yang utama.

North Land awalnya adalah pulau serigala yang damai dan tenang. Tidak ada perpecahan.

Hingga sebuah hal yang tidak diinginkan itu terjadi. Bangsa vampire di Cadhia Averlands itu tidak sengaja masuk ke North Land. Membuat kekacauan di mana-mana.

"Raja Serigala, tolonglah kami! Bantu pecahkan masalah ini!" teriak salah satu pengawal istana.

Raja Serigala pun diam tak berkutik. Melihat kekacauan di negaranya itu. Sesekali melirik ke Ratu Serigala yang tidak bisa berbuat banyak.

"Apa yang kau pikirkan, Wahai Ratuku? Dapatkah kau mencari solusi tentang ini? Keamanan bangsa kita perlu diperketat. Bagaimana bisa bangsa vampire masuk ke wilayah manusia serigala?" tanya Raja Serigala. Sang ratu hening sesaat, dia menoleh ke pelayan pribadinya.

"Aku tidak bisa berbuat apa-apa, Wahai Suamiku. Semuanya di luar kendali dan begitu tiba-tiba. Aku hanya berharap bantuan para dewa," jawab sang ratu.

Terdengar keras suara meja yang dipukul itu. Raja marah, dia merasa istrinya ini tidak berguna. Dengan tatapan tajam dan memerah, serta kuku-kuku tajam, dan rahang mengeras, Raja Serigala hendak menerkam ratunya itu.

Ratu Serigala bersiaga, dia langsung berlindung di belakang pengawalnya.

"Apa yang ingin kau lakukan, Raja?"

"Kau tidak berguna! Sebagai ratu, seharusnya kau bisa berpikir! Bagaimana nasib rakyat kita? Apa kau ingin ras manusia serigala punah?!" bentak Raja Serigala membuat istrinya itu ketakutan.

Selena langsung bertekuk lutut, meminta ampun. Namun, sayang sekali, emosi sang raja tidak bisa dikendalikan. Dia memerintahkan para pengawalnya untuk membawa Selena ke ruangan khusus. Di sana Selena akan dibiarkan sendiri, tanpa teman. Dilepas begitu saja tanpa kepastian.

Selena memohon untuk terakhir kalinya. Dia melemah, tak sanggup melawan besarnya kekuatan pengawal raja. Tentu saja! Sang raja telah mencabut kekuatan dalam Selena. Dia kini tak lebih dari seorang manusia serigala biasa tanpa kekuatan.

Di ruangan sempit itu, Selena meringkuk dalam diam. Dalam hati memanggil nama sang kekasih. Tidak, bukan Raja Serigala, melainkan orang lain.

Dengan tekad kuat, Selena berubah menjadi serigala dan berusaha keluar dari celah yang amat sempit. Hampir putus asa, tetapi mengingat nama sang kekasih, dia tak mau menyerah begitu saja. Ia mengembuskan napas lega ketika berhasil keluar dari sana.

"Ah, sakit sekali." Ada beberapa luka di tubuh Selena, lumayan dalam dan tentu menyakitkan. Dia tidak peduli, langsung berlari mencari keberadaan James di tengah peperangan ini.

Berkali-kali Selena dipanah, dilempari batu, diinjak sana-sini, tetapi dia berhasil menyelamatkan diri. Dalam keputusasaannya itu, seorang pria datang menarik tangannya ke suatu tempat. Setidaknya mereka aman dari peperangan.

"James?! Kaukah itu? Syukurlah, aku kira kau sudah ma—"

James meletakkan jari telunjuknya di bibir Selena. Sepasang kekasih itu saling berpelukan. Mereka jarang bertemu karena aturan istana yang sangat ketat.

"Aku baik-baik saja, Sayang, tetapi bagaimana denganmu? Begitu banyak luka di sini, bagaimana kau bisa keluar istana?" Pertanyaan dari James membuat air mata Selena luruh seketika.

"Sang raja mengurungku di sebuah ruangan karena aku tidak bisa membantunya. Dia sangat jahat, James. Aku semakin membencinya! Dia egois dan selalu menyakiti hatiku," jelas Selena.

"Dasar tidak punya hati! Jangan-jangan dia juga mencabut kekuatan dalammu?" Selena mengangguk lemas, membuat amarah James menjadi-jadi.

"Sudahlah, Sayang. Lupakan tentang dia. Yang penting sekarang kita sudah bersama. Justru aku senang, aku bebas. Kita bisa pergi dari sini dan hidup bahagia!" ucap Selena dengan mata berbinar.

Namun, tidak dengan James. Raut wajahnya muram, dia khawatir tentang sesuatu.

"Diamlah di sini dulu, aku akan pergi mengambil obat. Kau sangat lemah karena kekuatan dalammu dicabut. Jangan banyak bergerak," pinta James dingin. Selena menatap nanar, dia heran melihat perubahan sikap kekasihnya itu.

Tak lama kemudian, James datang membawa obat-obatan herbal. Selena dibaringkan. Luka-luka itu lumayan dalam. Darah terus mengalir, sempat membuat James panik. Namun, Selena meyakinkan, itu hanya luka kecil.

"Aku takut kalau Raja Serigala menemukanmu di sini. Pasti kau akan dihukum sangat berat. Hubungan kita akan diketahui olehnya. Aku tidak bisa membayangi hal itu. Sangat mengerikan," ucap James meluapkan isi hatinya.

Selena mendengkus kasar. Sebenarnya tentang sang raja, sudah tidak ada kepedulian lagi. Tidak ada rasa sama sekali. Yang ada hanya benci dan ingin berpisah saja, tapi keadaan tidak memungkinkan.

"Dosa yang aku lakukan ini memang sangat besar, Sayang. Aku selingkuh, bermain di belakang raja. Kekasihku adalah seorang manusia biasa. Jika suatu saat nanti hubungan gelap ini diketahui olehnya, aku siap menerima semua konsekuensi itu. Yang penting, kita bisa bersama untuk sementara ini. Sampai waktunya tiba, aku tidak akan lari." Selena menitihkan air mata lagi, membuat James semakin tak tega.

"Kau sudah terlalu banyak berkorban, Sayang. Jangan melakukan hal bodoh lagi demi cinta kita. Kembalilah ke istana, lakukan tugasmu sebagai ratu. Jangan mengorbankan diri demi aku," lirih James.

"Apa yang kau maksud, Sayang? Aku tidak mau kembali ke sana lagi! Lebih baik aku mati daripada harus kembali sebagai seorang ratu." Selena menolak kasar, terlalu banyak trauma dan rasa sakit yang dia terima.

Sejak kecil, Selena lebih suka kehidupan normal layaknya manusia biasa. Bermain, berburu, dan bersenang-senang tanpa harus memikirkan banyak hal. Sayang sekali, dia dipaksa menjadi Ratu Serigala sesuai permintaan mendiang ayahnya. Raja Serigala yang sekarang ternyata orang yang bengis dan tidak berperasaan.

Itu sebabnya Selena tidak mempunyai anak dengan raja itu. Dia selalu menolak.

"Baiklah jika itu yang kau mau. Aku akan menjagamu sekuat tenaga, jangan sampai kita diketahui orang istana. Ayo, kita pergi dari sini. Ke rumahku," ajak James.

Mereka pergi diam-diam, berusaha agar tidak dilihat siapapun. Rumah James cukup jauh, Selena sampai kelelahan dan tak sanggup berjalan lagi. James pun menggendong Selena hingga sampai ke rumahnya di tengah hutan.

Napas Selena terengah-engah. Lukanya kembali terbuka. James pun merobek kain bajunya dan dijadikan perban.

"Tunggu di sini, ya. Aku akan pergi berburu mencari makanan untukmu." James izin pamit. Selena tak khawatir ditinggal sendiri karena sudah pasti aman. Dia hanya perlu beristirahat.

"Inilah sumpahku, Wahai Raja. Aku tidak akan pernah kembali menginjakkan kaki ke istana. Selama ini, kau selalu memperlakukanku semena-mena. Lebih baik aku menjadi manusia biasa, tak punya gelar bangsawan. Aku membencimu, Raja! Semoga kau cepat mati dan digantikan oleh orang lain!"

Tak lama kemudian, petir bergemuruh. Selena terkejut karena tadi cuaca masih sangat cerah. Dia pun keluar dan memeriksa, ternyata hujan darah.

"Apa ini darah para rakyatku?"

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status